13

138K 4.9K 33
                                    

Happy reading!

Jangan lupa click bintang 🌟

________

GEAVETA POV's

"Duduklah." ucap Samuel mempersilahkan aku untuk duduk di ayunan yang berada di taman belakang mansion nya.

Aku menuruti perkataannya dan duduk di sampingnya.

"Mau membicarakan apa?" tanyaku to the point.

"Kita akan menikah satu minggu lagi, apa kau sudah siap?" tanya nya sambil menatap ku.

"Eh? Mengapa tiba-tiba bertanya seperti itu?" tanya ku balik dengan ekspresi bingung.

"Hanya ingin tau." jawab Samuel kemudian.

"Jika aku menjawab tidak, apakah pernikahan kita akan diundur?" Tanyaku dengan sebelah alis yang terangkat.

"Tentu saja." Jawabnya santai.

Apa dia serius? Apa dia bersungguh-sungguh? Ini adalah jawaban yang paling membahagiakan sekaligus mencurigakan.

"Ap—Tidak." Saat aku akan bertanya lagi, Samuel langsung memotong perkataanku terlebih dahulu. Satu kata yang sukses membuat raut wajahku berubah menjadi merah padam karena menahan amarah.

"Lalu kena kau bilang 'tentu saja'?!" tanyaku dengan menahan emosi ku sekuat tenaga.

"Aku tidak bilang kalau aku sudah selesai bicara bukan?" tanya nya dengan wajah yang benar-benar meremehkan.

"Kau sangat menyebalkan!" Ucapku sambil memicingkan mata ke arahnya. Setelah itu, aku memilih untuk bangkit dari kursi taman dan masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan apapun kepada Samuel.

***

Setelah percakapan tadi, aku sengaja mendiamkan Samuel dan menyibukkan diri dengan mengobrol bersama Obadiah—salah satu maid di mansion keluarga Dimitri di dekat kolam renang. Bahkan, untuk melihat ke arahnya saja rasanya aku ingin marah.

Saat aku sedang asik mengobrol dengan Obadiah yang sedang membersihkan kolam renang, tiba-tiba Obadiah pamit untuk masuk ke dalam. Karena merasa janggal, aku kemudian menoleh ke belakang dan mendapati jika Samuel sudah berada di sana. Pasti Obadiah pergi karena ia suruh.

Menyebalkan sekali.

Aku langsung berdiri dari kursi santai—berniat untuk masuk ke dalam dan menghindarinya, tapi saat aku akan melangkah Samuel sudah lebih dulu mencekal pergelangan tanganku dan menahanku di sana.

"Mau ke mana?" tanya nya halus.

Aku tidak menjawab pertanyaannya barusan dan terus berusaha untuk melepaskan genggaman tangan Samuel di pergelangan tanganku.

"Mau kemana?" Tanya nya untuk kedua kali dengan nada yang sangat lembut.

"Bukan urusan mu." jawabku sinis.

"Duduklah dulu, aku mau bicara denganmu sebentar." Ucapnya sambil mendudukkanku kembali ke kursi santai. Aku tetap diam dan menunggunya bicara.

"Aku minta maaf mengenai kejadian tadi. Maaf kalau aku sudah membuat mu kesal. Jangan diamkan aku seperti ini, aku lebih suka kau marah-marah dan memaki ku daripada diam begini." Ucapnya sambil menatapku.

"Hm." Jawabku dengan gumaman.

" 'Hm' apa?" Tanya nya dengan tampang yang pura-pura tidak tau.

"Yasudah." Jawabku lagi.

"Yasudah apa? Yasudah aku dimaafkan? Atau yasudah aku tidak dimaafkan? Jika bicara itu harus jelas." Tanya nya lagi dengan ekspresi pura-pura tidak tau. Sangat menyebalkan.

PERJODOHAN TAK TERDUGA [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang