Selamat Membaca..
Hari ini aku masuk shif sore, dengan otomatis aku harus jadi babu Zaqsa mulai pagi ini. Tadi Zaqsa sudah chat menyuruhku pergi ke Universitas Sastra Buana kampusnya. Jadi dari jam 7 pagi aku sudah stay di kampus bocah gila itu, dan dimana dia sekarang? Batang hidungnya saya gak kelihatan, apalagi orangnya. Apa aku dikerjain ya? Katanya ada kelas pagi tapi gak nongol-nongol.
Aku mulai capek berdiri di depan pintu masuk gedung Fakultas Ekonomi. Banyak mahasiswa yang memandangiku dengan aneh. Bagaimana tidak, berdiri di depan pintu masuk tanpa melakukan apapun dan tanpa ada teman satu pun. Kakiku sudah tak kuat lagi berdiri dan kuputuskan untuk duduk di tangga depan pintu masuk Fakultas. Untuk mengurangi kejenuhan kubuka HP ku dan mulai berselancar kedunia maya.
Tak beberapa lama kudengar ada suara heboh dari arah belakakangku. Saat kulihat ada beberapa sekelompok cewek yang berbicara dengan nada memuja mengomentari sesuatu. Aku cuma memandangi mereka heran. Apalagi ketika mereka mulai menyadari keberadaanku dan dengan terang-terangan melihatku tajam. Why? Apa bedakku gak rata atau lipstikku berantakan?
Saat masih berkutat dengan pikiranku sendiri. Suara deheman dari arah belakang menyadarkanku. Setelah kubalikkan tubuhku ku lihat disana ada Zaqsa dengan kemeja terbuka yang menampilkan kaos hitamnya sedang menatapku datar. Ini dia orangnya, baru nongol aja. Gak tau apa kalau aku disini udah berlumut nungguin dia.
Tiba-tiba dia melemparkan tas ransel yang di bawa ke arahku. Dengan refelekku yang bagus ku tangkap tas itu dengan selamat sentosa tanpa cacat apapun, untung deh.
"Ikut gue" dia berjalan melewatiku diikuti ketiga teman-temannya, punya dayang ternyata. Dengan malas aku berjalan mengikuti Zaqsa dan pura-pura bodoh dengan tatapan wanita yang ingin mencakarku saat ini.
"Yaelah. Cepet dong" teriaknya.
"Bawel ah" teriakku balik. Bodoh deh soal perjanjian, tak ada lagi penindasan berlebih. Di perjanjian juga jadi asisten bukan budak. Semangat Cleo, hidup strong women.
Zaqsa dan teman-temannya berjalan kearah kantin. Sepertinya mereka cukup terkenal dan di takuti. Buktinya saja banyak dari penghuni kantin yang menyapanya dan juga menghindarinya.
Zaqsa Cs menempati tempat duduk di tengah kantin. Sepertinya tempat khusus mereka karena dari awal kosong tidak ada yang menempati.
"Pesenin kita makanan. Gue mau bakso sama es teh. Kalian mau apa? Tanya Zaqsa ke teman-temannya.
"Gue mie ayam sama es jeruk" jawab cowok berambut cepak.
"Gue juga mie ayam sama es teh" jawab cowok berambut panjang yang duduk di samping Zaqsa "Kalau gue bakso sama es teh" jawab cowok berkulit putih dengan jambul tinggi.
"Oke. Mana duitnya?" tanyaku ke Zaqsa. Aku gak masalah jadi babu, tapi harus ngeluarin duit buat mereka ogah banget.
"Pake duit lo lah" jawab Zaqsa enteng.
"Gak bisa, di perjanjiannya gak gitu. Aku gak ada duit, kamu kasih duitbaru aku mau pesenin" jawabku tegas. Tunggu aja boy, siapa yang akan tunduk nantinya.
"Yaudah nih" diambilnya uang seratus ribu dari dalam dompetnya. Kuambil uang itu dan langsung pergi ke stand bakso dan mie ayam. Berhubung bakso dan mie ayam besera minumannya akan diantar oleh penjualnya, aku sekarang berjalan ke tempat stand somay bandung, batagor dan jus mangga.
Aku berjalan ke tempat Zaqsa dengan membawa jus mangga. Sementara somay dan batagor di bawa oleh pak penjualnya. Aku meletakkan ke meja di susul somay dan batagor. Hemm yummy. Bikin laper banget, pasti enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Husband? Oh No!
General Fiction(18+) "Mau aku bantu gak?" tanyaku. Dan dia mengangguk. "Sekarang buka seragammu" dia masih terdiam bingung. Namun selanjutnya dia berteriak heboh dengan mata melotot. Lucu. "Lo mau perkosa gue?" ucapnya dengan kedua tangan menutupi bagian dadanya...