9. Penjelasan

33.2K 1.7K 3
                                    

Setelah kejadian kemarin membuatku tidak semangat bekerja hari ini. Aku hanya ingin diam di rumah tanpa ada yang mengganggu seorangpun. Namun demi tugasku sebagai seorang perawat aku harus lupakan masalah kemarin dan berangkat ke rumah sakit lalu menyebarkan senyumanku kepada para pasien di rumah sakit ini.

"Suster, Rin" Panggil seseorang dari arah belakang

"Dokter Tara ? ada apa dok ?" Tanyaku pada Dokter Tara yang sudah berada di depanku

"Kamu sudah makan ? Bagaimana kalau istirahat nanti kita makan di kantin ?" Tanya Dokter Tara dengan senyum ramahnya

"Baik dok, tapi sekarang saya harus ambil darah pasien di kelas 1 dulu ya Dok. Permisi" Pamitku yang di balas dengan anggukan dari Dokter Tara

---
Siang ini Kantin sangat penuh karena memang hari ini rumah sakit sedang kedatangan banyak pengunjung. Seseorang yang ku tunggu sedari tadi akhirnya muncul juga lelaki bertubuh tinggi dengan kemeja biru navi dan celana berwarna coklat susu lengkap dengan Jas dokter dan stetoskop di lehernya.

"Dokter Tara, akhirnya datang juga" Ucapku sedikit kesal

"Kamu sudah nunggu berapa lama ?" Tanya Dokter Tara 

"Gak lama kok, cuma 30 menit" jawabku lalu mengalihkan pandanganku dari wajahnya

"Ya sudah, saya minta maaf ya. Ayo kita makan saya sudah lapar sekali" Jawab Dokter Tara sambil menarik tanganku

Saat kami sedang makan, aku melihat ada seseorang yang sangat ku kenal sedang berdiri di depan ruang inap VIP sambil memainkan ponselnya.

"Jafran?" Ucapku pelan

"Ada apa, Rin ?" Tanya Dokter Tara sambil menatapku

"Ah tidak Dok, tidak apa-apa" Jawabku tanpa mengalihkan pandanganku dari Jafran

"Bukankah itu laki-laki yang bersama dengan kamu pada malam itu kan ?" Tanya Dokter Tara yang ternyata sudah melihat Jafran

"Iya Dok" Jawabku singkat

"Kamu bilang waktu itu gak kenal sama dia ? tapi kenapa kamu melihatnya seperti itu ? memang dia siapa kamu ?" Berondong Dokter Tara yang membuat jantungku berdetak kencang

"Sebenarnya dia pacar masa laluku, Dok. Pada malam itu kami sedang berdebat maka dari itu saya mengatakan bahwa saya tidak mengenalnya." Jawabku yang di balas dengan anggukan kepala dari Dokter Tara

"Memangnya kalian kenapa bisa putus ? kelihatannya kalian cocok" Jawab Dokter Tara yang berdiri dari tempat duduknya "Apapun yang terjadi, kamu harus dengarkan penjelasannya. Meskipun saya tidak tahu apa yang terjadi diantara kalian, tapi saya rasa kalian harus bicara berdua karena saya rasa dimatamu masih ada rasa untuknya" Sambung Dokter Tara sambil menepuk bahuku lembut yang membuatku tak bisa berkata apapun

"Baik Dok, terimakasih sarannya. Maaf saya malah jadi curhat begini" Jawabku sambil menghapus air mataku

"Temui dia dan dengarkan penjelasannya" Perintah Dokter Tara

---
Suntikan semangat dari beberapa sahabat bahkan Dokter Tara membuatku menjadi penasaran atas apa yang terjadi dengan Jafran. mengapa mereka semua mendukung Jafran

Namun semenjak di Kantin tadi, aku tidak melihat Jafran lagi. Aku rasa dia sudah tidak ada di rumah sakit ini lagi, saat aku melewati sebuah ruang inap tanganku ditahan oleh seseorang yang membuat jantungku berdetak kencang.

siapa ini ? jangan bilang hantu, duh mana udah malam kalau hantu beneran gimana, perasaan selama kerja disini gak pernah aku lihat hantu

"Rindi" Ucap seorang laki-laki

Aku memberanikan diri untuk berbalik ke belakang tanpa membuka kedua mataku. Ya Tuhan semoga ini bukan hantu, semoga kalau hantu, bukan hantu yang jahat.

"Rindi, kamu kenapa?" Tanya lelaki itu, setelah aku membuka mataku ternyata itu adalah Jafran

Aku langsung menepis tangannya yang menahan tanganku dan mencoba untuk pergi. Namun kini pegangannya sangat erat yang membuatku tak bisa lepas darinya.

"Dengarkan penjelasanku Rindi" Ucap Jafran sambil tetap menahanku

"Sudah cukup, hari ini aku akan dengarkan penjelasanmu" Aku menyerah dengan keadaanku yang masih tidak bisa menerima dan mencoba mendengarkan Jafran

"Jadi, setelah kecelakaan itu-"

"Jafran" Ucapan Jafran terpotong saat ada suara wanita paruh baya memanggil namanya

Wanita paruh baya itu adalah tante Nani, ibunya Jafran. Tante Nani yang melihat keberadaanku dengan Jafran yang sedang memegang tanganku membuatnya membelalakan kedua matanya.

"Rindi ?" Tanya Tante Nani dengan suara gemetarnya

"Assalamualaikum tante"Ucapku

Tanpa membalas salamku, tante Nani memelukku dan menangis dengan sangat kencang. Aku melepaskan pelukannya dan menatap mata tante Nani.

"Tante ada apa ?" Tanyaku kepada tante Nani yang tengah menangis

"Ada apa bu ? Mengapa ibu menangis saat melihat Rindi?" Jafran yang sedaritadi diam di sampingku kini mengangkat suaranya

"Tante kangen sama kamu Rindi, maafkan tante. Selama ini tante mencari kamu kemana-mana tapi hasilnya nihil. Tante mau menceritakan semuanya Rindi, jika Jafran tidak meninggal. Dia ditemukan di sebuah desa tapi dengan ingatannya yang hilang tapi tante tidak menemukanmu. Tante datang ke rumahmu tapi tetanggamu bilang kamu dan keluargamu sudah pindah, tante tidak memiliki kontakmu maka dari itu tante sulit menghubungimu" Tante Nani menjelaskan semuanya sedangkan aku hanya dapat terpaku mendengar semuanya dan tidak tahu apa yang harus ku ucapkan.

"Tante, Rindi bingung harus jawab apa?" Ucapku sambil menangis yang membuat Tante Nani dan Jafran tertawa dan hanya dibalas belaian lembut Tante Nani pada puncak kepalaku

Apa aku salah ngomong ? Batinku

"Jafran maafin aku selama ini udah salah paham sama kamu" Ucapku pelan karena merasa tidak enak atas perbuatanku pada Jafran tadi

Jafran tak menjawab dan memelukku "Tidak apa, aku mengerti. Harusnya aku yang meminta maaf" Ucapnya lembut

---
Hari ini aku merasa semangat bekerja, karena hari ini aku akan merawat pasien bernama Tn. Angga. Iya Tn.Angga itu adalah nama ayah dari Kapten Jafran yang sudah 3 hari masuk rumah sakit karena Jantung.

"Assalamualaikum Pak, Bu. Selamat pagi bagaimana keadaannya ?" Tanyaku pada Bapak dan Ibu yang sedang berbincang di dalam ruangan VIP itu

"Bu, bukannya ini Rindi ?" Tanya om Angga kepada Tante Nani

"Iya pak. Ini Rindi" Jawab Tante Nani sambil tersenyum padaku

"Sudah lama tidak berjumpa ya ?" Ucap Om Angga sambil tersenyum

"Iya om"Jawabku sambil menyesuaikan infusan om Angga

"Apakah Rindi sudah bertemu dengan Jafran ?" Tanya om Angga lembut

"Sudah Pak, bahkan kemarin ibu lihat mereka berepelukkan" Jawab tante Rindi yang membuat pipiku terasa panas

"Oh benarkah ? Jadi kapan kalian akan meresmikan hubungannya ?" Tanya om Angga yang langsung membuatku tak bisa menjawab apapun

"Sekarang, Yah" Ucap seorang laki-laki berbaju loreng yang baru datang bersama seorang wanita berbaju warna ungu dan kerudung putih bercorak bunga ungu
Ha?Wanita?

*Bersambung

Destiny(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang