[14] Nanti Malam

36.6K 1.7K 7
                                    

     Gadis menginjak ujung ibu jari kaki Raka hingga membuat cowok itu refleks mengangkat kaki dan melepaskan genggamannya. Bibirnya tak berhenti merintih tiga detik setelah cewek itu duduk di kursi kayu mepet dinding.

     "Anjing, sakit goblok," Raka uring-uringan. Iris cokelatnya menatap ujung jempol nya yang memerah. "Tenaga badak ya lo ya?" Lanjutnya sambil menatap tajam cewek yang menatapnya tanpa ekspresi.

    "Kemana lo tadi pagi?" Dinginnya udara di rooftop tidak bisa mengalahkan ujaran cewek itu yang terdengar lebih dingin. Tatapannya nyalang, benci.

     Perlahan, Raka berhenti merintih. Ditatapnya cewek itu datar, "Rumah."

     "Are you fucking kidding me? Huh?"  Yang cewek menunjuk muka si cowok dengan jari tengahnya, membuat Raka terkekeh geli.

     "Sori, lupa." Gadis mendengus, gimana bisa dia ngomong lupa seenteng itu?

     Hening...

     Fakta : Raka nggak lupa, ia males sekolah, padahal udah janji sama Gadis.  Gadis benar-benar emosi, repot-repot dia berangkat sekolah pagi. Dan tadi, Cowok itu tiba-tiba mencekal Gadis dan menggeretnya, menjadi tontonan para siswa yang berlalu lalang. Gadis nggak suka. Dan terakhir, Raka malah cengengesan dengan tampang tak berdosa.

     "Terus?" Tanya Gadis. Tatapannya mengarah ke lain, enggan menatap cowok yang tengah merapatkan jaketnya.

     "Apanya?" Jawab Raka malah balik bertanya, kakinya melangkah ke pondasi. Dalam hitungan detik, kakinya sudah menggantung karena dia duduk di sana --tepat dibelakang cewek itu.

     "Lo lupa?" Ujarnya. Membuat kernyitan didahi cewek itu bertambah, "Kita baru menjalankan misi --"

     "Intinya." Tandas Gadis. Kepalanya menoleh menatap cowok keras itu sinis.

     "Pertemuan keluarga gue sama dia nanti malem," Kalem, sampai Gadis sempat lupa bahwa yang tengah berbicara adalah Raka.

     Apa hubungannya sama gue? Emang gue emaknya?

     "Apa hubungannya sama gue?" Gadis berdiri. Membalikkan badan dan berhadapan dengan Raka. Jambul Raka yang menari-nari karena angin membuat Gadis gemas ingin memotong.

     "Entar sore gue jemput. Lo harus pake baju formal."

     Satu menit Gadis diam. Mencerna baik-baik apa yang cowok itu katakan, tiba-tiba dagunya terasa merosot kebawah. "What?!"

     "Gue nggak perlu jelasin lagi," kata Raka. Dia melompat turun dan menepuk-nepukkan tangannya.

     Apa-apaan ini?!

     Menyadari  bahwa cewek itu hanya diam sambil menatapnya, Raka jadi gemas..entah kenapa. Raka menambah langkah, mendekati Gadis --saking belum pahamnya, Gadis nggak bisa mundur.

     "Dandan yang cantik." Gadis menegang saat suara Raka menggelitik di daerah telingannya.

     "Pake dress kalau perlu. Gue nggak mau lo pake celana boxer."

     Dipikir gue apa?!

     Gadis ingin protes, namun gerakan Raka yang tiba-tiba mengelus pipinya membuat cewek itu kicep. Bener-bener diem.

     "Dih! Ngapain muka lo merah gitu?!" cewek itu mendelik. Segera mungkin menjaga jaraknya. "Gue nggak merah ya!"

     Raka terkekeh, "Nggak usah baper, gue cuman latihan acting, gue baru tahu kalau cowok ternyata bisa baperan." Perkataan Raka membuat Gadis buru-buru memasang wajah galak. Ketika Raka berbalik, Gadis tidak bisa kalau hanya diam. Maka dari itu, dia memanggil cowok itu lantang,

THE MOST WANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang