Mari kita klik bintang di pojok kiri, sebelum membaca. Jangan sampai chapter yang ini 'Lost Stars' ;) ehehe:D
*****
"Uljima, Eunha-ya. Nan arraseo. (Jangan menangis, Eunha. Aku mengerti.)" Ucap Yerin sambil terus menenangkan tangis Eunha.
"Jangan takut. Ada aku disini. Ada aku di dekatmu. Aku janji, aku akan membantu hubunganmu dengannya. Na yaksok-hae." Ucap Yerin sambil terus memeluk Eunha.
"Ba-bagaimana jika kau yang di-disakiti olehnya? A-aku tak ingin me-melibatkanmu, Yerin-ah. Hiks." Jawab Eunha tersedu-sedu.
"Jangan menyerah Eunha-ya. Kau harus kuat."
"Apakah aku bisa?"
"Ya, tentu saja kau bisa melakukannya." Ucap Yerin meyakinkan.
"Go-gomawo, Yerin-ah."
"Cheomane. (Sama-sama)"
"Lihat. Ini adalah luka yang ditorehkan dirinya padaku. Ini sangat perih." Eunha menunjukkan telapak tangan kirinya pada Yerin.
"Hya! Mengapa tak memakai plaster? Nanti akan infeksi, babo-ya! Tunggu sebentar. Akan ku obati tanganmu itu."
"Arraseo."
Yerin beranjak untuk mengambil sebuah kotak P3K di atas nakasnya.
"Chaa.. Sudah selesai." Ucapnya setelah mengobati tangan malang Eunha.
*****
"Bagaimana hubunganmu dengan Eunha, Jungkook-ah?" Tanya Taehyung setibanya ia di kelas.
Jungkook menunduk dan membuang napasnya kasar. "Hmm.."
Lalu, ia mendongak menatap Taehyung dengan wajah sendunya.
"Kau bilang, Eunha juga menyukaiku? Tapi, mana? Dia selalu menghindar jika aku melihatnya. Sudah 2 minggu lebih aku menantikan jawaban darinya. Apakah menjawab saja harus membutuhkan waktu yang lama?" Suara Jungkook terdengar sangat frustasi.
"Bersabarlah. Mungkin, Eunha belum siap mengatakannya. Aku tahu, hatinya itu penuh dengan namamu."
"Bagaimana kau tahu itu?"
"Aku tahu, karena dia mengatakannya padaku."
"Jinjja? Neoreul jinjja? (Serius? Kau benar-benar serius?)" Jungkook membulatkan matanya.
"Tentu saja aku bohong. Kau percaya kata-kataku tadi? Haha.. Kau sangat bodoh, Jungkook-ah." Taehyung memberikan senyum miringnya.
Seketika, Jungkook menunduk. Ia kecewa, karena itu hanyalah sebuah kebohongan.
"Yang benar saja. Cih." Jungkook berdecih.
"Tidak. Tidak. Aku bohong. Sebenarnya, Eunha memang mengatakannya padaku." Ucap Taehyung.
Jungkook kembali mendongakkan kepalanya. Dan memukul lengan Taehyung keras.
"Aww.. Apha-yo!" Ringis Taehyung.
"Kau itu menyebalkan! Sebenarnya, yang benar itu yang mana, bodoh! Katakanlah yang sebenarnya!" Jungkook mengembang-ngempiskan napasnya kasar.
"Baiklah, baiklah. Eunha memang mengatakannya padaku."
"Dasar, kau. Membuatku kesal saja."
"Mianhae." Taehyung memberikan cengiran khasnya.
"Jungkook-ah! Ada yang mencarimu." Ucap Nayeon, selaku teman sekelasnya.
Jungkook mengalihkan pandangannya. "Nugu? (Siapa?)"
"Lihat saja sendiri." Ucapnya cuek.
"Tolong lihatkan." Titah Jungkook dengan santainya.
"Memangnya aku babu-mu? Kalau punya kaki sendiri itu di pakai."
