Selamat Membaca..
Kedua mataku terkunci untuk mengikuti pergerakannya, dimana sikapnya yang menunjukkan kekhawatiran membuat jantungku berdetak tidak beraturan. Perutku yang sebelumnya baik-baik saja seperti ada ribuan kupu-kupu saling bertebaran di dalamnya dan ketika dia menoleh kearahku dengan senyumannya itu membuatku.. mulas.
Ya, mulas hanya karena Valvo tersenyum kepadaku. Jangan seperti ini please, tanda-tanda seperti yang dulu pernah kualami saat pertama kali aku jatuh cinta ke pacar pertamaku. Ini bukan tanda kalau aku mulai menyukainya kan?
Seorang dokter muda dan seorang suster mendatangiku diikuti Valvo dibelakangnya. Raut wajahnya menunjukkan kekesalan dan kehawatiran, apa sebegitu khawatirnya dia kepadaku?
Dokter yang mengenalkan namanya sebagai Dokter Wendra meminta maaf kepadaku karena datang terlambat, wajah dokter menunjukkan sedikit ketakutan karena telah datang terlambat di pergantian shif jaga UGD. Aku mengangguk mencoba memakluminya tapi sepertinya tidak untuk Valvo.
"Ekhem.. Bisa tolong segera di tanggani?" ucap Valvo pelan tapi penuh dengan penekanan disetiap kata-katanya. Dokter itu melirik takut ke arah Valvo, bah, buat ulah apa lagi sih si kaya raya yang jenius ini, pasti mecem-macem deh.
"Tentu saja. Suster Meta akan membawa mbak Cleo ke ruang CT-Scan dan setelah itu kita bisa segera ambil tindakan penanganan selanjutnya" ucap Dokter Wendra sedikit gemetar. Kan, bukan cuma aku aja yang terintimidasi sama ini bocah.
Valvo hanya manggut-manggut saja menanggapi ucapan dokter Wendra, wajahnya masih terlihat kesal. Dan bersamaan dengan itu beberapa orang dengan jubah putih khas dokter dan dua orang bapak-bapak dengan setelan kerja tergesa-gesa mendekati ranjangku, membuat orang-orang yang berada di ruang UGD melirik penasaran, dan akupun juga sama. Siapa mereka dan kenapa juga dengan mereka.
Seorang bapak yang memakai setelan kerja mendekat ke arah Valvo dan mengeluakan senyum lebarnya, terlihat seperti seseorang yang sedang cari muka.
"Valvo, ada apa? Kamu sakit?" tanya bapak itu. Valvo menggeleng dan menatapku lembut "Calon istri gue jatuh kepleset, dan gue dapet penanganan yang lelet" ujar Valvo melirik dokter Wendra kesal.
"Gue mau calon istri gue dapet penanganan secepatnya dan sebaik-baiknya. Atau gue akan ratain tempat ini" ucap Valvo tegas. Membuat segerombolan dokter dan dua bapak tadi tercengang, wajah mereka terlihat panik dan tegang.
Sekaya apa sih keluarga Valvo, hah? Berani banget ngancam-ngancam orang, dokter pula.
"Tenang saja, kami sendiri yang akan menanganinya" ucap bapak tadi "Dokter Wendra kembali saja karna kami yang akan turun tangan" ucap bapak itu lagi. Dokter Wendra terkejut karena segerombolan itu yang mau turun tangan langsung, entah siapa segerombolan dokter ini.
"Baik pak" ucap Dokter Wendra pelan
"Valvo.. tenang saja, kami akan siapkan segera keperluannya. Tolong tunggu sebentar, kita tidak akan lama" ucap bapak tadi memohon.
"Yaudah cepet tanganin" ucap Valvo tajam dengan raut wajah kesal dan keras. Sepeninggal segerombolan dokter itu Valvo mendekatiku dan duduk di sebelahku.
"Tunggu bentar ya, kamu akan segera di tangani" ucap Valvo memberi semangat. Raut wajah Valvo kembali lembut saat menatapku "Tadi kenapa sih? Terlihat kesel gitu" tanyaku penasaran, tapi Valvo hanya menggeleng pelan "Gak papa. Gak penting juga"
Aku masih ingin menanyainya lagi tapi seorang Dokter wanita mengintrupsi percakapan kami, dokter itu mengajakku untuk melakukan st-scan untuk melihat kondisi tulang kaki dan tanganku apakah retak atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Husband? Oh No!
General Fiction(18+) "Mau aku bantu gak?" tanyaku. Dan dia mengangguk. "Sekarang buka seragammu" dia masih terdiam bingung. Namun selanjutnya dia berteriak heboh dengan mata melotot. Lucu. "Lo mau perkosa gue?" ucapnya dengan kedua tangan menutupi bagian dadanya...