Eunha mengerjap-ngerjapkan matanya dan membukakan matanya perlahan. Disana, disamping Eunha, sudah ada seorang pria yang sedang menatap Eunha dengan intens. Rupanya dia telah kembali membeli makanan tadi, ya, dia adalah Jeon Jungkook.
"Kau sudah bangun, Eunha-ya?" Tanya Jungkook dengan senyumannya.
"Ah, ne. Ini sudah jam berapa, Jungkook-ah?" Tanya Eunha balik.
"Ini sudah jam 11.30, Eunha-ya." Jawab Jungkook sambil melihat arloji hitam yang melingkar ditangannya.
"Perasaan, tadi baru jam 08.45. Ahh.. Mianhae, aku tertidur sangat lama. Aku tadi memejamkan mata sebentar sambil menunggumu. Tapi, aku malah kebablasan." Eunha mendesah kasar.
"Kenapa kau tidak membangunkanku? Aku jadi merasa bersalah. Ahh.. Mianhaeyo, jeongmal mianhaeyo." Lanjut Eunha."Heishh.. Itu tidak apa-apa. Aku tidak tega membangunkanmu begitu saja. Sudahlah, yang terpenting sekarang, kau sudah puas tertidur kan? Ayo, sekarang kita makan. Aku sudah membelikanmu nasi goreng telur mata sapi." Jungkook lalu memberikan sekotak makanan pada Eunha.
"Gomawoyo. Kau memang namja yang baik." Eunha tersenyum manis pada Jungkook.
Mereka memakan makanan mereka dengan lahap hingga kotak makanan itu ludes tak tersisa. Sepertinya, mereka sangat menikmati makanannya.
"Bagaimana, sekarang aku antar kamu ke depan kamar, ya." Ucap Jungkook.
"Apakah tidak merepotkanmu?" Tanya Eunha dengan alisnya yang bertautan.
"Tentu saja tidak. Kau ini. Kau selalu sungkan untuk menerima kebaikan dan bantuan dari orang lain." Ucap Jungkook.
"Hehe.. Aku hanya takut, jika aku merepotkanmu."
"Sudah ku bilang, tidak. Palli, sekarang kau, aku antar." Jungkook membantu Eunha untuk berdiri dari kasurnya.
Jungkook menempatkan lengan Eunha pada pundaknya, agar Eunha bisa mudah untuk berjalan.
"Hati-hati, Eunha-ya. Lenganmu berat juga ternyata." Jungkook mencoba menggoda Eunha.
"Hyaa.. Jaga ucapanmu. Aku tidak seberat yang kau rasakan. Bahkan, Berat badanku tidak mencapai 50 kg." Eunha memanyunkan bibirnya, kesal. Bisa-bisanya Jungkook menjahilinya disaat sedang seperti ini.
"Aigoo..Arraseo.. Aku hanya bercanda." Jungkook mencubit hidung Eunha pelan.
Sekarang, mereka telah sampai di depan pintu kamar Eunha. Eunha lalu mengetuk pintu agar dibuka oleh temannya, Yerin. Dan, Yerin pun akhirnya membukakan pintu untuk mereka.
"Ahhh.. Eunha-yaa.. Kau sudah baikan? Ayo, sini biar ku bantu." Yerin mengambil alih Eunha dari Jungkook.
"Jungkook-ah, terimakasih sudah menolongku. Sampai bertemu di hari esok." Eunha menyunggingkan senyumnya untuk Jungkook.
"Gomawo, sudah bertanggung jawab pada Eunha." Lanjut Yerin.
Jungkook langsung merekahkan senyumannya saat Eunha dan Yerin berterimakasih padanya. Menurutnya, jika orang lain berterimakasih, maka saat itu juga, ia menjadi orang yang bermanfaat.
"Ah, ye. Tentu saja. Kalau begitu, na kkanda ( aku pergi ). Sampai jumpa lagi." Jungkook melambaikan tangannya sambil berjalan meninggalkan Eunha, Yerin, dan sang kamar.
"Ayo masuk, Eunha-ya." Yerin membopong Eunha untuk masuk ke dalam kamar.
Setelah Yerin menempatkan Eunha pada kasurnya, Yerin langsung melontarkan beberapa pertanyaan untuk Eunha.
"Eunha-ya, bagaimana bisa kau menabrak pria itu dan terjatuh?" Tanya Yerin yang sedang memeluk bantal miliknya.
"Aku hanya sedang menengok ke belakang untuk melihatmu. Ternyata kau sangat lamban. Bagaimana bisa kau lama sekali untuk menyusulku?" Eunha membalikkan pertanyaan pada Yerin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Is That Love? [EUNKOOK]✅
Fiksi Penggemar[COMPLETE] #1 of Euntae [18 April 2020] #44 of Sarang [16 May 2020] ATTENTION !!! [CHAPTER END PRIVATE] [Private on some chapter, FOLLOW for reading] Kim Eunha mempunyai kembaran bernama Kim Taehyung. Namun, rasanya ada yang janggal dari sikap Tae...