Entah sudah berama lama aku berdiri di depan pintu UGD rumah sakit tempatku bekerja. Kejadian kemarin malam masih teringat jelas di pikiranku antara percaya atau tidak jika lelaki yang ada di hadapanku kemarin itu adalah Jafran pacar masa laluku.
Aku masih ingat jelas bagaimana wajah lelaki itu, lelaki itu sangat terlihat mirip dengan pacar masa laluku.
Tapi jika benar mengapa dia tidak mengingat aku, seberapa besar kesalahanku di masa lalu. Yang aku ingat dulu Jafran itu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya 12 tahun yang lalu."Rindi! Kamu gak lihat ada pasien kecelakaan yang masuk UGD? Kamu ini gimana sih ?' Teguran suster Bila menyadarkan lamunanku
"Serius sus ? kapan datangnya, kok saya gak lihat?" Tanyaku panik sambil berlari untuk masuk ke ruang UGD
"Petugas PMI tadi sudah panggil kamu, tapi kamu gak jawab dan terus ngelamun. Entah kamu ngelamunin apaan ?" Ucap suster Bila kesal atas kecerobohan Rindi
"Ya sudah saya permisi sus, saya beresin pasien itu dulu ya" Pamitku yang hanya di balas dengan gelengan kepala dari Suster Bila.
---
"Tadi gue di tegur sama suster Bila" Keluhku kepada Sisil saat istirahat makan siang di kantin"Kok bisa ? Lo ngelakuin apa ?" Tanya Sisil penasaran
"Gue ngelamun di UGD" Jawabku datar
"Ya ampun, Rin. Ya jelas lah suster Bila negur Lo" Jawab Sisil datar atas kelakuan sahabatnya itu "Lo tuh kenapa sih belakangan ini sering banget ngelamun ? Lo ada masalah ?" Tanyanya menginterogasi sikap Rindi belakangan ini
"Ah engga, gue lagi banyak pikiran aja belakangan ini" Ucapku pelan namun masih terdengar oleh Sisil
"Kebiasaan ya Lo, Lo mikirin apaan sih ? Penting banget ya sampai di bawa ke kerjaan ? Gak ada waktu lain buat lo merenung gitu ?" Berondong Sisil kepadaku yang sedang menyeruput lemon tea di depannya
"Kepo banget sih lo ? udah ah pusing gue kalo harus jawab pertanyaan lo" jawabku ketus, sambil berdiri untuk meninggalkannya dan menghindari pertanyaan lainnya
Pekerjaanku hari ini sangat menguras tenaga pasalnya ada lebih dari 10 kecelakaan hari ini yang menugaskan aku terus menguras energiku di ruang UGD.
Malam ini aku mendapati Shift malam karena kecerobohanku di siang hari tadi. Namun aku tak bisa mengeluh atas perintah shift malam itu, saat aku akan membeli minuman ternyata ada sebuah suara bel yang menyatakan keadaan darurat. Segera aku berlari melewati Lorong rumah sakit untuk bersiap menyambut pasien darurat tersebut.
Tidak lama dari suara bel itu, terdengar beberapa sirine khas ambulan yang datang di gerbang rumah sakit. Aku yang jaraknya cukup jauh dari ruang UGD mempercepat larianku agar sampai di UGD tepat waktu, namun kecepatan mobil ambulans dan langkah kakiku itu tidaklah sama. Mobil ambulans tersebut lebih cepat sampai di depan ruang UGD dan langsung mengeluarkan korban yang sudah mendapatkan pertolongan pertama itu. Dari jarak yang cukup jauh, aku bisa melihat beberapa mobil pasukan khusus TNI angkatan darat yang mengawal ambulans tersebut.
"Mobil TNI ? siapa korban itu ? duuh
Rindi ko lemot sih ? Orang penting kah ?"Ucapku dalam hati dan segera mempercepat langkahku yang tinggal beberapa meter dari tempatnya itu---
Saat aku hendak mengambil beberapa peralatan medis, pergelangan tanganku ditahan oleh sebuah tangan yang cukup besar dari tanganku. Saat aku menoleh kepada pemilik tangan besar itu, aku membulatkan mataku kendati itu adalah Jafran. Jantungku mulai berdegup kencang, namun aku segera menyadarkan diriku bahwa itu bukanlah Jafran yang aku kenal."Ada apa?" Tanya Jafran ketus
"Yang harusnya nanya itu saya, ada apa ? mengapa menghalangi saya ? saya akan mengobati pasien itu" Ujarku sambil menahan Jantungnya yang berdetak semakin kencang
"Sudah ada dokter dan perawat lain disana. Satu lagi, pasien yang anda maksud itu adalah Ayah saya" Balas Jafran ketus tanpa melepaskan tanganku yang sudah terasa perih
"Lalu ada urusan apa anda menahan tangan saya ?" Setelah sadar, Jafran melepaskan tanganku kasar dan terlihat ada bekas merah di pergelangan tanganku
"Saya ingin berbicara sebentar" Jawab Jafran gugup karena mungkin merasa tidak enak atas bekas merah di tanganku yang dilakukan olehnya
"Apakah anda tidak tahu waktu ? ini masih jam kerja saya. Maaf tapi saya tidak bisa bicara dengan anda sekarang" Balasku dengan kata-kata formal dan dengan suara yang sedikit bergetar karena menahan detak jantungku yang lagi lagi berdetak kencang.
"Baiklah, saya rasa anda sangat menghargai wak-" Belum selesai Jafran menyelesaikan perkataannya, dia memegangi erat kepalanya dan memejamkan matanya.
Engga! aku gak mau main sama kamu sekarang. Ucap seorang gadis yang menggunakan seragam SMP
Tapi kenapa ? Tanya Jafran yang menggunakan seragam SMP juga
Aku sibuk Jafran, sebentar lagi kan ujian. Aku gak mau banyak main. Jawabnya tegas
Tapi kamu kan bisa belajar nanti malam ? Tanya Jafran memaksa gadis itu
Engga! pokoknya aku gak mau main dulu sama kamu. Jawab gadis itu berjalan mendahului Jafran
Iya deh iya. Kamu itu menghargai waktu banget ya ? Tanya Jafran yang sudah mengimbangi langkah kaki gadis itu
Iya dong, waktu itu adalah uang haha. Jawab gadis itu dengan di sertai tawanya yang sangat riang
*bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny(END)
Romance[Maaf typo bersebaran] Kecelakaan yang terjadi kepada Jafran, menyebabkan Rindi harus mengikhlaskan kepergian cinta pertamanya tersebut, namun siapa sangka setelah 12 tahun kemudian Rindi bisa bertemu dengan Jafran kembali. Takdir memang tak terduga...