23. Hadiah pernikahan

23.2K 1.1K 2
                                        

Sebelumnya, saya mau mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H. Mohon maaf lahir dan batin, maaf jika dalam penulisan atau cerita terdapat banyak kesalahan 🙏 Minal aidzin wal faidzin

Saat aku keluar dari kamar mandi aku melihat Jafran yang sedang duduk di atas karpet sedang memainkan ponselnya dan didepannya sudah ada dua piring makanan.

"Hei, lagi ngapain ?" Tanyaku sambil mendekati Jafran yang sedang meletakkan ponselnya di atas meja

"Kamu udah selesai mandinya ?" Tanyanya sambil tersenyum dan membereskan 2 piring makanan di atas meja

"Ini buat siapa?" Tanyaku sambil duduk di depan meja dan berhadapan dengan Jafran

"Buat kita" ucapnya sambil menyodorkan sepiring makanan itu

"Ini udah jam 11 malam? Kamu yakin makan semalam ini?" Tanyaku menatap tajam kearahnya

"Ya dari pada nanti tengah malam lapar kan ?" Ucap Jafran sambil memasukan sesendok nasi ke mulutnya

"Oke deh, perut aku juga lapar" ucapku mulai menyendok nasi

"Abisin dan jangan ada yang tersisa" ancamnya sambil menyenggol sendokku dengan sendoknya

"Siap kapten" ucapku sambil bergaya hormat dan dibalas dengan tawanya

"Mana kejutannya ?" Tanyaku antusias

"Ini kejutannya" Jawab Jafran sambil menunjuk ke arah piring makananku

"Oh ini" Aku menatap makanan khas sunda yang ada di piringku dan mulai mengaduk makanan tanpa selera

"Memangnya mau kejutan seperti apa, hem ?" Jafran menatapku sambil mengangkat sebelah alisnya

"Ah tidak, lupakan" Jawabku sambil menyuap nasi yang tadi sempat ku aduk

"Eh iya, tadi Willona kenapa ya kondisinya kaya gitu ?" Aku menatap Jafran yang sedang menikmati makanannya

"Dari kabar yang aku dapat, tadi Willona kecelakaan karena membawa mobil dengan kecepatan di atas batas" Jafran menghentikan makannya lalu mengeluarkan ponselnya

"Ini kondisi mobil Willona, dan tadi dia kesini naik ojek katanya" Sambungnya setelah menunjukkan gambar mobil yang hancur parah

"Kata siapa ? Dapat kabar dari mana ?" Aku menatap lekat Jafran yang ada dihadapanku

"Rekanku yang tadi membantu Willona" Jawabnya tenang

Saat aku dan Jafran sedang mengobrol, terdengar suara ketukan pintu dan ketika aku akan berdiri tanganku di tahan oleh Jafran.

"Biar aku aja yang buka pintunya" ucapnya sambil beranjak dari tempat duduknya dan mendekati pintu

"Mama, ibu ? Ada apa? Ayo masuk" saat pintu terbuka lebar terlihat ibu Nani dan mama Reni masuk dan membawa sesuatu

"Mama, Ibu. Ada apa ?" Tanyaku sambil mendekat ke arah kedua ibuku itu

"Ini ada hadiah dari Mama untuk kalian" ucap Mama sambil memberiku kotak kecil yang dihias oleh pita cantik

"Ini ada hadiah dari Ibu juga" ucap Ibu memberikan kotak panjang kepada Jafran. Kelihatannya kotak itu berat ?

"Mama, Ibu kenapa repot-repot ?" Ucapku lalu tersenyum ke arah kedua ibuku itu yang di balas dengan senyuman dari keduanya

"Tidak apa- apa. Kalian lagi makan ?" Tanya Ibu setelah melihat dua piring di atas meja karpet

"Iya Ma, tadi siang gak sempet makan" ucap jafran sambil menyimpan hadiah dari ibu di atas tempat tidur

"Ya udah kalian habiskan makannya, terus tidur. Ini sudah larut malam" ucap Mama sambil berdiri dari tempat tidurnya lalu hanya kami balas dengan anggukan dan senyuman

Setelah Mama dan Ibu keluar dari kamar, aku dan Jafran menyelesaikan makan kami. Lalu membuka hadiah dari Mama dan Ibu yang tadi diberikannya.

"Itu dalemnya apaan ya?" Tanyaku pada jafran yang sedang membuka bungkus hadiah dari ibu

"Mungkin kompor gas" Ucapnya yang berhasil membuat kami tertawa terbahak-bahak. "Ini kayanya bingkai foto" sambung Jafran setelah membuka sebagian bungkus kado itu.

Ternyata benar, itu adalah fotoku dan Jafran dari saat kami kecil hingga aku dan Jafran yang memakai seragam SMA, lalu aku memakai seragam Akper dan Jafran yang memakai seragam Taruna saat akmil sampai yang paling ujung adalah foto saat kami prewedding. Foto itu benar-benar membuatku terharu dan tidak bisa menahan air mata haruku.

"Cengeng sekali" Ledek Jafran sambil merangkul pundakku dan tetap menatap foto-foto itu

"Biarin, aku bahagia banget tau" ucapku sambil memeluknya

Setelah itu kami membuka hadiah dari Mama. Kotak kecil yang dihias pita kecil itu juga sukses membuat kami penasaran. Saat dibuka ternyata ada gelang kain bertuliskan Jafran dan Rindi dan cincin pelastik berwarna ungu yang ku ingat itu adalah gelang dan cincin yang jafran berikan saat awal kami bertemu dan terdapat kalung cantik dengan diamon cantik berwarna merah muda. Dibalik kotak itu terdapat tulisan

Sulit sekali menemukan gelang dan cincin ini. Tapi mama berhasil menemukannya di kotak "memories" milik Rindi. Mama memberikan kalung ini untuk Rindi, sekarang kamu sudah memiliki imam dan pelindung yang sangat baik seperti Jafran. Untuk Jafran jaga dan tetap cintai anak mama yang manja itu, pasangkan kalung ini kepadanya dan hiduplah bahagia selamanya bersama anak mama dan bapak. Bimbinglah dia ke jalan yang di ridhai Allah swt.

Salam sayang
Mama&Bapak

"Pasti nangis lagi deh" Ucap jafran sambil tersenyum dan menatapku yang berada di sampingnya

"Iya pasti, aku terharu lagi" Ucapku sambil tertawa kecil dan menghapus air mataku

"Udah jangan nangis, sini aku pakein kalung dari mama" Ucapnya sambil memakaikan kalungnya yang mengakibatkan wajahku sangat dekat dengan wajahnya

"Cantik" ucapnya setelah memasangkan kalung dari Mama di leherku

Tentu hal itu mengakibatkan jantungku berdetak sangat kencang dan aku mulai merasakan pipiku memanas. Jafran yang menyadari hal itu langsung menahan tawanya.

"Pipi kamu merah tuh" Ucap jafran disertai senyumnya dan cubitan lembut di pipiku

"Udah ih, aku ngantuk. Aku mau tidur capek" Ucapku sambil berdiri dari tempat dudukku

"Duduk sini" Ucapnya sambil menahan tanganku oleh tangan kirinya dan menepuk-nepuk tempat tidur menggunakan tangan kanannya

"Mau ngapain ?" Ucapku sambil menatap tajam ke arahnya

"Sini aja dulu" Ucapnya lalu menarikku untuk duduk di sebelahnya

Jafran menatapku lekat dan mendekatkan wajahnya kearahku yang pastinya hal itu mengakibatkan jantungku semakin berdetak kencang dan pipiku semakin memanas.

"Pipimu makin merah, Rin"Ledeknya sambil mencubit lembut pipiku

Lalu jafran berbaring dengan kepala berada di pangkuanku dan mulai memejamkan matanya. Jafran punya sifat manja seperti ini? Tidak, jantungku bisa-bisa semakin tidak bisa diajak kompromi. Dan kulihat wajahnya sangat damai dan nafasnya teratur, jafran tampan sekali saat tidur. dedek gak kuat bang lihatnya.
*bersambung

Destiny(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang