Hari Senin tanggal 28 Agustus 2017 tepat 16 minggu aku mengandung baby JR dan melewati trimester kemarin dengan penuh perjuangan. Seperti mual saat melihat Jafran pulang dinas, malas untuk berangkat dinas karena tak suka dengan bau rumah sakit. Padahal dulu aku sangat menyukai bau rumah sakit. Hiks. Dan yang lebih parahnya lagi, aku tak mau di dekati oleh Jafran karena menurutku parfum yang di pakai Jafran selalu membuatku mual. Baby JR, parfum Papa itu wangi banget loh. Aduh, sabar.
Di usia kandunganku yang sudah empat bulan ini, rasa mualku sudah sedikit berkurang. Tapi aku semakin malas berdekatan dengan Jafran, maafkan aku ya, sayang ?
Apalagi, saat Jafran menggunakan seragam kebesarannya ingin sekali aku melemparnya menggunakan sepatu PDL miliknya. Aduh aku ko kejam sekali ya ? Hiks"Assalamualaikum, sayang aku pulang" Suara merdu itu menghentikan aktifitasku yang sedang memakan buah apel di ruang tv
"Waalaikumsallam" Jawabku pendek sambil menghampirinya yang sedang membuka sepatu PDLnya
"Kamu gak akan lempar aku pake sepatu PDL, sayang ?" Ceplosnya yang membuatku langsung menatap lurus kearahnya
"Engga, kasihan nanti kamu sakit" Aku mencoba sabar, kendati tanganku sudah gatal ingin melempar sepatu PDL itu, duh baby. Ko kamu gak suka seragam Papa sih ? Kan keren. Hiks
"Lakukan saja apa yang menjadi keinginanmu sayang, termasuk lempar aku pakai sepatu PDL" Jafran berdiri dan tersenyum lembut
"Ih curang, gimana bisa aku lempar sepatu itu kalau kamunya aja sikapnya kaya gini" Aku memeluk Jafran yang masih mengenakan seragamnya. Tumben, biasanya mual.
"Kamu gak mual sayang ?" Aku menggeleng
"Sama sekali engga loh" Jafran tersenyum dan memelukku kembali
"Mungkin Baby JR mulai suka sama Papa" Ucapnya yang membuatku geli sendiri
"Papa, Baby JR sudah 16 minggu. Itu berarti Baby JR sudah bisa mendengar dan bisa ditentukan, dia Baby J atau Baby R" Jafran tersenyum lalu duduk, sehingga wajahnya tepat di depan perutku yang sudah sedikit membesar.
"Baiklah Baby, besok kita lihat. Apakah kamu Baby J atau Baby R. Tapi apapun jenis kelaminmu kelak, Papa harap kamu menjadi anak yang baik dan selalu bisa menjadi pelindung bagi siapapun" Ucapnya manis, sangat manis. Lalu mencium perutku
"Ohiya sayang, besok kan kita ke acara pernihakan Ima sama dokter Tara" Tiba-tiba pikiranku ingat akan hari bahagia kedua sahabatku, cukup saat mereka tunangan saja aku tidak hadir karena mual yang teramat sangat. Jangan sampai pernikahannya juga aku tak datang.
Ima dan Dokter Tara memang sempat menunda pertunangannya dulu, karena Ima harus pergi ke Belanda selama 4 bulan bersama maskapai penerbangan tempatnya bekerja. Maka setelah Ima pulang barulah mereka melangsungkan pertunangannya, namun aku tidak bisa hadir karena usia kandunganku saat itu sedang dalam fase trimester yang selalu mual setiap saat, lagi pula Jafran sedang dinas di Jakarta selama sebulan saat itu dan tepat tanggal 29 Agustus 2017, mereka akan melepas masa lajangnya yang kebetulan aku juga sudah terbebas dari trimester dan Jafran ada di sini. Maka tak ada alasan lagi untukku tak menghadiri acara pernikahannya.
"Pulang dari acara pernikahan kan bisa, sayang" Ucapnya yang membuatku lega.
---
Pagi ini aku sudah sibuk dengan baju yang bersebaran di atas kasur. Ya karena apalagi kalau bukan karena aku yang sedang memilih baju untuk menghadiri pesta pernikahan Ima dan Dokter Tara."Sayang, sudah belum milih bajunya ?" Ucap Jafran yang sudah terbalut dalam baju batik berwarna merah marun dan celana kain panjang berwarna hitam
"Belum sayang, aku gak punya baju nih" Aku tak melirik Jafran dan lebih fokus pada baju-baju yang bececeran di atas kasur

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny(END)
Romansa[Maaf typo bersebaran] Kecelakaan yang terjadi kepada Jafran, menyebabkan Rindi harus mengikhlaskan kepergian cinta pertamanya tersebut, namun siapa sangka setelah 12 tahun kemudian Rindi bisa bertemu dengan Jafran kembali. Takdir memang tak terduga...