Bertemu Bocah Gila (Lagi)

28.3K 1.3K 34
                                    

Selamat Membaca..


Perkerjaanku sebagai asisten Zaqsa sudah berjalan dua minggu. Dan tak ada kejadian yang berarti semenjak pembicaraanku dengan Zaqsa and the geng di kantin. Zaqsa sedikit cuek tapi masih suka nyolot dan marah-marah. Perkerjaanku jadi asisten kalau shif sore hanya nemenin Zaqsa kuliah. Paling bete kalau aku shif pagi karena Zaqsa selalu menyuruhku menemaninya nongkrong dengan temen-temennya. Pernah juga dia menyuruhku mengerjakan tugas kuliah. Gak tanggung-tanggung aku harus buat 3 makalah. Bener-bener kurang ajar.

Tinggal dua minggu lagi dan aku bisa bebas dari si Zaqsa gila. Akhir-akhir ini Zaqsa juga jarang menyuruh-nyuruhku. Kata Chan dia lagi sibuk latihan drif buat balapan. Dan yang baru aku tau ternyata Zaqsa itu seorang pembalap mobil. Yang paling sering dia ikut itu balap rally. Wow, keren juga si bocah gila ini. Pantes sombong dan terkenal.

Aku sedang berada di toilet cewek gedung Fakultas Zaqsa. Zaqsa sendiri sedang ada kelas dan aku disuruh menunggunya. Demi kegantengan Al Ghazali buang-buang waktu aja. Selesai dengan urusan kamar mandi aku berjalan ke arah gazebo di taman yang terletak di antara gedung Fakultas Ekonomi. Mumpung sepi, lumayan bisa ngelurusin kaki.

"Ibu peri" sepertinya ada suara orang yang ngomong ibu peri

"Ibu peri"

Nah kan ada lagi. Kok bisik-bisik sih suaranya dan dari belakangku lagi. Kuputar tubuhku kebelakang dan..

Aaaaaaa

"Hmmmmpppp" aku meronta-ronta dan sesekali memukul orang yang sedang membekap mulutku ini.

"Gue lepasin tapi jangan teriak" ucapnya.

Aku mengangguk. Dan diapun melepaskan tangannya dari mulutku lalu tersenyum lebar. Kuamati sepertinya pernah liat, dimana trus siapa ya?

"Udah inget gue siapa?" seringaian kecil muncul dari bibirnya. Cowok kok pada suka nyeringai sih, heran dah. Oh oh oh inget aku sekarang. Dia kan bocah culun yang kapan hari ketemu di cafe itu kan. Kenapa bisa ada di sini juga.

Aku menyipitkan mata curiga. Jangan jangan ini bocah ... "Kamu... Ngikutin aku ya?" tuduhku. Secara sempit banget duniaku harus ketemu dia disini, di kampus Zaqsa.

"Woa... Gak lah. Gue aja gak sengaja liat lo disini" ujarnya mengangkat kedua tangannya lebay "Kita kayaknya jodoh deh. Soalnya ini ketiga kalinya kita ketemu gak sengaja" tambahnya.

"Jodoh dari Maroko, ogah aku jodoh sama dirimu. Bukannya kamu dulu cupu ya? kenapa jadi kek gini tampilanmu?"

Aku memicingkan mata heran mengamati penampilan baru cowok di depanku ini. Terakhir kali ketemu dia pake seragam SMA masak sekarang udah kuliah aja. Saat ini dia pakai kaos merah dengan kemeja kotak-kotak tak di kancingkan. Celana jeans bebel yang bolong di mana-mana. Sepatu sport abu-abu sama topi hitam. Tampilanya membuat dia terlihat rese dan nyebelin, beda jauh sama pertemuan pertama dan kedua kita.

Dia cengengesan dengan memainkan kedua alisnya naik turun "Kenapa? Gue ganteng ya"

"Aku kek gini baru bisa kelihatan ganteng" kututup mataku dengan sebelah tangan di depannya. Mengejeknya kalau dia terlihat ganteng jika aku tutup mata.

Bukannya tersinggung dia malah tertawa "Ya ampun, lucu banget sih lo. Pengen gue kantongin trus gue bawa pulang" dia menarik kedua pipiku dengan gemas, sakit banget. Ku pukul tangannya agar lepas dari pipiku.

"Sakit bego" kuusap pipiku bergantian yang pasti berwarna merah saat ini "Kamu ngapain sih disini. Bukannya masih SMA?"

"Cie kepo" candanya. Satu lagi bocah gila yang bakal ngrecokin hidupku. Ampun deh

Young Husband? Oh No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang