Selamat Membaca...
Aku dan Buldog sudah sampai di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Kita langsung masuk ke dalam bioskop setelah membeli tiket dan popcrown. Kita mendapatkan tempat duduk baris ke 3 dari belakang yang cukup enak untuk sepasang kekasih bermesraan. Sayang kita cuma kakak-adikan.
Lampu di dalam bioskop sudah dimatikan bertanda film bertema action yang kami pilih sudah akan dimulai. Alur film yang lumayan menegangkan membuatku dan Buldog tenggelam dalam suasana film itu dan tidak menghiraukan satu sama lain ataupun keadaan di sekitar kita.
Dan ketika film sudah berjalan lebih dari setengah bagian, aku mulai memperhatikan sekitarku. Karena apa? Karena mendengar suara-suara sedikit aneh dari samping kursiku. Suara seperti cewek yang mendesah? Ya, mendesah. Sial, sial, sial, aku jadi mupeng. Sayang banget kesini bareng Buldog.
Walaupun aku dan Buldog sudah deket banget kaya upil sama jari telunjuk tapi kita gak bakal bisa nglakuin yang iya-iya berdua. Kita kakak-adik bray, dia kakak yang menjagaku melebihi saudara kandung yang gak mengkin bisa diajak main lebih.
Sabar Cleo, jomblo emang harus selalu sabar.
"Sayang... Ayo dong cium lagi" ucap si cewek pelan "Aku mau ciuman maut mu itu sayang... Dan tanganmu yang meremas-remas dadaku ini"
"Ayo dong sayang.. Aku sudah gak tahan buat kama sentuh"
"Sayang.... Jangan diem aja dong. Sini tangan kamu, nah gini kan enak. Akhh... Akhh... Akhh" desah si cewek kurang belaian.
Itu desahan apa kepedesan sih gak ada intonasinya sama sekali. Kapan sih filmnya bakal kelar, suara si cewek yang minta di belai dan desahan kepedesannya bikin kupingku panas. Kok ada sih cewek kaya gitu, padahal si cowok kayaknya gak minat banget belai-membelai.
Musik intro dan tulisan the end di layar membuatku bernafas lega dan lampu sudah dinyalakan kembali. Mataku entah kenapa ingin sekali menoleh ke arah samping tempat dudukku untuk sekedar melihat gimana rupa dan bentuk pasangan mesum yang udah mengganggu kenyamanan dan ketentraman diriku saat mononton film.
Aku menoleh ke arah sampingku dan mendapati seorang cewek dengan rok super duper pendek dengan atasan tanpa lengan berwarna putih transparan sehingga sedikit menunjukkan warna bra yang sedang di pakainya.
Cih, cabe abis. Sementara sebelahnya ada seorang cowok sedang menerima telefon dan berdiri sedikit menyerong sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Entah kenapa aku penasaran sekali dengan sosok si cowok yang mau-maunya berpacaran dengan si cabe kepedesan ini. Kumajukan kepalaku kedepan agar bisa melihatnya dengan jelas. Dan saat si cowok membalikkan badannya, aku cuma bisa terdiam terpaku. Dan dia pun tidak jauh berbeda dengan diriku, mata yang membulat dan mulut terbuka, kaget. Ketika dia ingin menghampiriku, tiba-tiba Buldog menarik tanganku untuk keluar dari bioskop.
"Kita makan dulu ya?" tanya Buldog merangkul pundakku, berjalan menjauh dari pasangan mesum tadi. Aku masih melihat kebelakang kearah si cowok dan memberikan tatapan mengejek kearahnya. Dan di balas dengan pelototan maut andalannya. Ya Ampun, aku punya bahan olokan lagi untuk bocah itu, biar tau rasa.
"Mau makan apa? Pizza mau? Apa ramen?" tanya Buldog ketika kita melewati beberapa stand makanan.
"Aku pengen cabe-cabean" ucapku cepat membuat Buldog menaikkan sebelah alisnya bingung "Ha? Cabe-cabean?"
"Iya.. Yang pedas-pedas gitu lo. Ke Dunia Sambal yuk" ajakku. Efek lihat cabe mesum jadi pengen makan cabe juga, yah biar bisa ah uh ah juga. Bedanya mereka ah uh ah beneran dan aku cuma kepedasan. Duh mirisnya aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Husband? Oh No!
General Fiction(18+) "Mau aku bantu gak?" tanyaku. Dan dia mengangguk. "Sekarang buka seragammu" dia masih terdiam bingung. Namun selanjutnya dia berteriak heboh dengan mata melotot. Lucu. "Lo mau perkosa gue?" ucapnya dengan kedua tangan menutupi bagian dadanya...