11

712 103 2
                                    

Teng Tong..

Bel pulang pun berbunyi. Eunha dan Yerin berjalan menuju pintu keluar dengan langkah gontai. Eunha merasa mengantuk, karena sejak jam pelajaran terakhir tadi, Eunha tidak fokus terhadap pelajarannya. Entah apa yang sedang di pikirkannya.

"Eunha-ya!" Seseorang bersuara manly memanggil nama Eunha dalam satu panggilan. Eunha menoleh kearah sumber suara, begitu pun dengan Yerin.

"Taehyung?"

"Eunha-ya!" Di sisi yang berbeda, seseorang lagi memanggil namanya. Eunha menoleh kearah yang berbeda, dengan satu alis terangkat.

"Jungkook?"

"Sebenarnya, apa maksud kalian berdua memanggil namaku?" Tanya Eunha dengan alis yang bertaut.

"Pulang lah bersamaku." Ucap Jungkook sambil berjalan perlahan kearah Eunha.

"Tidak. Pulanglah bersamaku." Cegah Taehyung dan langsung menggandeng tangan Eunha.

Jungkook menggertakkan giginya, dan menatap Taehyung dengan tajam.
"Tidak. Eunha pulang bersamaku." Ucap Jungkook sambil menggandeng tangan kiri Eunha.

"Lepaskan! Sebenarnya, ada apa dengan kalian berdua? Mengapa aku harus pulang? Lagi pula, rumahku sekarang masih di asrama. Dan aku akan bersama dengan Yerin sekarang. Yerin-ah.. Palli kkaja." Eunha menarik tangan Yerin untuk menjauh dari kedua pria yang sangat aneh, menurutnya.

Jungkook mengacak-acak rambutnya frustasi. Sedangkan, Taehyung tersenyum miring.

Setidaknya, Eunha tidak dengan Jungkook. Batin Taehyung.

*****

"Apa-apaan mereka berdua? Mereka kira, aku ingin bersamanya? Mengapa mereka berlebihan seperti itu?" Selama berjalan menuju kamarnya, Eunha terus saja berceloteh ria. Yerin hanya bisa maklum tentang itu. Toh, Yerin pun merasa heran terhadap Jungkook dan Taehyung.

"Aku rasa, Taehyung tidak suka jika Jungkook dekat denganmu." Ucap Yerin dengan menimang-nimang perkataannya tadi.

"Heish.. Hubungan mereka kan baik-baik saja. Mengapa harus seperti itu?"
"Sudahlah. Lupakan. Itu hanya akan membuat kepalamu pusing. Lebih baik, kita beristirahat di kamar." Yerin menarik tangan Eunha dan mempercepat langkahnya.

"Yaak.. Yerin-ah! Tak bisakah kau jalan pelan-pelan saja? Kau selalu menarikku dengan langkah yang lebar." Gerutu Eunha.

"Kau kan pelari yang lumayan. Tapi, berjalan se-lebar ini saja, kau tak bisa?" Yerin menghentikan langkahnya dan memilih untuk meladeni Eunha.

"Lebih baik berlari, dari pada berjalan cepat."

"Kau itu aneh, ya. Palli, jangan mengeluh." Yerin kembali menarik Eunha dengan kelebaran melangkah yang luar biasa. Eunha hanya bisa mendengus dibuatnya.

Dert.. Dert..

Handphone bergetar di atas nakas, Eunha yang tengah memandang ke luar jendela, mengalihkan pandangannya pada sang hp, dan mulai meraih hp tersebut dengan mudahnya.

08xxxx is calling you..

Siapa ini? Nomor tak di kenal lagi? Batin Eunha.

Tanpa berpikir panjang, Eunha segera menggeser jarinya ke arah tombol berwarna hijau.

"Yeobeoseyo?" Eunha mendahului percakapan.

"Annyeong Eunha-ya." Sapa seseorang di seberang telepon sana.

"Nuguseyo? (Siapa ini?)" Tanya Eunha dengan ragu.

"Heol.. Kau tak menyimpan nomorku, ya? Ini aku, Jungkook. Simpan nomorku sekarang juga."

"Oh, arraseo.. Aku akan menyimpannya, tenang saja." Eunha menyunggingkan senyumnya.

"Charaesseo (bagus)"

"Ada apa kau me-nelponku?"

