Malam ini, suasana Club lebih ramai dari biasanya. Karena itu, Raka sempat harus berdesak-desakan untuk menuju sofa yang selalu menjadi tempatnya. Setelah cukup lama melewatinya, akhirnya cowok itu menghempaskan pantatnya di sofa.
"Kesini lagi?"
Seperti biasanya, Tidak ada yang bisa mengetahui keberadaannya selain Putra. Oh, dan sekarang cewek itu.
Dengan senyum miring, Raka harap Putra bisa mengerti.
"Ada masalah lagi?" Dan kali ini Putra mendapatkan gelengan dan kekehan pelan dari Raka yang duduk disampingnya kini. "Lo kalau geleng, berarti 'iya'." Cibir Putra, membuat Raka kembali terkekeh.
Tujuan Raka kesini bukan untuk minum, melainkan hanya sedikit mengobrol ringan dengan Putra saja. Dia sedang tidak mood untuk membicarakan hal-hal yang lainnya.
"Waktu itu,lo mau ngomong apa?" Putra harus mengeraskan volume bicaranya, agar masuk ke dalam pendengaran Raka.
"Yang mana?" Jawab Raka. Ia memang sudah lupa atau tidak ingat. Ah, sama saja.
"Yang Anaknya keluarga Heri?" Terang Putra, malah seperti pertanyaan. Kalau nggak salah sih itu, bener kan?
Sebelum menjawab, Raka terlebih dulu berurusan dengan benda yang sedari tadi digenggamnya. Dihirupnya perlahan, lalu dibuang dengan santai.
"Gadis?"
Putra mengangguk mantap. "Yaps."
"Gue cuman mau tanya, Lo pernah lihat tuh anak ke sini nggak?" Tanya Raka. Cowok itu hanya was-was. Bisa saja kan? Waktu Gadis pulang malam karena untuk kesini? Meskipun, Raka tak yakin. Masak iya, Gadis tempatnya beginian.
"Gue belum pernah lihat. Kenapa emang?" Samar-samar bisa terlihat bahwa alis Putra tertaut.
"Nggak papa."
"Lo satu sekolahan kan sama dia? Gimana? Akrab?" Sontak saja pertanyaan Putra membuat Raka tertawa. "Lah? Kenapa Lo?"
"Akrab?" Ulang Raka, cowok itu masih tertawa hingga matanya menyipit. "Palalo! Sapa ramah aja kagak pernah."
Putra membelalakkan matanya, "Lo nggak pernah ngobrol gitu?"
"Ngobrol sih, tapi berantem mulu. Heran juga Gua. Kalau ketemu Dia, bawaanya emosi mulu." Raka jadi teringat kejadian-kejadian dia dengan Gadis saat disekolah.
"Kenapa bisa?" Sepertinya Putra sangat penasaran. "Gue follow instagramnya, Cantik, Man."
Dan itu kembali membuat Raka tertawa, "Ogeb gila. Luarnya aja etdah. Dalemnya? Macan aja kalah kali." Dan penjelasan Raka kembali membuat iris Putra melebar.
"Dan Gue denger, Gadis juga mau dijodohin ya?" Raka menggeleng, dia tidak tahu sama sekali tentang ini. "Mungkin. Karena cowok pada nggak mau sama dia kali ya?" Dan itu sukses membuat Raka menerima tonyoran dibagian samping kepalanya, "Kalau ngomong ngaco lo."
"Woi Man?!" Sapaan itu membuat Raka dan Putra lantas mendongak, mendapati laki-laki berjaket kulit dengan celana jeans. Delon.
Sontak saja Raka berdiri dan memeluk cowok itu dengan macho nya. "Kemana aja lo Bego?!"
Delon meringis geli, "Sibuk kuliah Gue."
Dengan keras, Raka meninju lengan Delon hingga membuat cowok itu meringis, "Nggak percaya Gue." Raka bergeser untuk memberikan ruang agar cowok berambut gondrong itu duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOST WANTED
Teen FictionCOMPLETE. (TAHAP REVISI) [WARNING! TERDAPAT BANYAK KATA-KATA KASAR]#130 In Teen Fiction 02-05-2017 #109 In Teen fiction 10-05-2017 #78 in teen fiction 22- 05-2017 * Siapa sih yang nggak kenal Gadis? Cewek berambut sebahu, mata bulat, bibir tipis. Iy...