[BOOK#2] [THE SEQUEL] King of My Heart

[REVISED] 01 - #START OVER AGAIN

Harap tinggalkan jejak ya!
Jangan tiba-tiba nongol di chapter-chapter terakhir, abis itu baru ninggalin jejak sambil nanya, mana next-nya. Thankseuuu.

[THE SEQUEL] King of My Heart
[REVISED] 01 - #START OVER AGAIN

• • •

"Sehun-ah!" Ujar Tiffany lega ketika melihat Sehun, pria yang meninggalkannya selama dua tahun ini sekarang ada di depannya.

Tiffany meraih Sehun dengan memeluknya. Ia menangis sejadi-jadinya di bahu laki-laki itu. Namun tak lama, hingga akhirnya Tiffany melepaskan pelukkannya dari pria itu. Membiarkan pria itu agar tidak merasa sakit di sekujur tubuhnya karena dipeluk oleh Tiffany dengan erat.

"Gwaenchana?" Tanya Tiffany menanyakan keadaan Sehun.

Laki-laki itu tak langsung menjawab pertanyaan Tiffany. Ia justru tersenyum sambil mengerutkan keningnya.

"Maaf, tapi anda siapa?" Tanya Sehun pada wanita yang tak ia kenali di depannya.~

• • •

Hari baru telah muncul. Tiffany sama sekali tak bergerak dari ranjangnya. Ia hanya memandangi ke arah luar jendela dengan kepala yang menumpu pada kedua lututnya. Yuri di seberangnya tampak memperhatikan keadaan Tiffany, merasa iba.

Tak lama kemudian, seorang perawat memasuki ruang kamar rawat di mana Tiffany ada di dalamnya. Genap dua puluh empat jam, wanita itu ada di rumah sakit akibat pingsan sewaktu di restoran kemarin siang. Sebenarnya dokter hanya mengatakan bahwa Tiffany mengalami syok sesaat. Dan setelah itu, ia bisa pulang ke rumah tanpa harus meminum obat dari dokter.

"Selamat pagi." Sapa perawat wanita berseragam rumah sakit itu.

"Nyonya, bagaimana keadaan nyonya? Dokter mengatakam bahwa nyonya boleh pulang hari ini." Ujar perawat wanita itu ramah.

Tiffany tak menggubris perkataan perawat wanita di sampingnya. Yuri yang melihat Tiffany sama sekali tak bereaksi, langsung memberi tanda pada perawat itu dan menyuruhnya segera pergi. Kemudian Yuri berjalan mendekat ke arah Tiffany yang masih asik melihat ke arah luar jendela.

"Fany-ah, kajja!" Ajak Yuri.

Yuri lalu mengambil tas Tiffany yang ada di samping nakas. Sesaat kemudian, Tiffany menyingkirkan selimut yang menyelimuti kakinya. Ia turun dari tempat tidur dengan dibantu oleh Yuri. Masih terlihat dengan jelas, bekas air mata wanita itu di bawah mata dan di pipinya.

"Gomawo. Pulanglah. Kau pasti kelelahan akibat menungguiku semalaman. Utamakan bayi yang ada di dalam perutmu." Ujar Tiffany memaksa dirinya untuk tersenyum.

"Aku akan mengantarmu hingga ke mobilmu."

"Tidak! Aku akan ke kamar di mana Sehun dirawat."

"Fany-ah..." Sela Yuri.

"Gwaenchana. Aku hanya perlu di sampingnya agar dia bisa mengingatku kembali, 'kan?" Tanya Tiffany meyakinkan pendapatnya sendiri. Air matanya mulai mengalir kembali, setelah semalaman belum puas menangis.

"Fany-ah! Ije geuman! Dokter bilang, kita tak boleh memaksa ingatannya untuk kembali. Itu hanya akan memperburuk keadaannya. Ingatannya akan hilang permanen jika kita terus memaksanya untuk mengingat ingatannya yang hilang." Ujar Yuri dengan air mata yang ikut mengalir. "Perhatikan juga dirimu. Setidaknya untuk saat ini, jangan ganggu dia dulu, eo?" Usul Yuri.

Namun sekali lagi Tiffany membantah. Ia tetap bersikukuh untuk menemui Sehun. "Pulanglah. Aku janji padamu, bahwa aku akan baik-baik saja." Ujar Tiffany meyakinkan Yuri.