Come on, come on, turn the radio on
It's Friday night and I won't be long
Gotta do my hair, I put my make up on
It's Friday night and I won't be long
Til I hit the dance floor
Hit the dance floor
I got all I need
No I ain't got cash
I ain't got cash
But I got you baby
Lagu dari Sia-cheap thirlls membangunkanku dari tidur-super nyeyak-ku. Tanganku bergerak secara otomatis mencari benda yang bernyanyi itu. Tak perlu bangun karena kebiasaan jelekku menaruh Hp di sebelah bantal.
Buldog Calling
"Hallo?" suaraku terdengar serak efek bangun tidur. Dasar Buldog ganggu tidur cantikku saja.
"Heh Monyet. Bangun lo!" perintah Buldog dengan nada suara tinggi, mataku masih lengket dan masih ingin terpejam "Hemm"
"Cepat turun dari kasur" perintah Buldog.
"Hemm"
"Mandi" perintah Buldog lagi.
"Hemm"
"Terjun dadi atas gedung"
"Hemm"
"BANGUUUUNNN" teriak Buldog dari seberang telepon. Suaranya naik beberapa tingkat membuatku terkejut dan telingaku berdengung. Sial.
"Brengsek. Apaan sih? Telingaku bisa jebol" umpatku sebal "Mangkanya bangun sekarang juga. Jangan ham hem ham hem terus lo. Jadi kerja gak?"
"Kerja?" otakku yang masih diambang batas sadar mencoba mengingat-ingat. Oh iya aku ingat. Aku sekarang lagi kabur dari ayah dan butuh kerja buat makan dan beli baju "Iya lo jadi kerja gak? Managernya mau pergi jam 10 ntar" mataku langsung bergerak kearah jam di atas televisi. Jarum panjang mengarah ke angka 9. Sial (lagi).
"Kenapa gak bangunin dari tadi, hah? Buldog kampret" segala macam umpatan ingin kulemparkan kearahnya tapi benar-benar tidak ada waktu. Sudah terlalu mepet. Diseberang sana aku dapat mendengar dia tertawa keras "Gue udah bangunin lo dari jam 8 tadi, tapi dasar lo nya aja yang kebo. Udah deh gak usah bawel. Mandi bebek aja trus langsung kesini. Gue kirimin alamatnya"
"Oke. Bye" kuputuskan sambungan telepon walaupun Buldog belum selesai bicara. Hei.. Aku lagi dalam mode buru-buru malah ngoceh kaya reporter.
Dengan kekuatan bulan-eh kekuatan setengah nyawa belum terkumpul. Aku melompat dari atas kasur dan masuk kamar mandi. Tak perlu lulur atau semacamnya. Cukup basahi badan-sabun-bilas, cuci muka dan gosok gigi.
Selesai mandi. Pakaianku jatuh pada kaos lengan panjang warna abu-abu dan merah tua bertuliskan kata-kata bijak dari bahasa jerman. Celana jeans biru dongker dan sepatu convers warna hitam dan putih. Sementara rambutku ku ikat satu. Sedikit bedak dan lipgloss. Selesai. Dan siap berangkat.
***
Kuambil Hp putihku dari dalam tas ransel kecil dan kubuka aplikasi chat dari Buldog. Disana ada peta kearah tempatku bekerja. D'Rose adalah restoran yang akan aku tuju, restoran mewah dengan tema masakan spanyol. Hemmm I love a food.
Aku sampai di depan gedung bertingkat, hotel bintang 5 yang super mewah dan mahal. Setelah bertanya pada security letak restoran D'Rose, aku disuruh untuk naik ke lantai 2 gedung hotel ini. Di restoran Buldog sudah menungguku dengan raut wajah kesalnyaa. Kesal dengan keleletanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Husband? Oh No!
Художественная проза(18+) "Mau aku bantu gak?" tanyaku. Dan dia mengangguk. "Sekarang buka seragammu" dia masih terdiam bingung. Namun selanjutnya dia berteriak heboh dengan mata melotot. Lucu. "Lo mau perkosa gue?" ucapnya dengan kedua tangan menutupi bagian dadanya...