29. Pertemuan yang tak terduga

19.4K 998 2
                                    

"Rai ?" Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku dan Jafran langsung membalikkan tubuhnya memandang lurus ke arah laki-laki yang masih menggunakan seragam pilotnya itu

"Siapa dia ?" Tanya Jafran tanpa melihat ke arahku dan tetap menatap lurus

"Hai, sudah lama gak ketemu" Ucap Rai sambil menyodorkan tangannya dan langsung di balas oleh Jafran

"Hai Sob, kalau boleh tahu nih. Anda siapa ya ?" Tanya Jafran ramah. Tidak, ini bukan ramah ini tanda mau introgasi

"Oh saya Rainanda Pratama Putra, kenapa anda bisa bersama dengan Rindi ?" Rai memandang tajam ke arah Jafran tanpa melepaskan jabatan tangannya

"Memangnya anda tidak tahu siapa saya ?" Jafran melepaskan jabatan tangannya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana

"Pacar baru Rindi ya ?" Tebak Rai yang 10000% salah besar

"Saya suami Rindi" Jafran menatapku tajam dan Rai memandangku dengan ekspresi terkejutnya

"Sayang, bisa kamu jelaskan ?" Pinta Jafran sambil melambaikan tangannya di depam wajahku yang masih terpaku di tempatku. Amnesiakan aku sekarang juga, Tuhan.

"Emm.. anu.." Tidak ada kalimat lain yang keluar dari mulutku karena masih terlalu terkejut untuk menjelaskan dan rasa tidak nyaman karena kami terlalu mencolok disini apalagi Rai yang masih pakai seragam tentunya membuat remaja putri menatapnya. Untung saja Jaran tidak menggunakan seragam lorengnya.

"baiklah, lebih baik kita ngobrol sambil makan saja. Tidak nyaman disini terlalu menjadi pusat perhatian" Ucap Jafran sambil menggandeng tanganku

---
"Jadi bagaimana ?" Rai terlihat sangat meminta penjelasan

"Dia Kapten Jafran, Rai" Aku menundukkan kepalaku setelah melihat wajah Rai yang terlihat sangat terkejut

"Apa dia, yang buat kamu putusin aku ?" Rai menatapku yang masih menunduk dan Jafran yang langsung tersedak saat sedang meminum lime squash pesanannya

"Putus ? Apa hubungan kalian lebih dari sekedar teman ?" Jafran memandangku dan Rai secara bergantian

"Iya Sob, dulu Rindi putuskan saya karena kamu" Tuhan, lupa ingatan saja lah aku sekarang

"Sayang, bicara lah. Kalau kamu kaya gitu nanti kamu dikira lagi di sidang loh" Jafran menepuk pundakku lembut

"Iya, dia Jafran yang selalu aku bahas dan dia adalah Rainanda yang kamu baca pesannya dulu yang saat bersamaan datangnya mantan kamu untuk pertama kalinya" Aku menunjuk Jafran dan Rai secara bergantian

"Salam kenal sob" Jafran menyodorkan tangannya

"Salam kenal juga sob" Rai membalas tangan Jafran dengan menjabatnya

"Kok malah akur sih, ada suami sama mantan akur begini. Beda banget sama aku dan willona" Gumamku saat mereka sudah larut dalam obrolannya yang aku sendiri pun tak mengerti

"Jadi, waktu itu saya baca pesan aku tahu kamu suka. Tapi sampai ketemu tanggal 25 seperti itu kalau tidak salah. Itu ada apa ?" Tanya Jafran pada Rai

"Tanggal 25 itu saya pulang dari perjalanan Indonesia - Norwegia selama 10 bulan. Saya tidak tahu kalau ternyata Rindi menikah dengan Jafran yang selama ini selalu diingatnya, kalau bagian yang suka itu dia bercerita tentang lamaran dari laki-laki yang aku pun tak menyangka ternyata kamu" Rai tersenyum kepada Jafran dan aku

"Oh begitu" Jawab Jafran singkat

"Bagaimana rasanya menjadi seorang pilot, Sob ?" Sambung Jafran santai

"Ya begitulah, ada suka ada duka. Sukanya kalau cuaca bagus, hati bagus dan perjalanan lancar sedangkan dukanya ya harus rela kontrak nyawa dan meninggalkan orang yang ku sayangi di Bandung seperti Keluarga dan calon tunanganku. Kalau tentara sendiri bagaimana ?"

"Ya sama, Sob. Kurang lebih seperti itu lah, harus mengorbankan nyawa dan meninggalkan keluarga apalagi kalau harus ke tempat yang kurang sinyal atau bahkan tidak ada sinyal ya pastinya akan timbul rasa rindu keluarga" ucapan Jafran sambil merangkulku

"Iya, Sob. Setiap pekerjaan ada resikonya" Ujar Rai sambil menganggukan kepalanya

"Apalagi yang pekerjaannya kontrak nyawa seperti Pilot dan Tentara yang pastinya harus siap mati kapan pun" Bak tertimpa bangunan setelah mendengar perkataan Jafran barusan yang membuatku semakin membeku dan mendadak ingin peluk Jafran tapi ada Rai, nanti di sangka pamer kemesraan lagi. Padahal kita memang mesra

"Iya Sob, benar sekali. Keluarga pun harus ikhlas kalau harus berangkat dinas" Timpa Rai. Duh, nih dua cowok gak bisa apa ya pakai topik pembicaraan lain ? Atau mau bikin aku nangis bombay gitu ?

"Oh iya, tadi kamu sebut calon tunangan ? Kamu mau tunangan ?"Tanyaku berusaha mengalihkan topik pembicaraan

"Oh iya, Rin. Minggu depan kalau kalian tidak ada acara, nanti datang lah ke acara pertunanganku" Aku dan Jafran saling berpandangan lalu beralih ke arah Rai yang sedang meminum Jus mangganya

"Kamu mau tunangan sama siapa, Rai ?" Aku menatap Rai tajam

"Aku sedang menunggunya, mungkin sebentar lagi dia datang karena sudah ku hubungi agar bertemu disini" Rai menyalakan ponselnya yang sedaritadi di biarkan di atas meja

"RAINANDA!" Teriak seorang perempuan dari arah belakang aku dan Jafran. tapi suaranya tidak asing bagiku, aku dan Jafran saling bertatapan dengan tatapan heran

"Apakah yang kamu pikirkan sama dengan yang aku pikirkan ?" Ucap Jafran dengan tatapan anehnya

"I think so"

Kami membalikkan tubuh secara bersamaan, aku mebulatkan kedua mataku setelah melihat seorang wanita dengan dress pendek selutut berwarna merah dan rambut curly panjang serta sepatu high heels merah tak lupa dengan tas merah pula. Yang sekarang sedang melambaikan tangannya pada Rai yang berdiri di belakang kami, begitu pun dengan Jafran yang terkejut sepertiku. Aku dan Jafran saling berpandangan dengan tatapan heran

"Willona calon tunangan Rai ?" Ucapku dan Jafran bersamaan
*bersambung

Uwaaah gak nyangka ya udah 11ribu kali dibaca. Terimakasih ya semuaa 😘 Selamat membaca dan semoga terhibur. Daaan maaf udah buat kalian penasaran, masih banyak kejutan dari destiny. Pantengin terus yaa, terimakasih

Sekian dan terimakasih dari salah satu spesies jamur yang terlalu banyak berimajinasi ini 😌

Destiny(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang