Hari ini adalah tanggal 21 maret tepat 2 bulan aku berpacaran dengan Kapten Jafran. Namun aku merasa sudah seperti 2 tahun, karena belakangan ini Jafran sulit sekali dihubungi. Entah karena dia sibuk atau memang lupa dia sudah punya aku.
Sudah beberapa kali aku mencoba untuk menghubungi Jafran namun hanya suara operator yang menyatakan bahwa nomornya sedang sibuk.
Begitupun dengan kelima sabahatku, tak ada satupun yang membalas pesanku."Rindi!" Tegur seorang laki-laki yang membuatku terkejut saat aku sedang asik memainkan ponselku di taman rumah sakit
"Iya, ada apa Dokter Tara ?" Tanyaku sambil melihatnya yang berjalan ke arahku
"Pulang nanti, kamu di jemput Jafran tidak ?" Tanya Dokter Tara.
Dokter Tara sudah tahu hubunganku dengan Jafran dan ternyata Dokter Tara adalah dokter yang membantu dalam proses penyembuhan ingatan Jafran. Pantas saja pada saat malam di lorong itu Dokter Tara terlihat akrab bersama Jafran.
"Tidak tahu, dok. lagian ini Jafran susah dihubungi" Ucapku dengan nada kesal
"Kalau kamu tidak di jemput pacarmu itu, kamu pulang bersama saya ya ? saya ingin mengajakmu makan malam bersama" Ucap Dokter Tara
"Dalam rangka apa Dokter ajak aku makan malam bersama Dokter ?" Tanyaku sedikit penasaran karena tidak biasanya Dokter Tara mengajakku makan malam
"Saya mau memperkenalkanmu pada calon tunangan saya" Ucap Dokter Tara dengan pipinya yang mulai memerah
"Calon tunangan, Dok ? alhamdulillah. iya deh iya, aku penasaran siapa calonnya Dokter ?" Tanyaku dengan nada sedikit mengejeknya
"Baiklah. Kutunggu ya" Ucap Dokter Tara
---
Sampai malam pun Jafran tidak mengangkat telponku atau pun membalas pesanku. Maka dari itu malam ini aku pulang bersama Dokter Tara, tentunya tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan ke salah satu cafe yang ada di kota Bandung untuk makan malam dan bertemu dengan calon tunangan Dokter Tara."Dok, saya boleh nanya gak ?" Tanyaku kepada Dokter Tara yang sedang menyetir mobilnya
"Mau tanya apa ?" Tanya Dokter Tara sambil melihatku sekilas
"Gimana ceritanya Dokter bisa dapetin calon tunangan ? kan secara Dokter itu kan dingin banget sama perempuan dan aneh aja gitu kalo Dokter tiba-tiba punya calon ?" Cerocosku yang disertai tawa dokter Tara
"Aneh gimana maksudnya ?" Tanya dokter Tara sambil tertawa
"Ya aneh aja dok, gimana cara dokter nembak dia gitu kan ?" Ucapku masih tidak menyangka bahwa dokter Tara akan segera bertunangan
"Pacarmu lebih kaku dari saya, bagaimana dia bisa menembakmu ?" Tanya Dokter Tara dengan nada sedikit menyindirku"Tapi dia punya sisi lain yang orang lain gak tahu dok" Ucapku sambil membayangkan Jafran
"Sudah sampai, ayo turun. Kau ini banyak bicara ya" Ucap dokter Tara sambil tertawa dan membuka seatbeltnya
Saat aku dan Dokter Tara sudah sampai di cafe itu, kami mencari seorang wanita yang tentunya itu adalah calon tunangan dari Dokter Tara. Aku melihat seorang wanita sedang duduk sendiri namun sepertinya aku tidak asing dengannya namun dia duduk membelakangi kami jadi aku tidak bisa jelas melihatnya.
"Dok, yang itu bukan ?" Tanyaku sambil menunjuk wanita itu
"iya benar, ayo kesana" Jawab Dokter Tara sambil berjalan mendahuluiku
"Hai sayang" Ucap Dokter Tara kepada tunangannya
"Hai sayang, kamu sama siap-" Ucapan wanita itu terputus saat melihatku yang berdiri di samping Dokter Tara
"Ima ?" Tanyaku sambil mebulatkan kedua mataku
"Rindi ?" Ucap Ima langsung memelukku
"Stop. Gimana bisa ? kalian berdua ? Dokter Tara ? Lo ?" Ucapku sambil memandang mereka satu per satu
"Ayo duduk dulu" Ucap Ima sambil merangkulku
"Jadi gimana ? coba jelasin dong" Ucapku antusias mendengar cerita mereka
"Jadi kita ketemu di rumah sakit tempat lo sama Mas Tara kerja, waktu itu gue nunggu lo di kantin tapi lo lama banget gak datang-datang. saat itu juga Dokter Tara lewat depan gue, gue panggil deh untuk nanyain lo ada tugas apa. Setelah itu kita beberapa kali ketemu. Lalu semakin dekat dan sering chattingan gitu ya meskipun awalnya Mas Tara itu dingin dan kaku banget ya tapi dia itu punya sisi hangatnya juga ko mangkannya kita putusin untuk punya hubungan deh" Jelas Ima yang membuatku semakin antusias dan merasa bahagia atas kabar mereka
"Gue ikut seneng ya, kalian cocok banget" Saat aku akan meneruskan ucapanku, terdengar suara nyanyian dari arah belakangku.
i swear by the the moon
and the stars in the sky
and i swear
like the shadow
that's by your side
i see the questions in your eyesi know what's weighing
on your mind
you can be sure i know my part
'cause i stand beside
you through the years
you'll only cry those happy tears
and though i make mistakes
i'll never break your heartSaat lagu itu tetap mengalun, ada seorang laki-laki berbaju loreng yang mendekatiku dan memintaku untuk berdiri dari tempatku.
"Jafran ? kamu ngapain disini?" Tanyaku sambil menahan pipiku yang memanas.
"Hai bawel" Jawabnya singkat tanpa menjawab pertanyaanku
Setelah aku berdiri, Jafran berjalan meninggalkanku dan mengambil sesuatu dari seorang laki-laki berbaju loreng juga. setelah mengambil benda itu, Jafran mendekatiku dan memberikan sebuket bunga mawar berwarna pink yang membuatku tidak bisa berkata-kata lagi.
"Maaf tidak menjawab pesanmu" Bisik Jafran disertai dengan senyumannya
"Di depan semua orang, orang tuamu, orang tuaku, kakakmu dan teman-teman. aku ingin mengungkapkan sesuatu" Ucap Jafran degan suara yang lebih keras lalu mengeluarkan kotak kecil dari celana PDL nya.
"orang tuaku ? dimana ?" Tanyaku yang membuatnya tidak jadi berlutut.
"Di ujung, aku akan jelaskan. Tapi nanti" Ucap Jafran sambil bersiap untuk berlutut. Aku merasakan pipiku saat ini sudah sangat panas dan aku tidak bisa bernapas.
"Rindi, aku ingin mengucapkan Happy birthday and Would you be my wife ?" Tanya Jafran yang membuatku menangis karena terharu atas tindakannya itu
*bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny(END)
Romance[Maaf typo bersebaran] Kecelakaan yang terjadi kepada Jafran, menyebabkan Rindi harus mengikhlaskan kepergian cinta pertamanya tersebut, namun siapa sangka setelah 12 tahun kemudian Rindi bisa bertemu dengan Jafran kembali. Takdir memang tak terduga...