44

103K 4K 176
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa click bintang 🌟

________

AUTHOR POV's

Saat mobilnya sudah berjalan menjauhi Gea dan Aaron, Samuel segera menghubungi Dion untuk memintanya menyiapkan kamar untuk Aaron di mansionnya, lengkap dengan play room yang berisi berbagai jenis maninan agar putranya itu senang jika datang ke mansionnya.

"'Sup bro?" sapa Dion lebih dulu saat panggilan mereka terhubung.

"Aku mau saat aku tiba di Amerika, kamar untuk Aaron dengan nuansa laut biru sudah setengah jadi di mansionku. Ah ya, dan jangan lupakan play room yang berisi berbagai jenis mainan untuk Aaron." jawab Samuel to the point pada Dion.

Dion tidak membalas perkataan Samuel karena ia sedang berusaha untuk meredam emosinya. Samuel yang seperti ini adalah jenis Samuel yang paling Dion benci. Samuel yang memberi perintah dengan deadline kurang dari satu hari, belum lagi dengan permintaan yang sangat perfectionist. Rasanya hidup Dion langsung mendapat beban berat yang mau tidak mau harus ia pikul sendiri.

"Dion?" panggil Samuel sekali lagi karena tidak mendapat balasan dari sahabatnya itu.

"Terus saja kau memberi perintah dengan deadline yang tidak sampai satu hari, teruskan saja, Boss." balas Dion dengan sarkas karena merasa sangat kesal dengan sikap semena-mena Samuel yang sangat menyebalkan.

"C'mon, dude! Aku yakin kau pasti bisa menyelesaikan permintaanku yang satu ini, karena kau yang paling bisa diandalkan." jawab Samuel dengan terkekeh.

"Kalau saja kau tidak memberiku LaFerrari Aperta barusan, sudah ku pastikan permintaanmu yang satu ini tidak akan terpenuhi!" balas Dion masih dengan nada sarkasnya yang membuat Samuel tertawa saat mendengarnya.

"Oh ya, dan jangan lupa, untuk play room nya jangan hanya gunakan satu kamar. Aku mau kau menggabung dua ruangan menjadi satu agar putraku bisa bermain dengan bebas di tempat yang luas nantinya." ucap Samuel melanjutkan perintahnya tanpa memikirnya perasaan Dion yang rasanya ingin melambaikan tangan di depan kamera.

"Doakan saja aku sanggup memenuhi permintaanmu yang satu ini ya, Boss." balas Dion dengan nada memelas yang sangat kentara.

Mau tidak mau Samuel tertawa mendengar nada suara Dion yang terdengar sangat tersiksa dengan segala keinginan Samuel yang satu ini.

"Baiklah kalau begitu. See you soon, Bro." ucap Samuel yang hendak mengakhiri panggilannya dengan Dion.

"Bye!" jawab Dion dengan kesal dan langsung memutuskan panggilannya dengan Samuel tanpa pikir panjang lagi.

Samuel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Dion yang sedang frustasi menghadapinya. Setelah selesai menghubungi Dion, Samuel masih memainkan ponselnya dan beralih membuka galeri untuk melihat foto-foto Aaron yang sengaja ia abadikan sendiri untuk pengobat rindunya saat mereka sedang berjauhan.

"Tunggu daddy ya, Aaron. Daddy berjanji, Daddy janji akan membawa Aaron dan mommy kembali ke pelukan daddy secepatnya. Secepatnya." batin Samuel dalam hatinya sambil mengusap ponselnya yang sedang menampilkan foto Aaron.

Setelah itu, Samuel beralih membuka e-mail yang barusan Sisca—sekretarisnya kirim untuk mempelajari materi meeting yang akan ia pimpin saat tiba di Amerika nanti. Dan selama perjalanan udara yang ia tempuh, Samuel sama sekali tidak tidur karena masih banyak materi yang kemarin ia lewatkan dan harus ia pahami sekarang juga.

PERJODOHAN TAK TERDUGA [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang