Flasback 2

31.5K 1.7K 17
                                    

"Shit. Sekali ini aja Cleo" gumamku meyakinkan diri sendiri. Sekali ini saja ikut campur masalah orang lain walaupun untuk membantunya. Dengan cepat aku berbalik ketempat bocah SMA tadi. Dia masih duduk menyender tong bekas. Matanya terpejam dan nafasnya mulai teratur. Mendengar langkahku dia membuka mata dan sedikit terkejut melihatku kembali. Apalagi dengan posisiku berjongkok sambil mengobrak-abrik isi ransel.

"Kenapa balik lagi?" tanyanya menuntut penjelasan dariku. Kukeluarkan jaket hitam dan celana jeans milik Buldog di dalam tasku. Rencananya aku akan ke hotel Buldog untuk mengantarkan jaket dan celananya ini. Tapi karena insiden ini, sepertinya Buldog harus beli yang baru saja.

"Hei.. Jawab gue!" tanyanya ngotot "Sepertinya mereka gak akan percaya sama aku. Jadi aku akan jadi ibu peri dan menyelamatkanmu" jelasku dengan senyum merekah. Bocah itu malah mengeryitkan dahi bingung. Kuhembuskan nafas sebal karena dia tidak paham dengan candaanku.

"Mau aku bantu gak?" tanyaku, dan di mengangguk "Sekarang buka seragammu" dia masih terdiam bingung. Namun selanjutnya di berteriak heboh dengan mata melotot. Lucu.

"Lo mau perkosa gue" ucapnya dengan kedua tangan menutupi bagian dadanya. Ya ampun, bukannya cowok ya yang suka perkosa cewek. Kurang ajar ni bocah ngenes.

"Sekate-kate kalau ngomong. Kalau aku mau perkosa ya milih-milih lah. Gak sama dirimu yang cungkring kek lidi gini. Udahlah ikutin aja apa kataku. Mau dibantuin gak? Gak bakalan aku apa-apain kok. Nih.. lo ganti pake ini" kusodorkan jaket dan celana jeans Buldog ke bocah itu. Dia masih mengernyit heran tapi kuberikan pelototan maut akhirnya dia menurutinya.

"Balik badan. Awas lo ngintip" dia berdiri dan mulai membuka kancing seragamnya. Aku mendengus dan balik badan. Kaya perawan aja takut diintip, badan paling tulang doang mana doyan.

"Udah. Trus ngapain lagi?" kubalikkan tubuhku dan kuamati bocah bodoh yang berdiri di depanku. Lumayan lah kalo lebih berisi plus tanpa lebam "Keren. Kalau badanmu lebih berisi" ucapku jujur. Jaket dan celananya sedikit kebesaran untuk ukuran tubuhnya. Tentu saja, cowok umur 24 beda sama cowok umur 17 tahun. Celananya melorot menampilkan sedikit boxsernya. Sementara jaketnya membuat dia aneh karena kebesaran.

"Lepas jaketnya. Penampilanmu kaya badut ancol"

"Sial" umpatnya "trus gue harus topless?" bocah itu membuka jaketnya. Sekarang dia topless dengan badan agak kurusnya itu. Aku yang masih mengamati penampilan bocah di depanku tersentak kaget mendengar suara gerombolan cowok mendekat.

"Pasti si culun masuk gang sini. Kita cari aja" teriak seseorang meprovokasi. Aku dan bocah di depanku saling pandang. Tubuhnya menegang dan wajahnya terlihat ketakutan. Saatnya ibu peri beraksi, bim salabim trala tralala.

Kutarik tali rambutku dan kuacak-acak. Aku menuju tumpukan kursi dan meja, duduk di salah satunya yang masih layak. Ku buka kancing kemejaku paling atas dan nomor 2. Bocah itu terdiam kaget dengan tindakanku.

"Cepet kesini" teriakku. Saat sudah berdiri di depanku kuacak-acak rambutnya, lalu kutarik tubuhnya diantara kedua kakiku yang tergelantung diatas meja "Rencananya kita akan pura-pura jadi pasangan mesum yang kepepet pengen ML. Kita pura-pura sedang ciuman. Gak perlu nempel. Nanti aku kasih jempolku sebagai pembatas bibir kita. Paham?" dia mengangguk tapi masih mengeryit bingung.

Young Husband? Oh No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang