Selamat Membaca...
"Kamu sehat kan?" tanya Valvo menyipitkan mata curiga, tapi tak kuhiraukan "Tentu saja lah" jawabku ceria mengabaikan tatapan curiganya itu.
"Trus makanan semua ini untukku semua?" aku menganggukan kepala semangat dengan bibirku masih menyunggingkan senyum senang.
"Dalam rangka?" tanya Valvo masih bingung.
"Cuma ucapan terima kasih aja kok"
"Terima kasih untuk?"
Aku mengehela nafas panjang mendengar Valvo terus-terusan bertanya "Ucapan terima kasih buat tempo hari udah bantuin aku bohong ke Gafriel yah walaupun dengan persyaratan anehnya juga. Trus makasih banget buat mobilnya, aku jadi bisa jalan-jalan sama Sely dan touring ke Bandung minggu depan. Jadi.. Ucapan terima kasihnya aku buatin masakan khusus buat kamu spesial ala chef Cleo" jelasku semangat dan panjang.
"Spesial?" Aku mengangguk
"khusus buat aku aja?" aku mengangguk lagi
"Gak ada yang kamu buatin selain aku?"
"Udah deh, makan aja. Tanya-tanya terus" ucapku jengkel. Dikira lagi wawancara apa tanya-tanya terus.
"Kalau tau kamu bakal bersikap kaya gini, udah dari awal aku kasih itu mobil ke kamu" ucap Valvo di sela-sela makannya.
"Tapi maaf ya, sikapku ini yang terakhir kalinya"
"Kenapa?"
"Ya walaupun aku seneng kamu kasih mobil itu bukan berarti aku cewek matre yang bisa kamu sogok pake barang mewah" ucapku tegas. Enak aja, aku nerima itu mobil juga karna itu mobil impianku. Kata ayah dan Buldog aku itu aneh, karena mengimpikan mobil kodok dari pada sebuah ferari atau lamborgini yang berharga jutaan rupiah itu. Tapikan kesukaan orang beda-beda dan aku penganut antimaenstrim.
"Ya aku tau. Aku juga gak akan kasih kamu barang mewah tapi aku akan kasih kamu barang langka" aku mengernyitkan dahiku
"Hatiku" jawabnya. Aku cuma bisa menganga kaget, percaya diri banget sih bocah ini, emang aku mau nerima hati situ. Gak akan.
"Ngarep"
"Tunggu aja. Nanti kamu akan jatuh cinta kepadaku"
Aku memilih mengabaikan kata terakhirnya itu. Dan kita tidak melakukan percakapan lagi dan memilih untuk tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Setelah acara makan selesai, aku masuk kamar dan kuputuskan untuk mandi. Acara memasakku yang lumayan banyak itu sedikit membuatku gerah, dan mandi solusi terbaik. Aku masuk ke dalam kamar mandi dan melepas semua pakaianku. Melakukan rutinitas seperti biasanya ketika di kamar mandi dan kutambah lulur dan cukur bulu, biar tubuhku semakin kinclong.
Aku melilitkan handuk ditubuhku dan saat akan melangkah membuka pintu tidak sengaja kakiku menginjak sesuatu yang licin. Entah itu apa, mungkin shampo ku yang tumpah, dan akibatnya.
Bruuk
Aku berteriak kencang karena terkejut. Aku terpleset dan jatuh dari undakan tempat closed membuat kakiku menukik dengan keras, dan juga tanganku yang reflek mencari pegangan juga ikutan menghantam pinggiran bak mandi. Rasanya, shit sakit sekali, sampai air mataku jatuh karena merasakan sakit di kaki kiriku dan tangan kananku. Sepertinya ada yang retak diantara keduanya, atau mungkin dua-duanya? Entahlah, pokoknya rasanya sakit sekali.
"Akh.." teriakku saat kucoba menggeser sedikit tubuhku. Aku harus bagaimana ini, HP ku ada diluar untuk minta bantuan Buldog atau Sely. Ke siapa aku minta tolongnya? Oh ya Valvo, aku minta tolong dia saja sebelum aku mati disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Husband? Oh No!
Ficción General(18+) "Mau aku bantu gak?" tanyaku. Dan dia mengangguk. "Sekarang buka seragammu" dia masih terdiam bingung. Namun selanjutnya dia berteriak heboh dengan mata melotot. Lucu. "Lo mau perkosa gue?" ucapnya dengan kedua tangan menutupi bagian dadanya...