"Siap, izin petunjuk bang?" Ucap jafran saat aku masuk ke dalam kamar
"..."
"Siap bang siap"
"..."
"Baik segera saya pindah ke rumah dinas" Ucap Jafran yang membuatku membulatkan mataku.
Rumah dinas ? Rumah kaku yang ada di sekeliling daerah militer itu ? Yang warna catnya hijau semua ? Aku bakalan tinggal disana? Tetangganya ? Lingkungannya ? Apa sekaku rumahnya ?
"Sayang ?" Panggil Jafran yang sudah berada di sampingku dan menyadarkanku dari lamunan rumah dinas
"I..iya ?" Aku masih belum sepenuhnya sadar dan mendapatkan wajah heran Jafran
"Kamu kenapa?" Tanya Jafran masih dengan wajah herannya
"Kita mau pindah ke rumah dinas ya ?" Tanyaku yang membuat raut wajah Jafran berubah
"Iya, besok kalo bisa kita pindah" ucapnya sambil memegang bahuku
"Besok ? Apa harus besok ? Aku belum pamitan sama Lala, Ima, Windi, Erin, Rizka, Alexa,R-" ucapanku terhenti saat Jafran menciumku. Lagi ? Oh tidak tidak.
"Rindi kamu cerewet sekali, kesatuanku itu dekat tempat kamu bekerja maka dari itu rumah dinasnya juga pasti di situ. Tidak perlu berpamitan Rindi" Ucapnya dan hanya ku balas dengan anggukan kepala saja karena aku masih merasakan detak jantungku yang begitu cepat
---
Hari ini adalah hari pertama aku dan Jafran akan pindah ke rumah dinas Jafran setelah 3 hari kami tinggal di rumah Papa dan Mamaku."Jadilah natural, Sayang" Jafran melirikku sekilas dan tetap melajukan mobil putih kesayangannya itu
"Aku takut" Ucapku sambil menatapnya
"Takut kenapa?" Tanya Jafran disertai senyumannya
"Takut sama tetangganya" Ucapku yang dibalas tepukan lembut tangan Jafran pada puncak kepalaku
"Mereka baik kok, Sayang" Ucapnya sambil membunyikan klakson dan memberhentikan mobilnya
"Kita sapa dulu dua tentara yang ada di gerbang" Sambungnya sambil membuka kaca jendela mobil
"Hormat, selamat pagi" Ucap seorang laki-laki berbaju loreng yang sudah tak asing bagiku
"selamat pagi, kau dengan siapa disini, Sat ?" Tanya Jafran pada sersan Satria
"Bersama sersan Ikbal, Ndan" Ucapnya sambil menunjuk seorang laki-laki yang berdiri di samping mobil sebelah kiri tepat di depan jendelaku
"Siap, komandan" Ucapnya setelah Jafran membuka kaca jendela disebelahku
"Kalian jangan terlalu serius lah. Ya sudah saya duluan ya, masih banyak yang harus dibereskan" Ucap Jafran tanpa lepas dari senyumannya
"Baik Semoga anda beserta istri betah disini" Ucap sersan Ikbal yang aku balas dengan anggukan kepala dan senyuman begitu pun dengan Jafran
Setelah sampai di depan Rumah dinas Jafran, benar seperti dugaanku. Rumahnya tampak kaku dan sangat membosankan cat rumahnya pun tidak berbeda dengan cat rumah yang lain.
"Ngapain diam didepan?" Tanya Jafran yang sudah membuka pintu rumahnya itu
"Selamat datang di rumah dinas khas tentara, Ibu suster" Ucapnya sambil merangkulku yang baru masuk ke dalam rumah itu
Tidak ada hiasan atau wallpaper yang lucu atau apapun, dinding hijau polos yang hanya terpajang foto pernikahan kami saat prosesi pedang pora, lemari tv beserta tv dan foto saat Jafran masih taruna sampai menjadi kapten, dua kamar, satu kamar mandi, dapur dan sofa berwarna hijau pastinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny(END)
Любовные романы[Maaf typo bersebaran] Kecelakaan yang terjadi kepada Jafran, menyebabkan Rindi harus mengikhlaskan kepergian cinta pertamanya tersebut, namun siapa sangka setelah 12 tahun kemudian Rindi bisa bertemu dengan Jafran kembali. Takdir memang tak terduga...