"Rindi! Coba lo jelasin ke kita semua, gimana caranya lo bisa ketemu Jafran ?" Tanya Lala dengan ekspresinya yang terkejut
"Gue ketemu dia di rumah sakit kemarin malam. Gue liat dia megangin kepalanya setiap gue ngucap beberapa kalimat. Dan akhirnya dia bilang Dia Rindi. Aku Ingat dan dia meluk gue saat itu juga, gue denger dia nangis waktu dia meluk gue" Ucapku panjang lebar menjelaskan kejadian kemarin sambil menahan mataku yang mulai memanas menjelaskan itu
"Sabar ya Rindi" Ucap Ima yang berada disampingku dan langsung memelukku
"Dia datang sama siapa Rin?" Tanya Windi yang berada di depanku"Ayahnya masuk rumah sakit" Jawabku singkat
"Terus reaksi lo waktu dia bilang kaya gitu, lo gimana ?" Tanya Rino yang sambil menggendong mikayla
"Gue marah banget lah sama dia. Gue tuh sakit hati tau gak ? 12 tahun loh gue dibohongin. Kalian tahu sendiri kan gimana perjuangan gue untuk lupain dia selama ini ?" Ucapku sambil menghapus beberapa air mata yang sudah jatuh di wajahku
"Lo harusnya jangan lansung marah gitu aja, Rin." Ucap Lala lembut
"Ya terus, gue harus gimana?" Tanyaku sedikit emosi
"Ya lo harus denger dulu penjelasan dari dia" Ucap Ima
"Ima sama Lala benar lo harusya jangan langsung marah kaya gitu, Rin. Lo harusnya dengerin penjelasan dia, tapi menurut gue berdasarkan cerita lo tadi dia sakit amnesia setelah kecelakaan itu" Jelas Rino yang membuatku berpikir bahwa apa yang mereka katakan itu ada benarnya juga
"Terus gue harus gimana sekarang ?" Tanyaku datar
"Kita ketemu sama Jafran" Usul Rino yang membuatku membelalakkan mataku
"Ketemu ? gak! gue gak mau ketemu dia" Ucapku ketus
"Lo jangan egois, Rin" Ucap Windi lembut
"Oke oke gue mau ketemu dia. Tapi dengan syarat" Jawabku yang membuat keempat sahabatku saling berpandangan
"Syarat ? Syarat apa ?" Tanya Ima
"Gue gak mau sendirian ketemu dia" Jawabku singkat
"Oke, gue temenin" Jawab Rino cepat
dan di balas dengan anggukan kepala sahabatku yang lain---
Hari ini adalah hari yang sangat mendebarkan dan sangat menyedihkan. Pasalnya hari ini aku akan bertemu dengan seseorang yang ku anggap telah membohongiku selama 12 tahun."Rindi! Ada Rino" Ucap Mamaku lembut di balik pintu yang menyadarkanku dari lamunanku tentang hari ini
"Iya ma, tunggu sebentar" Jawabku sambil memoleskan lipstik berwarna pink dan membenarkan pasminaku yang sedikit berantakan
"Sorry ya lama" Ucapku pada Rino yang sedang asik memainkan ponselnya
"Gak masalah, istri gue lebih lama" Jawabnya yang membuat kami tertawa cukup kencang
"Gue bilangin Intan loh ya" Ancamku sambik tertawa melihat reaksinya
"Udah yu berangkat. Lo siap ?" Tanya Rino sambil mengambil kunci mobil di atas meja
Aku menarik nafas panjang membayangkan akan bertemu dengan lelaki itu lagi "Oke, gue siap" jawabku singkat---
Kemacetan di kota Bandung memang tak separah kota Jakarta. Namun jika akhir pekan seperi ini, tidak bisa dipungkiri bahwa Bandung hampir menyerupai Jakarta. Aku dan Rino sudah terjebak kemacetan selama 30 menit.Drrrt!
Getar suara ponsel Rino menyadarkanku dari lamunanku tentang kemacetan hari ini
"Tolong angkat Rin, ini jalannya udah lancar" Ucap Rino yang sedang menyetir
Aku membelalakan kedua mataku melihat nama penelfon dari layar ponsel Rino. JAFRAN ? sejak kapan dia punya nomor ponsel Jafran ?
"Siapa Rin?" Tanya Rino datar
"Jafran" Jawabku sambil menatapnya untuk meminta penjelasan
"Oh, angkat coba. siapa tau dia udah sampai" Jawabnya datar tanpa melihatku yang sudah inginkan penjelasan darinya
"Jelasin dulu kenapa?" Tanyaku sedikit kesal
"Nanti ajalah jelasinnya, jawab dulu" Ucapnya datar bahkan seperti tak bersalah
"Assalamualaikum" Ucapku memberi salam pada Jafran di telpon
"Waalaikumsallam.Bisa bicara dengan Rino"
"Maaf tapi Rino lagi menyetir. Ada apa biar nanti saya sampaikan" Ucapku yang menahan mataku yang memanas karena mendengar suaranya lagi
"Oh, baiklah. Tolong sampaikan jika saya sudah sampai"
"Iya, nanti saya sampaikan"
"Terimakasih, Wasalamualaikum"
"Walaikumsallam"
Rino hanya melihatku sambil tertawa.
Ternyata mobil sudah berhenti sedari tadi karena sudah sampai di tempat biasa kami berkumpul bersama sahabat lain termasuk Jafran"Gimana ?" Tanya Rino sambil menaik turunkan alisnya
"Gimana apanya?" Tanyaku sambil menatapnya sinis
"Gimana rasanya telponan sama Jafran" Tayanya sambil membuka seatbeltnya
"Nothing special" Ucapku yang jelas tak sama dengan keadaan jantungku yang mulai berdetak cepat
"Bohong lo" Ucapnya sambil membuka pintu mobil
"Nyebelin banget sih ni bapak anak dua" Jawabku sambil menyusul keluar mobil
*Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny(END)
Romance[Maaf typo bersebaran] Kecelakaan yang terjadi kepada Jafran, menyebabkan Rindi harus mengikhlaskan kepergian cinta pertamanya tersebut, namun siapa sangka setelah 12 tahun kemudian Rindi bisa bertemu dengan Jafran kembali. Takdir memang tak terduga...