"Ah, tidak. Hanya ingin mendengar suara mu saja. Kau tahu Eunha? Aku sedih tak bisa mengantarkanmu ke kawasan wanita."

"Hyaa.. Mengapa kau seperti itu? Kau sangat berlebihan. Lagi pula, kau tak boleh pergi ke kawasan wanita dengan seenaknya."

"Tidak apa-apa. Peraturan dari mana itu? Aku tak pernah tahu ada peraturan seperti itu. Yang ku tahu, aku tidak boleh ke kawasan wanita jika itu malam hari. Bahaya. That's dangerous."

"Arraseo. Terserah kau saja." Eunha membuang napasnya kasar.

"Kalau boleh tahu, ada apa kau dengan kembaranku? Masalah apa yang menimpa kalian? Jika ku perhatikan, kalian seperti tidak baik-baik saja." Eunha mulai berbicara ke topik yang cukup serius.

"Hei. Kau tak perlu tahu masalah para lelaki. Kau akan pusing jika memikirkannya. Dan bahkan, kepalamu akan pecah jika mengetahuinya. Jadi, saranku adalah kau harus tetap bersamaku. Aku ingin kau selalu berada di sampingku. Jika boleh, aku ingin menjadi sebagian dari dirimu--"

Changkaman! Wae? Mworago? Kenapa topik mu melawan haluan? Mengapa kau tidak nyambung, Jungkook-ssi?  Batin Eunha

"--dan aku ingin kau menjadi bagian dari diriku, dan hidupku."

Heol.. Kau kira aku anak kecil? Kau sedang bermain lelucon denganku? Kumohon, semoga ini hanya sebuah lelucon saja. Eunha memohon di dalam hatinya

"Eunha? Eunha-ya? Eunha-ya, kenapa wangja tampan sepertiku di diamkan? Hei.. Nona Jeon?"

"MWO-RA-GO?! NONA JEON? MARGAKU ADALAH KIM! JEON ITU ADALAH NAMA MARGA-MU! KAU SEDANG BERMAIN-MAIN DENGANKU. HUH?! Dan apa? Wangja (pangeran) tampan katamu? Perutku geli rasanya. Haha.." Ya, memang Eunha sempat kaget dengan pernyataan Jungkook tadi.

Apa itu? Nona Jeon? Dia kira, aku adalah istrinya? Dan apa itu? Wangja? Kurasa, aku sedikit menerimanya. Memang, dia itu tampan. Tapi, tidak! Aku mengatakannya hanya sebatas teman saja. Ya, hanya sebatas teman. Batin Eunha.

"Hei.. Memang benar kan, aku ini wangja yang tampan?"

"Di dalam mimpimu!"

"Yasudah, kalau begitu aku adalah Seja yang tampan."

"Apalagi ini? Kau percaya diri sekali memanggil dirimu Seja (Putra Mahkota, di jaman Joseon)."

"Tentu. Dan, aku memanggilmu Nona Jeon, karena, sebentar lagi, kau adalah milikku." Di seberang telepon sana, Jungkook sedang dag-dig-dug tidak menentu, setelah mengatakan yang sebenarnya pada Eunha. Tapi, Ia pandai sekali menyembunyikan perasaan gugupnya.

"A-apa? K-kau bercanda. Aku ingin beristirahat. Aku tutup, ya, dah." Eunha menutup panggilan secara sepihak. Tidak peduli terhadap Jungkook atas tindakannya. Bagaimana tidak? Jungkook sangat blak-blakan seperti itu. Tak tahukah ia? Bahwa merah tomat sedang menggerogoti pipi chubby Eunha sekarang? Tak tahukah ia, bahwa hatinya sedang meletup-letup bagaikan popcorn milik JKT48? Sungguh, Eunha tak tenang dibuatnya. Sampai-sampai Eunha tak bisa bergerak dari posisinya sekarang.

Itu hanya sebuah lelucon. Itu hanya sebuah lelucon, ITU HANYA SEBUAH LELUCON! Batin Eunha meledak-ledak.

.

.

.

Annyeong chingu-deul.. I'm coming back! Big thanks for readers, and voters. Aku sangat senang jika kalian merespon setelah membaca ini. Aku harap, kalian dapat menikmati cerita yang aku sajikan, ya.

Don't forget to Vomment!

See you next time! ;)

@arinruhamasabila

Is That Love? [EUNKOOK]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang