[ Best Friend • 45 ]

2.6K 145 3
                                    

Sorry For Typo°

▫ ▫ ▫

"Gue gak tau Xel Verly kemana"

Axel berdecak kesal dia mengacak acak rambutnya sendiri "Lo kan sekamar sama dia masa gak tau dia di mana ?"

"Gue benaran gak tau" Devano menggeram, Axel terus saja memarahinya karena membiarkan Verly pergi sendiri, karena kejadian itu Axel jadi semakin overprotektif pada Verly.

"Lo berempat gak tau Verly kemana ?" tanya Axel pada Alex, Bryan, Delvin dan Erlando, mereka menjawab dengan gelengan.

Ini baru jam 8 pagi tapi Verly udah gak ada di kamar hotel, Devano dan Emilo sendiri tidak tau Verly ada di mana, Axel yang paling khawatir saat mendengar Verly tidak ada di kamar, bahkan Verly tidak membawa ponselnya.

"Milenia Collins"

Verly langsung menatap ke meja kasir saat seseorang mengucapkan nama itu, Verly menyipitkan matanya melihat cewek yang ada di sana.

"Milen ?" gumam Verly, dia merogoh saku celananya untuk mencari ponsel tapi Verly teringat kalau dia sendiri yang meninggalkan ponselnya di meja nakas.

"Coba aja deh, kalau salah sih bodo amat"

"Milen" panggil Verly saat Milen hendak duduk di meja yang kosong, Verly menyuruh cewek yang bernama Milen itu untuk duduk bersamanya untung saja Milen mau.

"Siapa ya ?" tanya Milen saat sudah mendekat pada Verly, kini Milen duduk berhadapan dengan Verly.

Verly mengulurkan tangannya berniat untuk berkenalan langsung dengan Milen, toh Verly juga belum pernah berkenalan langsung dengan Milen "Cheverly Aldrich"

Milen langsung menegang, dia hanya melihat ke wajah Verly sedangkan Verly menggerak gerakan tangannya agar Milen menjabat tangannya.

Akhirnya Milen menjabat tangan Verly "Milenia Collins"

"Salah satu Rich family ?" tanya Milen dengan hati hati, Verly dan Milen menyudahi bersalamannya, Verly tersenyum lalu mengangguk untuk menjawab pertanyaan Milen, ternyata Verly tidak salah orang, dia adalah Milen, sahabat Neil dan Allen, Verly sangat yakin itu.

"Yeah Neil and Allen cousin" kata Verly, Milen yang tadi minum langsung tersendak karena ucapan Verly.

"Eh gak papa kan ?" tanya Verly saat melihat Milen tersendak.

"Gak kok" ucap Milen.

"Tenang aja gue di sini bukan sama Allen, Neil" kata Verly yang seperti menebak kalau ada raut ketakutan di wajah Milen.

"Gimana kabar mereka ?" tanya Milen yang malah menjurus ke Allen dan Neil, dengan senang hati Verly menjawab pertanyaan Milen.

"Sangat baik, lebih baik lagi kalau misalnya lo terus ada di samping mereka" jawab Verly dengan santai, tapi tidak dengan Milen yang malah gelagapan.

"Sorry gue udah buat sepupu lo berantem dan malah pergi gitu aja" kata Milen yang menundukkan kepalanya, walaupun umur Milen jauh dari Verly tapi Milen mempunyai pemikiran yang kekanak kanakan layaknya Verly saat menghadapi masalah, Milen seumuran dengan Axel, kakak pertama Verly.

"Tenang aja, gue juga bakal ngelakuin itu kalau aja gue gak dapat pencerahan dari Allen sama Neil" Milen mengerutkan keningnya lalu kemudian dia paham dengan apa yang di bilang Verly barusan.

"Lo ngerasain apa yang gue rasain ?" tanya Milen, Verly mengangguk.

"Iya, bukan hanya 2 tapi 4 orang sekaligus, mereka sahabat gue dari kecil" ucap Verly, dia langsung terbayang wajah Alex, Bryan, Delvin dan Erlando.

BESTFRIEND [AMISTAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang