[26] Dini Hari

29.6K 1.7K 17
                                    

     Jam menunjukkan pukul 00.32 ketika cewek berambut hitam legam itu menapakkan kaki di marmer hitam keabuan. Rasa dingin yang menyeruak dari kaki ke seluruh tubuh membuatnya meringis sendiri.

     Kulkas dua pintu dibuka oleh Gadis, kemudian cewek itu memilih minuman rasa coklat. Dia butuh sesuatu yang bisa mengenyangkan perutnya, sehingga itu memudahkannya untuk tidur. Maka dari itu ia memilih susu kotak.

     Setelah pintu kulkas tertutup, Gadis memilih duduk sebentar di kursi tinggi ruang makan, membuat kaki yang hanya di balut celana sepaha menggantung. Oh iya, Gadis juga tidak menghidupkan lampu, sehingga penerangan hanya berasal dari lampu tengah.

     Gadis bertopang dagu, cewek itu memainkan kotak susu yang isinya tinggal setengah. Dan yang ia rasakan adalah, tidak ber-efek apa-apa. Meskipun perutnya sudah terisi, tapi cewek itu belum ngantuk sama sekali. Kenapa bisa begini? Padahal, cewek itu paling gampang kalau disuruh tidur.

     "Sumpah gue pengen tidur," Gadis menarik kelopak matanya, "ini kenapa juga gak ngantuk sama-sekali."

     Tidak biasanya Gadis akan merasakan insomnia seperti ini. Dia jadi teringat dengan Diva, sahabatnya yang satu itu memang sering insomnia. Katanya, penyebab salah satunya karena memiliki banyak pikiran. Gadis memutar bola matanya, mengingat bahwa dia tidak banyak pikiran kok. Cuman ya, capek aja gitu.

     Dan ya, salah satu mengatasinya, pastikan perut terisi. Mungkin benar, karena sedari tadi siang, cewek itu belum menelan sesuap nasi, jadi ya ia nggak bisa tidur karena kelaperan. Mau masak nasi pun dia juga nggak bisa, mau pesan pun ini juga udah malam. Ada yang punya tips lain?

     Suara saklar yang di tekan membuat Gadis menoleh bertepatan dengan lampu yang menyala terang, cewek itu terkesiap. Parno.

     "Lo nggak tidur?"

     Suara serak milik seseorang yang tak perlu lagi dipertanyakam membuat Gadis langsung membuang kotak susu ke tempat sampah. Cewek itu tidak mau menatap ataupun menoleh. Karena...dia, tidak bisa.

     "Dis?" Panggil Raka yang sepertinya juga tidak bisa tidur karena kantung mata cowok itu terlihat.

      Mendengar, tapi cewek itu masih belum mau berkutik, dia justru melompat dari kursi dan menuju wastafel untuk mencuci tangan. Dia pun bingung cuci tangan karena apa.

     Iris tajam Raka tak bisa lepas dari Gadis. Apakah cewek itu marah? Bukankan dia bilang sendiri kalau dia tidak akan menyesal nantinya?

     Raka mengernyit ; Padahal cuman gue cium, kenapa dia lebay gitu sih?

     Gadis sudah selesai. Lalu mengeringkan tangannya di bawah alat pengering otomatis. Niatnya setelah ini ingin ke kamar : mau tidur atau pun enggak, pokoknya ya harus di kamar.

     Kakinya perlahan bergerak menuju pintu keluar dari dapur. Melewati Raka yang bersandar pada kusen pintu. Gadis tak menunduk, cewek itu hanya lurus kedepan dengan tangan yang ia masukkan di kedua saku baju tidurnya.

     "Lo bisa masak apa gitu nggak? Gue yakin lo juga laper." Raka menahan cewek itu dengan menyentuh pundaknya.

***

     Kalian tahu apa yang dirasakan Raka setelah sore tadi ia melakukan hal yang seharusnya tak ia lakukan?

     Dia merasa seperti cowok ter-brengsek di dunia karena seperti tidak memilik etika.

     Kalau jujur, ini adalah pertama kalinya Raka mencium perempuan. Dan faktanya, perempuan itu adalah Gadis.
Sampai sekarang ia juga masih bertanya pada dirinya sendiri kenapa dia bisa melakukan hal ini.

THE MOST WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang