Udara dingin di pagi hari pukul 05.00 yang masuk melalui fentilasi rumah dinas Jafran membuatku semakin bersemangat untuk memulai aktivitas hari ini. Dari mulai mencuci baju, menyapu, sampai menyiapkan baju dinas Jafran aku lakukan dengan sangat senang hati. Namun ada satu yang belum aku lakukan, yaitu memasak untuk sarapan Jafran. Aku memang tidak pandai memasak, meskipun kebanyakan perawat bisa masak berbeda dengan aku yang hanya bisa memasak nasi goreng sebagai andalanku. Namun aku tidak mungkin memberikan Jafran sarapan nasi goreng setiap hari, bisa panas dalam dia nanti. Aku mengambil ponselku yang tergeletak di atas meja kerja Jafran dan membuka instagram untuk mencari resep makanan yang enak untuk aku bereksperimen pagi ini.
"Sayang" Panggil Jafran dari kamar mandi yang membuatku menghentikan acara searching resep makanan.
"Iya ada apa ?" Jawabku sambil berjalan ke arah suara
"Kamu sudah shalat?" Tanya Jafran yang hanya mengintip dari balik pintu kamar mandi
"Belum, aku masih nunggu cucian yang belum selesai" Jawabku yang dibalas anggukan kepala Jafran
"Ya sudah, kamu wudhu dulu aja. Kita shalat bareng ya aku mandi dulu. Takut keburu akhir nanti" Ucapnya lalu menutup pintu kamar mandi
Setelah menunaikan ibadah shalat subuh, aku segera membereskan tugas mencuciku yang tadi sempat di tunda. Saat aku sedang menunggu cucian di mesin cuci sambil mencari resep makanan, Jafran keluar dari kamar hanya menggunakan celana pendeknya saja dan mengekspos dada bidangnya. Aku yang melihat itu, sudah merasakan pipiku memanas karena baru saat ini aku nelihat jelas dada bidang jafran dan aku rasa Jafran menyadarinya karena sekarang Jafran sedang berjalan kearahku.
"Kenapa mukanya kaya udang rebus gitu?" Tanya Jafran sambil merebut ponsel yang menjadi alat untuk aku tidak melihat ke arah Jafran
"Kamu ngapain sih gak pake baju gitu?" Tanyaku sambil memalingkan wajahku
"Kenapa ? Kamu blushing ya ? Atau suka ?" Tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya
"Ih udah sana pake baju dulu ih" Aku mendorong tubuh tegap Jafran agar dia tidak lebih lama menggodaku yang sudah hampir meledak
"Slow down sayang, baju dinasku mana ?" Ucapnya sambil menahan tanganku yang tadi mendorong tubuhya
"Di lemari sudah aku siapkan"
"Kamu gak akan pakein aku baju gitu ?" Tanya Jafran yang kini sudah ada tepat di depan wajahku
"Ish! Udah sana pake baju sendiri kenapa ? Cepet sana hus hus" Usirku pada Jafran yang kini sedang memasang wajah dongkolnya
"Gak romantis sekali"Kritiknya sambil masuk kedalam kamar
Setelah berpikir keras dan searching untuk memasak sarapan apa pagi ini, aku memutuskan untuk memasak nasi goreng untuk Jafran. Jangan membullyku, karena memang hanya itu yang kubisa. Saat aku sedang asik memasak nasi goreng, aku merasakan ada tangan besar yang memelukku dari belakang. Siapa lagi kalau bukan si bayi besar Jafran dari wangi parfumnya saja aku sudah hafal.
"Apaan sih, ganggu aku lagi masak aja" Ucapku sambil tetap memasukkan bumbu-bumbu pada nasi goreng yang sedang ku masak
"Kamu kenapa sih, masak nasi goreng terus setiap hari ?" Tanya Jafran tanpa melepaskan pelukannya
"Karena hanya itu yang aku bisa" Jawabku singkat
"Aku baru tahu kalau seorang perawat tidak bisa masak selain nasi goreng" Jawabnya sambil melepas pelukkannya dan duduk di meja makan
"Oh! Aku inget! Aku bisa masak selain nasi goreng" Ucapku sambil menatap ke arah Jafran yang sedang duduk manis menunggu nasi goreng yang ku buat
"Masak apa ?" Tanya Jafran sambil menopang dagunya pada tangan kanannya
"Masak mie goreng, mie rebus, telur mata sapi, dadar telur" Ucapku sambil menghidangkan nasi goreng pada Jafran
"Itu sama saja kamu tidak bisa masak, sayang" Ucapnya sambil menyuap nasi goreng
"Yang penting kan ada yang aku bisa"
setelah memakan sarapan andalanku, Jafran berpamitan untuk melaksanakan kewajibannya yaitu apel pagi. sedangkan aku masih bergelut dengan kebiasaan seorang ibu rumah tangga yaitu mengistrika, membersihkan debu pada lemari TV, dan yang lainnya. karena hari ini aku sedang tidak dinas di rumah sakit.--
"Assalamualaikum" Aku menoleh ke arah Jafran yang baru pulang setelah apel pagi"Waalaikumsallam" Balasku sambil berjalan ke arah Jafran yang sedang membuka sepatu PDL nya
"Kenapa muka kamu bersinar-sinar gitu ?" Tanya Jafran setelah membuka sepasang sepatunya
"Engga apa-apa ko, lagi seneng aja" Ucapku sambil menggandeng tangan Jafran
"Mau sesuatu ya ?" Ucapnya sambil menatap tajam kearahku
"Engga ko" Jawabku sambil melepaskan gandenganku
"Kalau mau juga gak apa-apa" Ucap Jafran sambil memelukku dari belakang
"Wait! Kamu lagi modus ya ?" Ucapku sambil melepaskan pelukkannya
"Pikiranmu kemana sih ? Kalau kamu mau kencan sekarang juga gak apa-apa. Ayo" Ucapnya sambil meninggalkan ku di ruang tamu
"Serius ?" Teriakku dari arah ruang tamu
"Iya sayang" Jawabnya dari arah kamar
Setelah mendengar jawaban Jafran, aku segera berlari ke arah kamar mandi untuk mencuci muka. Karena tadi pagi sudah mandi, maka sekarang hanya cuci muka agar lebih terlihat fresh. Setelah mencuci muka aku segera ke kamar rias untuk sekedar memoleskan bedak dan lipstik berwarna pink lalu berganti baju.Saat aku keluar dari kamar rias, aku melihat Jafran yang sedang duduk di kursi ruang tamu dengan baju atasan berwarna hitam yang berlengan pendek dan celana pendek berwarna coklat muda tidak lupa dengan arloji kesayangannya.
"Sudah siap ?" Tanya Jafran yang membuatku tersadar dari rasa terpesonaku pada Jafran
"Sudah" Jawabku singkat
"Ayo" Ucapnya sambil mengambil kunci diatas meja
Setelah aku selesai mengunci pintu rumah dinas Jafran, aku berbalik dan melihat Jafran sedang menggunakan helm fullface nya. Berarti kita tidak menggunakan mobil ? Ya kita menggunakan motor ninja ZX6R 600cc warna hitam milik Jafran yang sudah jarang dipakai Jafran semenjak mempunyai mobil.
"Aku lagi malas pakai mobil, sayang. Pakai motor gak apa-apa ya ?" Ucap Jafran sambil tersenyum ke arahku meskipun wajahnya tertutup oleh helmnya.
"Iya gak apa-apa, untung aja aku gak jadi pakai rok" Ucapku sambil mengambil helm yang diberikan Jafran. Saat ini aku menggunakan baju dalaman berwarna putih yang dilengkapi dengan cardigan berwarna coklat muda dan bermotif zigzag berwarna putih serta celana jeans warna putih, tidak lupa pashmina berwarna coklat muda dan wedges berwarna coklat disertai tas selempang kecil berwarna hitam.
"Eh, Dek Jafran. Mau pada kemana ?" Tanya Mbak Jaya yang baru lewat di depan kami
"Izin, mau menikmati weekend Mbak" Ucapku sambil tersenyum
"Oh begitu, kalau pengantin baru pinginnya berdua terus ya. Kaya yang tidak betah di asrama, Dek. Padahal baru seminggu di sini" Ucap Mbak bertubuh subur itu dengan gaya angkuhnya
"Oh tidak, hanya kebetulan saya lagi tidak dinas dan ingin memanjakan istri saja" Ucap Jafran setelah melepas helmnya
"Pengantin baru memang sering manja-manjaan, kalau sudah setahun menikah pasti biasa saja" Cerocos Mbak Jaya sambil berjalan meninggalkan kami
"Komentar mulu, Mbak" Ucapku pelan sambil memakai helm
"Sabar, sayang" Ucap Jafran sambil menggunakan helm juga
"Ya udah, ayo naik" Ucap Jafran yang tak ku jawab dan langsung naik ke atas motor
"Lets go" Ujar Jafran sambil menyalakan motornya
*bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny(END)
Romantizm[Maaf typo bersebaran] Kecelakaan yang terjadi kepada Jafran, menyebabkan Rindi harus mengikhlaskan kepergian cinta pertamanya tersebut, namun siapa sangka setelah 12 tahun kemudian Rindi bisa bertemu dengan Jafran kembali. Takdir memang tak terduga...