Setelah semua tes nikah kantor diikuti, aku merasakan tubuhku sangat lelah. Pasalnya tadi saat pengajuan, kami harus berjalan dari ruangan satu ke ruangan yang lain yang jaraknya lumayan jauh.
Wejangan -wejangan singkat yang di berikan sangat membekas di hati dan pikaranku. wejangan yang diberikan tentang bagaimana kehidupan sebelum menikah dan sesudah menikah.
"Kamu kenapa diem aja, Rin ?" Tanya Jafran sambil terus menyetir
"Tangan aku pegel banget" Ucapku sambil memijat-mijat tangan kananku
"Ya udah nanti udah sampai aku pijitin" ucapnya sambi tersenyum
"Gak perlu, minum obat juga sembuh pegelnya. Ohiya, kamu bilang tadi kalo aku jawab aneh-aneh aku disuruh keluar ? Tapi tadi om tentaranya ramah banget masa iya bisa ngusir aku?" Protesku pada jafran dan mendapatkan gelak tawa jafran yang berada di sebelahku
"Memang engga, aku pingin isengin kamu aja. Muka kamu itu lucu kalo lagi panik kaya tadi" ucap jaran di sela-sela tawanya
"Ih nyebelin! Tapi ini menyenangkan ya ? Aku kira bakalan nakutin banget eh ternyata engga loh malah dapet banyak wejangan dan siraman rohani gitu. Dapet teman baru pula" ucapku penuh semangat sambil menggerakkan tanganku menerangkan pengalamanku nikah militer
"Kamu semangat banget neranginnya ? Iya kamu benar, banyak wejangan yang positif. Terimakasih ya, Rindi" ucapnya sambil mengelus puncak kepalaku
"Terimakasih untuk apa?" Tanyaku yang tak mengerti maksudnya
"Terimakasih sudah sabar menjalani proses nikah militer tadi" ucapnya sambil tersenyum
"Iya sama-sama, kamu juga tadi sabar banget hadapin aku yang sering ngomel karena kaki aku pegel bulak balik ruangan" ucapku sambil memberikan senyuman yang memperlihatkan gigiku
"Bawel itu daya tarikmu, Rindi" ucapnya sambil tertawa pelan
Tidak beberapa lama, akhirnya kami sampai di rumahku. Yang di sambut oleh Mama, Papa, Teh Yuli, A Sidik, dan pastinya si gimbul Gefira. Aku dan Jafran langsung menyalami keempat orang yang sudah menyambut kami dan aku langsung merebut Gefira dari A sidik.
"Gimana nikah kantornya ? Serem gak ?" Tanya A sidik sambil merangkul teh yuli
"Awalnya sih tegang, tapi waktu udah di jalani malah seru dan banyak dapet pelajaran juga" ucapku sambil menggendong Gefira yang sudah aktif digendonganku karena melihat Jafran
"Kenapa cantik ?" Tanya Jafran sambil mencubit lembut pipi Gefira
"Pingin di gendong itu, om" ucap A sidik sambil tertawa
"Oh gitu, ayo sini" ucap jafran sambil merebut Gefira dari gendonganku
"Baru juga aku gendong, dih" ucapku sambil melipat kedua tanganku di depan dada
"Kalau sama onti udah bosan, pinginnya sama om" timpa Teh yuli yang membuat kami semua tertawa
"Ayo masuk, sudah maghrib" ajak p
Papa sambil berjalan masukSetelah shalat maghrib, Jafran berpamitan untuk pulang karena harus mengantar temannya.
Setelah pengajuan yang sudah dilakukan tadi, aku sama sekali tidak bisa melupakan setiap prosesnya. Apalagi wejangan-wejangannya, aku tidak sabar tinggal beberapa hari lagi semuanya akan segera selesai.
Drrtt!
Suara getaran ponselku menyadarkanku dari lamunan tentang pengalamanku nikah militer yang sangat berkesan itu.
Saat aku melihat siapa yang menghubungiku malam ini, ternyata itu adalah Ibu Nani calon mertuaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny(END)
Lãng mạn[Maaf typo bersebaran] Kecelakaan yang terjadi kepada Jafran, menyebabkan Rindi harus mengikhlaskan kepergian cinta pertamanya tersebut, namun siapa sangka setelah 12 tahun kemudian Rindi bisa bertemu dengan Jafran kembali. Takdir memang tak terduga...