15. Mantan

23.8K 1.1K 0
                                    

Kotak kecil berisi cincin yang dihiasi dengan permata cantik sukses membuatku tersenyum sepanjang hari. Selalu ada kejutan yang Jafran berikan padaku, saat aku kembali ke dalam ruang inap seluruh ruang inap sudah di hias dengan bunga mawar berawana pink.

"Kamu kenapa ? Senyum senyum sendiri kaya gitu" Tanya mama yang menyadarkanku dari lamunan tentang kejutan kemarin.

"Engga ko, Rindi seneng aja hari ini bisa pulang" Ucapku sambil terus melihat satu persatu bunga mawar yang ada di ruangan

"Ya namanya juga lagi Falling in love Ma, ya begitu senyum-senyum sendiri" Celetuk Teh Yuli sambil memasukan satu persatu bajuku

"Apaan sih, Teh ?" Ucapku sambil berjalan menuju kursi roda, meskipun hari ini aku sudah diperbolehkan pulang namun aku masih merasakan sedikit rasa pening di kepalaku sehingga masih memerlukan kursi roda.

Sudah 2 hari Jafran tidak mengabariku, bahkan kemarin pun yang mempersiapkan kejutan itu adalah teman-teman Jafran. Aku tidak tahu Jafran sedang ada dimana, bahkan telpon pun tidak di angkat.

---
Saat sampai di rumah, aku di sambut oleh keempat sahabatku tidak ada Jafran. Bahkan yang aku inginkan sekarang adalah kehadiran Jafran. Saat aku sedang terharu dengan kejutan yang sahabatku berikan, tiba-tiba mataku hitam karena ada yang menutup mataku dengan tangannya.

"Siapa ini ?" Tanyaku sambil memegang tangan yang menutup mataku

....

"Ini siapaaaa ?" Tanyaku sekali lagi sambil mencoba melepas tangan itu, saat tangan itu terlepas aku berbalik ke arah belakang

"Jafraaaan" Teriakku kepada Jafran yang sedang tertawa kecil karena kejahilannya dan langsung memelukku

"Pacaran jangan di sini dong, ada kirana, Mikayla, sama Gefira ini" Ucap Rino sambil melipat kedua tangannya di depan dada yang
mengakibatkan semua orang tertawa

"Nti pa luk om ?" Tanya mikayla yang tak bisa ku mengerti

"Kamu ngomong apa sih cantik? Tanyaku sambil mengangkat badan gimbul Mikayla

"Aunti kenapa peluk om?" Ucap Intan mengartikan bahasa Mikayla

"Oh iya gapapa, Mikayla mau peluk om juga ?" Tanyaku pada Mikayla

"Aya luk nti ja, aya kut om flan" Ucap
Mikayla yang berarti "Ayla peluk aunti aja, ayla takut om Jafran" dan langsung ku peluk tubuh gembulnya disertai Jafran yang mencubit lembut pipi mikayla yang seperti bapao itu.

---
Setelah seminggu masa pemulihan akhirnya hari ini aku mulai bertugas di rumah sakit lagi sebagai perawat Rindi.

"Rindi, selamat bekerja kembaliiiii" Teriak Sisil sambil memelukku

"Gak usah teriak juga kali, Sil" Ucapku sambil menutup kedua telingaku

"Yee, gue kan seneng akhirnya temen curhat gue balik lagi" Ucap Sisil sambil merangkulku dan berjalan menuju kantin

"Lo pulang di jemput, Rin ?" Tanya sisil yang sedang duduk di depanku

"Iya, gue di jemput sama Jafran" Jawabku sambil meminum susu murni yang tadi ku pesan

"Emangnya lo mau kemana sama Jafran ?" Tanya Sisil

"Entahlah, tapi kayanya mau makan malam aja. Karena kan Jafran juga gak bisa lama-lama izin keluar" Jawabku sambil melihat sekitar

---
"Mau makan dimana, Rin ?" Tanya Jafran tanpa melihatku karena sedang menyetir

"Terserah kamu aja" Jawabku sambil menatapnya

"Baiklah, nyonya" Ucapnya sambil tersenyum padaku

Sesampainya kami di cafe tempat kami makan malam ini, kami langsung pesan makanan. Saat aku sedang asik bermain ponselku, Jafran mengambil ponsel dari genggamanku dan menatapku intens

"Apakah ada yang asik di dalam ponsel ?" Tanya Jafran sambil melihat ponselku

"Emm, eng..engga ko" Jawabku gugup

"Kenapa gugup gitu ? Rainanda siapa ?" Tanya Jafran sambil melihatkan pesan terakhir yang ku kirim

"Rainanda itu.. emm.. dia.. dia itu mantanku" Ucapku gugup yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari Jafran

"Oh jadi Rainanda lebih asik daripada saya ? Sampai kamu lebih asik mainkan ponsel dan membalas pesan dari Rainanda ?" Tanya Jafran sambil membanting ponselku ke meja

"Bukannya gitu, denger dulu. Rainanda kirim pesan itu untuk-"

Jafran!

Teriakkan seorang perempuan dari belakangku berhasil memotong penjelasanku tentang kesalah pahaman tadi. Saat aku hendak melihat kebelakang ternyata perempuan itu sudah berlari dan memeluk Jafran.
Memeluk ? Dia ? Peluk Jafran ? Peluk pacar gue ? Ralat! Calon suami gue ?
Aku hanya bisa membelalakkan mataku dan Jafran hanya bisa membeku di tempatnya saat perempuan berambut panjang itu memeluknya

"Wilona ?" Tanya Jafran sambil melepaskan pelukan yang di berikan perempuan yang baru ku tahu bernama Wilona itu

"Ih kamu apaan sih, kenapa lepasin pelukan aku ? Aku kan kangen sama kamu Jafran. Kamu gak kangen sama aku emangnya ?" Cerocos perempuan itu tanpa menyadari keberadaanku. Jafran tidak menjawab pertanyaannya melainkam malah melirik ke arahku

"Siapa dia ?" Tanya perempuan itu sambil melihat sinis ke arahku

"Dia Rindi, calon istriku" Ucap Jafran sambil memberikan tatapan tajam padaku

"Oh, jadi dia yang bikin kamu ninggalin aku ?" Tanya wilona sambil tersenyum sinis ke arahku

Jafran hanya menatap wilona dan sesekali menatapku, sedangkan wilona sendiri tetap berdiri di samping Jafran sambil terus menatap sinis padaku.

"Aku duluan, takut mengganggu kalian. Permisi" Ucapku sambil berdiri dan meninggalkan keduanya
*bersambung

Assalamualaikum reader, selamat malam. Semoga puasanya lancar ya teman-teman yang menjalankannya. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan yang penuh berkah. Amiin 🙏. Mohon maaf lahir dan batin

With love
Indri Mardiani❤

Destiny(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang