Saat ini aku dan Jafran sudah bersiap untuk acara selanjutnya yaitu pedang pora. Tidak bisa dipungkiri bahwa aku sangat bahagia hari ini, karena berada di tengah 12 pedang adalah sebuah pernikahan impianku tak ku sangka ini terwujud.
"Senyum senyum sendiri, kamu sakit?" Sindir Jafran yang sudah berada di sampingku
"Apaan sih" Ucapku sambil memalingkan wajahku dari tatapannya yang menyebalkan
"Tadi senyum sendiri, sekarang malah kaya bebek gitu" Ucapnya sambil mencubit lembut pipiku
"Aku deg degan tau" Ucapku dan mendapatkan wajahnya yang menahan tawa
"Tenang kan ada aku" Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya
"Gak usah kaya gitu bisa gak sih?" Bentakku dan langsung menyubit perutnya
"Kenapa? Aku ganteng ya" ucapnya sambil mendekatkan wajahnya kearahku
"TIDAK!" Bentakku dan mendorong tubuhnya agar menjauh karena ku rasa pipiku mulai memanas
"Rindi, Jafran malah bercanda aja ya? Ayo siap-siap" Tegas Tante Nani eh maksudku Ibu Nani yang hanya dibalas tawa dari aku dan Jafran
"Kalian ini malah ketawa-ketawa ayo kita kesana. Teman-teman Jafran sudah menunggu" Ucap mamaku
"Ma, Rindi tegang takut nanti kalau kesandung atau gaun Rindi tersangkut gimana ?"Ucapku dengan suara panik
"Kamu ini ada-ada aja. Ya hati-hati dong sayang lagian kan ada jafran" ucap ibu Nani sambil merangkul pinggang jafran
"Hilangkan pikiran aneh itu, Rindi" Ucap mamaku sambil memelukku
"Ya sudah, ayo kalian kedalam. Jafran pegang tangan Rindi bantu dia jalan masuk ya" Ucap Ibu Nani yang dibalas anggukan dan senyuman Jafran
Kenapa hari ini dia banyak tersenyum ? Oh tidak, jangan tersenyum lagi. Aku tidak kuat menahan panas di pipi, jangan terus memancarkan aura itu. Dedek gak kuat bang
"Kenapa itu pipi merah? Udah kaya tomat aja" Ucap Jafran sambil mencubit lembut pipiku lalu tertawa
"Ini blush on tau" Ucapku sambil menepis tangannya dari pipiku
"Meskipun aku laki-laki, tapi aku tau blush on kamu itu yang ada di sini bukan disini" Ucapnya sambil menggerakkan tangannya di wajahku dan berakhir mencubit hidungku
"Ih diem ah, kamu gak bisa diem banget dari tadi?" Ucapku sambil memberikan tatapan sinis padanya
"Iya aku diem" ucapnya sambil melipat kedua tangannya depan dada
---
Aku sudah berdiri di atas red carpet bersama Jafran. Saat ini kami akan melaksanakan upacara pedang pora. Aku paksakan tersenyum manis padahal dalam hatiku sudah tidak jelas dan berdetak kencang karena tegang atas pikiranku yang melayang-layang."Senyum ikhlas jangan terlihat tegang" Bisik Jafran di telingaku dan hanya ku balas dengan senyum samar saja
Perlahan tapi pasti aku dan Jafran berjalan dibawah pedang-pedang yang dipayungkan oleh rekan-rekan Jafran dan disertai suara jepretan kamera dari arah kanan dan kiri.
Sampai saat aku dan Jafran berada di bawah 12 payungan pedang yang mengelilingi kami, aku dan Jafran saling berhadapan. Saat ini aku benar-benar bahagia bahkan aku tak bisa mengungkapkan perasaanku dengan apapun selain dengan senyuman yang kini terus menghias wajahku. Lalu kami bertukar cincin dibawah payungan pegang ini, cincin yang sangat indah.
"Rindi, saya sangat menyayangimu dan saya berjanji akan selalu ada untuk menjagamu, melindungimu, dan membimbingmu di saat suka maupun duka" ucap Jafran yang tidak ku sangka akan mengucapkan kalimat sederhana yang mampu membuat pipiku seperti udang

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny(END)
Romance[Maaf typo bersebaran] Kecelakaan yang terjadi kepada Jafran, menyebabkan Rindi harus mengikhlaskan kepergian cinta pertamanya tersebut, namun siapa sangka setelah 12 tahun kemudian Rindi bisa bertemu dengan Jafran kembali. Takdir memang tak terduga...