Morning, Sunday! Pagi ini aku sudah bangun pukul 03.00 pagi. Dengan alasan yang sama aku terbangun pukul 03.00 pagi setiap harinya. Yap. My little boy. Suara tangisnya mengalahkan terompet pagi di asrama, bahkan mengalahkan Papanya saat sedang memberikan perintah pada bawahannya. Sudah genap tiga minggu aku memiliki bayi mungil ini, setiap hari Mama dan Ibu mertua bergantian datang ke asrama untuk membantuku. Minggu pagi ini juga merupakan hari pertama dimana aku akan memandikan Baby Randi. Meskipun aku sudah biasa memandikan bayi dirumah sakit dulu, tapi entah kenapa rasanya aku was was saat akan memandikan Baby Randi. Apalagi ditambah Mama dan Ibu mertua yang menyuruhku istirahat dan menggantikan aku untuk memandikan Baby Randi.
Oeek.. Oeek
Suara membahana itu membuyarkan lamunanku, aku bergegas menuju box baby yang berada di ujung ruangan. Yap, kamarku kini sudah di penuhi dengan box dan lemari bayi Randi. Aku mengangkat tubuh mungil Randi, pantas saja dia menangis ternyata popoknya sudah penuh. Aku turunkan sisi box baby itu, lalu mulai berubah menjadi seorang Mama muda. Pertama, aku ikat asal rambut panjangku, lalu mulai membuka celana mungil Randi, setelah itu aku akan membersihkan dan mengganti popoknya dengan yang baru dan diiringi tangisan Baby Randi yang mungkin akan membangunkan si Papa.
"Sebentar ya, sayangnya Mama" Ucapku pada bayi kecil yang berada di hadapanku. Alhasil, dia berhenti menangis dan menatapku. Good Job, baby!
"Wah, ini alrm Papa baru bisa berhenti sekarang ya" Ucap Jafran yang entah sudah bangun sejak kapan
"Iya, mengalahkan terompet asrama nih" Ucapku tanpa menatap Jafran dan tetap fokus mengganti popok Randi
"Mam, pagi ini kamu cantik banget" Ucapnya sambil menatapku tajam namun tak aku hiraukan, dan tetap fokus pada Bayi Randi. Bagaimana bisa, seorang wanita yang hanya mengenakan baju tidur dengan rambut yang diikat asal dan sedang mengganti popok bayi dibilang cantik ? Hiks
"Papa pasti ada maunya, ya de" Ucapku berusaha komunikasi dengan Randi yang sudah bersih
"Sepertinya Papa sudah dikalahkan oleh bayi ganteng ini" Ucapnya sambil menggendong Randi
"Oh tentu, Mama sudah menemukan cinta kedua" Ucapku sambil tertawa terbahak dan meninggalkan kedua laki-laki kesayangan itu
Pukul 08.00 di minggu pagi, aku dan Jafran sudah sibuk dengan bak mandi bayi, sabun dan shampo bayi, baju bayi, minyak telon dan colonge bayi. Yap, kami akan memandikan si Bayi kecil Randi Nugraha Farid.
"Mam, ini airnya sudah siap" Teriak Jafran dari dalam kamar mandi
"Iya tunggu sebentar" Aku menuju kamar mandi untuk memastikan air yang disiapkannya tidak terlalu panas atau terlalu dingin
"Loh, Randinya mana ?" Tanya Jaran melihatku menuju kamar mandi tanpa membawa Randi
"Aku mau memastikan dulu airnya hangat" Ucapku sambil menatap tajam kearahnya
"Gak percaya sekali ibu ini, itu sudah hangat. Bahkan diukur menggunakan thermometer" Ucapnya sambil memainkan sabun bayi
"Sip, okay. Ini hangat, tapi aku gak percaya kalo ini di ukur pakai thermometer" Ucapku sambil menatapnya
"Kamu ini ya, cari cara untuk aku hukum ya ? Jujur deh, kamu kangen kan sama aku ?" Ucapnya yang 100% benar. Iya, aku kangen saat berdua dengan Jafran. Karena semenjak aku hamil Randi, setiap kali aku dekat dengan Jafran pasti terasa mual. Dan setelah Randi lahir, setiap kali aku dekat dengan Jafran pasti Randi menangis. Hiks
Oeek..oeek
"Dih, percaya diri banget sih" Ucapku sambil menyubit lengannya dan berdiri. Sebelum aku berjalan, Jafran menahan tanganku lalu berdiri dan menatapku tajam

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny(END)
Romantizm[Maaf typo bersebaran] Kecelakaan yang terjadi kepada Jafran, menyebabkan Rindi harus mengikhlaskan kepergian cinta pertamanya tersebut, namun siapa sangka setelah 12 tahun kemudian Rindi bisa bertemu dengan Jafran kembali. Takdir memang tak terduga...