3. Misterius

37.5K 2.2K 5
                                    

Jafran Pov

"Aa, jemput aku ya" Ucap Agnes di dalam telepon

"Jemput dimana ? iya kalau bisa izin keluar nanti Aa jemput" Balasku yang sedikit malas

"Di cafe dekat Gedung sate. Teman-temanku mau di jemput juga A" Rengek Agnes dengan suara manjanya

"Iya iya. Aa juga gak bisa sembarangan keluar harus ada izin dulu, Agnes"

"Iya udah, pokoknya kalau Aa gak jemput aku nanti aku bilangin ibu" Ancam agnes di teleponnya

"Aa gak janji" Jawabku

"Pokonya aku tunggu Aa, mau gak mau harus jemput aku. Assalamualaikum" Ucap Agnes sambil menutup teleponnya.

"Waalaikumsallam" Aku menghela nafas berat karena sifat manja adikku itu

---

Setelah aku mendapatkan izin untuk menjemput adikku, Aku langsung mengendari mobil putih kesayanganku dengan kecepatan sedang. Jalanan Bandung sore ini cukup padat disertai hujan yang deras.

Karena bosan, aku menyalakan MP3 yang ada di dalam mobil dan mendengarkan sebuah. Saat lagu yang pertama sedang dimainkan aku merasa lagu tersebut sudah tidak asing bagiku. Lagu tersebut adalah lagu kasih putih yang dinyanyikan oleh Glenn Fredly.

Terdalam yang pernah ku rasa
Hasrat ku hanyalah untukmu
Terukir manis dalam renunganku
Jiwamu, jiwaku menyatu

Biarkanlah ku rasakan
Hangatnya sentuhan kasihmu
Bawa daku penuhiku
Berilah diriku kasih putih
Dihatiku

Aku mendengarkan dengan baik setiap kata yang ada di dalam lirik lagu tersebut. Dirasakan kepalaku sangat berat dan terasa mataku tidak bisa dipaksakan untuk melihat jalan di depan, segera aku menepikan mobilku untuk memulihkan rasa sakit di kepalaku itu.

"JAFRAN!!JANGAN NYEBELIN" teriak sorang gadis yang mengenakan baju hijau tosca dan berambut panjang.
Jafran mengejar gadis itu dan menarik pergelangan gadis tersebut.

Tuk!Tuk!Tuk!

Suara ketukan di mobilku menyadarkan aku dari lamunanku tentang seorang gadis yang sedang asik bercanda denganku.

"Selamat sore, Pak. Maaf anda tidak bisa parkir disini karena ada rambu di larang berhenti disini. Bisa saya lihat surat-suratnya Pak ?" Tegur seorang polisi yang sedang berpatroli di sekitar kota

Aku mengangguk dan memberikan surat-surat lengkap kepada polisi tersebut. Setelah di periksa kelengkapan surat mobil yang ternyata lengkap, Aku melajukan mobilku dengan sangat hati-hati karena kepalaku masih terasa berat.

---

Sesampainya aku di cafe tersebut, aku langsung mencari adikku yang menyebalkan untuk mengantarnya pulang dan langsung kembali ke asrama.

Aku melihat Agnes yang sedang berjalan menghampiriku dengan wajahnya yang terlihat kesal. Mungkin dia akan mengintrogasiku ?

"Dari mana aja sih, A ? kok lama banget ?" Cerocos Agnes dengan nada manjanya

"Tadi kepala Aa berat sekali, mangkannya Aa menepi dulu. Malah di tegur polisi karena tidak lihat rambu dilarang berhenti" Jelasku kepada Agnes

"Tapi Aa gak apa-apa kan ? Gak kena tilang kan ? Aa gak ada urusan sama kantor polisi kan ? Aa masih bisa kerja kan ?" Berondong agnes yang membuatku mengerutkan dahi karena tingkah anehnya yang berlebihan

"Kamu bicara apa sih ? Ya gak lah. Aa itu warga negara yang baik jadi pasti Aa bawa semua kelengkapan berkendara" Jelasku membanggakan diri

Agnes memutar bola matanya sebal "Sombong banget sih,A?" ucapnya

"Ya udah, ayo kita-"

BHUK!!!

ucapanku terpotong saat aku merasa ada seseorang yang menabrakku dari belakang

"Maaf ya maaf" Ucap seseorang dari arah belakangku

Aku membalikkan tubuhku dan melihat ternyata seorang perempuan yang menabrakku tadi.

"Iya tidak apa-apa, lain kali lihat-lihat kalau jalan" Ucapku

Perempuan berhijab itu hanya menatap wajahku dan dia terlihat seperti menahan air matanya. Wajahnya mulai memerah karena menahan air matanya yang mulai terkumpul di mata sipit nya.

"Jafran ?" Ucap perempuan berhijab itu

Darimana dia tahu namaku? apakah aku begitu terkenal sampai dia mengenali namaku ? atau aku pernah bertemu dan berkenalan sebelumnya ?

"Apakah anda mengenali saya ?" Tanyaku

Namun dia tidak menjawabku, melainkan dia tetap terpaku di tempatnya dan mulai menangis. Aku merasa tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengannya.

"Oh iya, a..aku lihat nametag kamu" Jawabnya terbata sambil menunjuk nametag di seragamku

"Oh begitu" Jawabku seperlunya.

Aku kira dia mengenalku sehingga dia bisa membantuku memecahkan masalah pikiranku tentang gadis misterius yang selalu hadir di pikiran atau mimpiku. Ternyata dugaanku salah

"Apa kamu benar Jafran ?" Tanyanya

"Iya benar, ada yang bisa saya bantu ?" Jawabku

"Oh, tidak saya hanya bertanya saja. memastikan apakah ini nyata atau halusinasiku" Jawab gadis itu disertai dengan senyum samarnya

"Maksud anda memastikan itu apa ?" Tanyaku yang tak mengerti dengan perkataan gadis itu

"Ah tidak, lupakan saja. Kalau begitu saya permisi dulu saya masih ada urusan" Belum sempat ku jawab, gadis itu sudah pergi dengan cepat dari hadapanku

*bersambung

Destiny(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang