Selamat Membaca
Rasanya aku ingin tertawa sambil guling-guling di lantai saat ini juga. Bagaimana tidak, kalau kalian melihat ekspresi Sely yang lebih parah dari kata norak. Mulut terbuka lebar dengan mata nyaris keluar dari tempatnya ketika kubukakan pintu penthouseku ini.
Tak henti-hentinya dia berdecak kagum. Bahkan sekarang wajahnya sudah menempel di kaca akuarimum yang segede kulkas itu, membuat ikan-ikan di dalamnya berenang menjauhinya.
Kutinggalkan Sely untuk pergi ke kamar berganti baju setelah menaruh belanjaan di dapur. Dan saat aku kembali ke dapur untuk menata barang belanjaan di dalam kulkas, kulihat Sely berlari-lari alay artis india di taman. Aku hanya bisa menggeleng pelan melihat kelakuan absurdnya itu.
"Sumpah, apartemen lo ini keren binggo" teriaknya dari taman dan berjalan kearah dapur. Dia duduk di meja makan dan kuberikan segelas ice juice dari dalam kulkas.
"Thanks"
"Hemm"
"Gimana ceritanya lo bisa dapet istana padahal lo jadi babu" ucapnya sesekali menyeruput ice juicenya "Perumpamaannya gak ada yang lebih baik neng" kataku sebal. Berasa cinderela banget, dari babu menjadi ratu.
"Itu perumpamaan paling tepat. Gih cerita" desaknya dengan semangat.
"Ya ya ya"
Kuceritakan awal mula bagaimana aku bisa terdampar disini dan menjadi cinderela. Minus soal Valvo pastinya, kayaknya gak perlu juga Sely tau soal Valvo yang gak penting itu. Sely hanya manggut-manggut menanggapi ceritaku.
"Jadi buronan?" aku memicingkan mataku mendengar pertanyaanya "Maksudmu?"
"Yah lo kan kabur dari ayah lo dan lagi menghindarinya. Berarti lo jadi buronan dong" jelasnya sok pintar.
"Iya deh apa katamu aja"
"Eh Cle... Lo dapet istana ini sekalian dapet pengerannya gak?"
"Pangeran?"
"Iya. Masak dapet istana aja gak ada pangerannya kan gak seru tau" kalau pangeran yang dimaksud itu berarti si Valvo bocah gila, gak seru sama sekali dan fix aku bisa ikut gila.
"Gak ada pangeran-pangeranan. Mending kamu bantuin aku masak, trus kita makan. Dari pada tanya jawab gak jelas gitu" Sely cemberut tapi tetap melangkah masuk dapur dan membantuku memasak. Yes, cooking time.
***
Hal yang kulupa ketika memutuskan untuk memakai kamar utama yang sekarang sudah di pakai Valvo yaitu parfum dan antek-anteknya sedang berjejer rapi di meja. Awal masuk saja Sely sudah melirikku tajam meminta penjelasan dari barang-barang itu. Dan semakin kepo ketika masuk kamar mandi dan walk in closet milik Valvo.
"Jadi?" Sely duduk di sisi ranjang menatapku tajam menunggu penjelasan dariku. Aku hanya bisa menghela nafas panjang. Sebenarnya aku lagi malas untuk membahas Valvo, tapi membiarkan saja Sely tanpa penjelasan bukan sesuatu yang baik. Dia pasti gak akan berhenti bertanya sampai aku menjelaskan semuanya.
"Gue disini menunggu..." ujarnya lagi.
"Namanya Valvo Andromeda, anaknya Tante Sandra dan Om Tyo. Mahasiswa semester 1, bocah sinting dan kurang ajar, selesai" jelasku singkat dan padat.
"Lebih spesifik please?"
"Udah gitu aja. Selesai, gak ada yang lain"
"Yee, mana bisa gitu. Oke gini, kenapa lo bilang dia sinting dan kurang ajar? Gak mungkin dong tanpa sebab?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Husband? Oh No!
Fiction générale(18+) "Mau aku bantu gak?" tanyaku. Dan dia mengangguk. "Sekarang buka seragammu" dia masih terdiam bingung. Namun selanjutnya dia berteriak heboh dengan mata melotot. Lucu. "Lo mau perkosa gue?" ucapnya dengan kedua tangan menutupi bagian dadanya...