"Aku malas. Tolong lihatkan." Titah Jungkook lagi.
"Kau gila! Aku tak mau."
"Harus."
"Tidak!"
"Harus."
" Kau tuli! Aku bilang tidak, ya, tidak!"
"Dasar, nenek lampir." Ucap Jungkook, sambil melangkah keluar kelas.
Setelah sampai pada ambang pintu, Jungkook mematung dibuatnya.
"Eun-ha?" Ucapnya sambil ternganga.
"An-nyeong." Sapa Eunha dengan mimik wajah gugup yang kentara.
"Ada apa?" Tanya Jungkook, sambil mendekat kearahnya.
"Bisakah kau ikut denganku ke rooftop gedung?" Tanya Eunha.
"Jigeum? (Sekarang?)" Tanyanya sambil menunduk.
Eunha mengangguk sebagai balasan. "Eum."
"Baiklah. Kkaja." Jungkook menarik tangan Eunha, dan menggandeng tangannya.
«°»
"Ada apa?" Tanya Jungkook mendahului pembicaraan.
"A-anu. Masalah eumm.. Itu.."
"Jawabanmu? Kau ingin memberi jawabanmu sekarang?" Tanya Jungkook dengan mata yang berbinar.
"Eum. Kau benar."
"Jadi?--"
"--Apa jawabanmu?" Tanya Jungkook dengan tidak sabaran.
"Jawabanku adalah,--"
"----------------"
"----------------"
.
.
.
.
.
"Maafkan aku, Jungkook-ah." Eunha menunduk.
"Andwae. Jangan bilang, kau ingin menolakku." Ucap Jungkook sambil memegang erat bahu Eunha.
"Maafkan aku. Jeongmal mianhae.---"
"--- Kau terlalu sempurna untukku, Jungkook-ah "
"Aku tak sempurna!" Ucap Jungkook bergetar.
"Jebal. Janganlah kau begini, Eunha-ya."
"Mianhae." Ulang Eunha.
"Kau bilang, kau menyukaiku?! Tapi, mana buktinya?!" Tanya Jungkook dengan nada sedikit meninggi.
"M-mwo? Siapa yang mengatakan itu, Jungkook-ah?" Tanya Eunha gusar.
"Kembaranmu. Taehyung lah yang memberi tahuku, bahwa, kau juga menyukaiku. Karena itu, aku sangat senang, sampai-sampai aku lupa waktu karena terlalu banyak memikirkanmu. Tapi, kau?--" Ucap Jungkook dengan wajahnya yang pucat.
"-- Kau menolak perasaanku begitu saja?" Ucapnya lagi.
"Memang.. Memang aku menyukaimu, Jungkook. Aku sangat mencintaimu. Tapi,--"
"-- Kau terlalu sempurna untukku."
"Sudah kubilang, aku tak sempurna, Eunha!"
"Untuk itu, karena aku sangat menyukaimu, karena aku sangat mencintaimu, dan karena kau terlalu sempurna untukku.---"
"--- Aku ingin bersamamu. Bawa aku ke dalam hatimu, Jungkook. Aku tak ingin rasa percaya diriku untuk mecintaimu ini goyah hanya karena, berbagai masalah selalu menghampiri hubungan ini." Ucap Eunha dengan senyum bahagia yang menghiasi wajahnya.
TBC
.
.
.
Annyeong Readers!! Mian, jika chapter yang ini sangat sedikit.
Jangan sampe chap yang ini "Lost Stars" ,yaaa.. ;)
Vomment Juseyo!
@arinruhamasabila

KAMU SEDANG MEMBACA
Is That Love? [EUNKOOK]✅
Fanfiction[COMPLETE] #1 of Euntae [18 April 2020] #44 of Sarang [16 May 2020] ATTENTION !!! [CHAPTER END PRIVATE] [Private on some chapter, FOLLOW for reading] Kim Eunha mempunyai kembaran bernama Kim Taehyung. Namun, rasanya ada yang janggal dari sikap Tae...