[33] Kacau

27K 1.4K 31
                                    

Aroma alkohol dan rokok yang saling berbaur menyeruak ketika pintu utama terbuka. Raka mengeratkan jaketnya, memasuki ruangan minim cahaya dengan perasaan campur aduk. Menajamkan penglihatannya, Raka mencari Putra. Suara DJ yang memainkan musik terasa tuli ditelinga Raka.

Ketika Raka sudah sampai di meja bar, seseorang menepuk pundaknya,

"Raka.." Putra tersenyum singkat, seakan mengerti dengan tatapan Raka yang menunjukan kecemasan, "dia dikamar mandi."

***

Penyinaran yang berada di toilet berbanding terbalik dengan ruangan inti. Kedua tangan Gadis menyangga di wastafel, tubuhnya menghadap cermin --memantulkan bayangannya sendiri yang terlihat memuakkan.

Seragam yang ia kenakan sudah terbuka semua kancingnya, memperlihatkan kaus putih yang dikenakannya. Noda berwarna kuning cerah mengenai seragam Gadis hingga menimbulkan bau yang membuat siapapun pusing.

Gadis menghisap benda yang sedari tadi berada diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. Pemberian dari seseorang yang sekarang sedang berada di toilet.

"Mau lagi?"

Suara itu membuat Gadis memutar tubuhnya pelan. Rasa pusing langsung menyerang kepalanya. Pandangannya menjadi tak jelas --namun ia tau bahwa suara itu adalah milik seseorang yang memberi Gadis rokok.

"Mau lagi?" Ulang laki-laki yang berumur sekitar kepala tiga, "ikut gue."

Posisi Gadis yang sama sekali tak mempunyai energi membuat dirinya diam saja ketika laki-laki didepannya ini menarik tangannya.

Cewek itu berjalan terseok-seok, sambil sesekali menghisap benda berbentuk silinder itu.

Laki-laki yang berada di samping Gadis tersenyum picik. Kedua kakinya melangkah terburu-buru meninggalkan kamar mandi. Namun, belum sempat dirinya berbelok, seseorang meninju pipinya dan membuat laki-laki itu tersungkur, begitupun Gadis yang berada di genggamannya.

"Bangsat!" Raka mencengkeram kuat-kuat kerah laki-laki itu, "Lo buta?! Dia cewek, anjing!"

Raka melayangkan bogem mentah hingga mengenai pangkal hidung laki-laki itu. Rintihan yang keluar dari mulut Gadis karena cewek itu membentur keras dinding tak dia pedulikan.

Sedangkan laki-laki yang berada dibawah Raka hanya meringkuk. Tidak bisa membalas karena dia sendiri dalam posisi tidak siap.

"Lo ngapain dia aja bangsat?!" Raka membenturkan kepala laki-laki itu ke ubin, suasana sunyi lorong kamar mandi membuat mengakibatkan suaranya menggema sampai ujung. "JAWAB ANJING?!"

"Ngg --nggak," Melihat tatapan nyalang yang diberikan Raka membuat laki-laki itu menciut, "nggak saya apa-apain."

Kali ini Raka mendorong laki-laki itu hingga kepalanya membentur pot disudut ruangan.

"Inget umur." Kata Raka dingin, berisi ketegasan dan peringatan disana.

Memastikan Laki-laki itu tidak akan mengambil tindakan, Raka mengalihkan pandangan. Tatapannya tertuju ke arah Gadis yang kedua matanya sudah terpejam. Mungkin tidak sadarkan diri.

Goblok banget jadi cewek!

Raka mendengus, kaki kanannya menginjak puntung rokok yang letaknya tak jauh dari tempat cewek itu berbaring. Lalu, setelahnya, satu tangannya ia letakkan dibawah leher cewek itu, dan tangan lainnya dibawah lutut Gadis, mengangkat dengan hati-hati.

THE MOST WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang