A/n ; maaf kalau chapt ini pendek :)
Gadis marah! Murka! Emosi! Kesal! Bete! Semuanya!
Berulang kali cewek itu mengecek ponsel, sayangnya --eh ralat. Bangsat nya --Raka hanya membaca Line darinya. Membuat Gadis mendidih aja! Nyesel banget tadi dia berangkat pagi! Nyatanya, syaiton satu itu malah nggak berangkat sekolah!
"Dih! Lo kenapa?" Yuna memutar kursinya, berhadapan dengan cewek yang sedari tadi menendang-nendang kaki, membuat Yuna nggak tahan karena kursinya ikut ke tendang.
Gita --yang sedang bermain ponsel, jadi menoleh, nggak tahan juga karena Gadis kayak mau ngamuk. Untung aja Yuna yang mau tanya, jadi dia bisa nguping.
"Tai! Sumpah gue kesel!" Uring cewek yang sedang menjambak rambutnya sendiri, bibirnya menggerucut dan mukanya memerah.
Mau tak mau, Diva yang tengah mencatat tugas yang diberikan --karena hari ini jam kos --Guru-guru pada rapat persiapan Ujian Nasional, ikut memutar kursinya. Penasaran juga karena nggak biasanya Gadis marah tapi ditahan kayak gini.
"Lo kenapa?" Tanya diva.
"Kalian harus janji," entah untuk apa, namun ketiga cewek itu juga mengangguk, penasaran karena sebelumnya Gadis nggak pernah seserius ini, dan matanya selalu mengerjap tanda bahwa cewek itu pusing. "Mungkin kalian akan bilang kalau gue ini, bodoh atau gila apapun itu." Mulai Gadis dengan perkataan yang malah membuat ketiga sahabatnya bingung.
Melihat raut wajah sahabat-sahabatnya yang seperti menunggu, Gadis malah jadi ingin ketawa. Tapi nggak jadi, bisa-bisa nanti dia di aniaya!
Sebelum berucap, Gadis menghirup napas panjang, lalu membuangnya perlahan. "Fucked about everything that i told," gumam Gadis sambil menyandarkan tubuhnya di kursi. Gadis nggak yakin mau bilang ini, tapi dia juga butuh pendapat dari sahabat-sahabatnya, "Menurut lo pada, kalau gue sama Raka gimana?" Tanyanya dengan satu tarikan napas dan dengan hati-hati.
"...."
"...."
"...."
Tuh kan pada diem aja! Malah pada cengo sama bibir kebuka kayak gitu! Gadis jadi nyesel kan! Tapi nggak salah juga sih kalau mereka kaget. Gimana enggak? Apa banget Gadis bilang, gue sama Raka gimana?
Pasti habis ini pada nyerocos ---"Maksud nya?"
Perkataan Gita yang dibalas anggukan oleh Diva dan Yuna membuat Gadis rasanya merosot ke bawah. Dasar telmi!
"Nggak papa nggak jadi." Ujarnya jengah, tangan kanannya menopang dagu dengan tubuh yang bersandar pada dinding.
"Ih jelasin!"
"Gue nggak ngerti!"
"Oh gue ngerti!"
Cengiran lebar Yuna membuat Gadis menegakkan tubuhnya, menunggu cewek imut itu berbicara, "Apa yang ngerti?"
"Lo sama Raka? Kayak minyak sama air, nggak pernah akur ---"
"No please. Bukan itu."
Yuna mencebikkan bibir, kesel.
"Gue paham!" Pekik Gita. Membuat Gadis menenggelamkan kepalanya diantara kedua tangan.
"Jangan bilang, lo sama Raka..." Gantung Gita was-was. meskipun dia sendiri juga nggak yakin banget, masa iya? Beruntung suasana kelas rame sehingga yang lain nggak ngedenger, "Deket?"
Gadis sejenak merasakan jantungnya berdetak cepat.
"DEMI APA?!"
***"Sumpah?"
"Demi?"
"Sumpah demi apa?"
Sepanjang perjalanan menuju kantin, ketiga cewek itu masih tak berhenti menerocos dengan pertanyaan yang sama ; Sumpah? Beneran? Seriusan? Demi? Demi apa? Dan bla-bla-bla.
"Jangan bacot please, gue pusing." Tegas Gadis sambil mendudukkan bokongnya di kursi kantin. Tangan kanannya menopang dagu, tangan kirinya mengaduk-aduk sambal.
"Oh my gosh! Oh my god! Damn!" Runtutan serapah Diva malah membuat Gadis semakin pusing.
"But, lo harus jelasin dulu," Sanggah Gita, tangannya bergerak menyilang seakan mengisyaratkan bahwa cewek itu belum paham. "Ke-na-pa bi-sa?" Lanjutnya dengan ejaan, membuat Gadis mendengus.
Mau seberapa pun ngejelasinnya, pasti mereka nggak bakalan ngerti. Bahkan Gadis aja juga masih nggak ngerti, kenapa secepet ini?
"Dari banyaknya orang yang suka sama Lo. Kenapa harus Raka?"
Pertanyaan Yuna membuat Gadis merasa terpojok. Kenapa Raka? Seketika ucapan itu juga langsung memenuhi otak Gadis. Tapi lagi-lagi cewek itu menggeleng, nggak ngerti, dan males mau jawab!
Ketiganya hanya menghela napas, enggan untuk memaksa lagi. Bukannya tujuan awal kenapa kekantin, mereka justru sibuk dengan pikiran masing-masing. Palingan juga nggak jauh-jauh amat dari 'Gadis sama Raka'.
Suasana kantin mendadak jadi sepi, semua pasang mata mengarah ke seseorang yang baru saja memasuki kantin. Semuanya tercengang. Terutama cewek yang tengah bertopang dagu, matanya melotot dengan rahang yang sudah membuka sempurna.
"RAKA?!" Yuna, Diva, dan Gita menyeru bersamaan saat melihat siapa yang mendekat. Kaget? Ya pastilah. Apalagi melihat apa yang dipakai cowok itu, bukannya seragam, eh malah jaket sama jeans. Lagian, masak nggak dimarahin guru?
Tanpa menggubris, Cowok berjambul itu segera menarik tangan kanan Gadis. Hingga hampir saja membuat cewek itu terentuk meja kalau saja tidak cepat-cepat sadar, "Ikut gue."
Gadis sempat memberontak, namun karena semua pasang mata kini menatap ke arah mereka, membuatnya merasa malu dan kesal, "Kemana?" Gumamnya sambil melewati meja kantin lain.
Kedua orang itu meninggalkan kantin dengan berbagai pasang mata yang menatap heran, sebagian besar dari kaum hawa yang merasa, Broken hearted.
Gita dan Diva mengangguk setuju mendengar gumaman Yuna, "Gue yakin, ini bakalan jadi Hot News."
*Media : Treat you better - Shawn Mendez
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOST WANTED
Подростковая литератураCOMPLETE. (TAHAP REVISI) [WARNING! TERDAPAT BANYAK KATA-KATA KASAR]#130 In Teen Fiction 02-05-2017 #109 In Teen fiction 10-05-2017 #78 in teen fiction 22- 05-2017 * Siapa sih yang nggak kenal Gadis? Cewek berambut sebahu, mata bulat, bibir tipis. Iy...