38

565 88 4
                                        

Kau tahu, Eunha-ya? Suatu hal yang hanya bisa membuatku bahagia dan terluka, adalah dirimu. Ya, aku akan sangat bahagia jika aku bisa menjadi sosok pahlawanmu. Namun, aku akan terluka jika aku tak bisa melihat senyummu lagi. Jadi kumohon, tersenyumlah jika aku tak bisa ada di dekatmu lagi..--Jeon Jungkook.

***

Indera penglihatnya tak berhenti menatap Eunha sendu. Di balik pintu kaca yang tertutup, ia bersembunyi untuk melihat Eunha yang sekarang sedang menangis dipelukan Taehyung.

Ia tak tahu jelas apa yang dibicarakan Taehyung pada Eunha. Tapi yang ia yakini adalah, Eunha menangis karena kembarannya sendiri.

Ingin sekali rasanya, ia pergi mendekat dan ikut menenangkan Eunha. Namun, apa daya? Ia hanya akan membawa sial saja pada Eunha.

Sebaiknya, ia mundur jika memang itu yang terbaik untuk Eunha.

Cukup. Jungkook sudah perih melihat Eunha yang menangis dalam dekapan Taehyung. Ia ingin pulang ke rumahnya yang lumayan dekat dengan asrama. Ia ingin menenangkan hati dan pikirannya.

Ia berlari untuk sampai ke mobilnya. Rasanya, sekarang ia ingin cepat-cepat angkat kaki dari tempat ini.

Sudah berapa kali Jungkook mengendarai mobil dalam kecepatan diatas rata-rata hari ini? Mungkin sudah lebih dari 10 kali. Karena memang, sekarang ia tak peduli pada dirinya sendiri.

Untung saja ia memiliki apartemen sendiri. Jadi, ia tak perlu susah-susah merespon perkataan orang tuanya. Ia hanya butuh untuk menyendiri, tanpa ada yang mengganggunya sekali pun.

Ia meringkuk di atas kasur king sizenya. Pikirannya saat ini benar-benar kosong. Hanya Eunha sajalah yang berhasil memenuhi pikirannya saat ini.

Tanpa ia sadari, ia tertidur dengan hembusan napasnya yang cenderung tak teratur. Hembusannya bergetar layaknya ia sedang menangis dalam tidurnya. Sebegitu beratnya kah beban yang ia jalani?

Sampai-sampai, di waktu tidurnya pun, ia merasa begitu tak tenang?


Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 KST. Jungkook membuka matanya dengan perlahan, mencoba menunggu kepekaan indera penglihatnya, dan mencoba menajamkan indera pendengarnya.

Ia terbangun karena suara bell apartemen yang mengisi seluruh ruangan. Mengapa disaat jam tidur seperti ini malah ada tamu yang berkunjung padanya?

Ia bangkit dari setengah sadarnya dan berjalan sempoyongan ke arah pintu masuk. Ia melihat cctv dahulu sebelum memencet tombol untuk membuka pintunya secara otomatis.

Ia melihat siapa yang akan mengunjungi apartemennya di malam hari ini. Ia mulai memfokuskan pandangannya.

Fokus

Fokus

Fokus..

Apakah seseorang itu? Jungkook segera berlari ke arah pintu masuk, untuk saat ini, ia tak peduli pada penampilannya.

Brakkk...

Jungkook membuka pintu dengan kasar, ia ingin memastikan apakah yang dilihatnya tadi adalah benar?

"Jungkook-ah.. A-annyeong.."

Jungkook segera mengatupkan mulutnya kuat, setelah ia mendapat sebuah sapaan dari seseorang itu.

"K-kau?" ucapnya terbata













"E-eunha?"

"Eunha-yaa.. Mengapa kau kesini?" tanya Jungkook tak percaya.

"Aku datang ke sini, karena aku merindukanmu, Oppa.." ucap Eunha dengan senyuman mirisnya.

Jungkook mendekat dan mulai meraih kepala Eunha, "jika memang benar kau Eunha milikku, aku akan sangat senang.."

Dengan perlahan, Eunha mengangguk lemah. "G-geurae. Naneun neo sarami-ya.. Neoui yeojachingu.. (T-tentu saja. Aku adalah orangmu. Kekasihmu)."

"Masuklah, Eunha. Kau harus menjelaskannya padaku." ucap Jungkook yang langsung menarik tangan Eunha untuk masuk ke dalam.

Setelah mereka masuk, Jungkook mempersilahkan Eunha untuk duduk. Sementara, ia menyiapkan berbagai macam jenis makanan dan minuman.

Setelahnya ia kembali dengan makanannya, ia segera duduk berhadapan dengan Eunha.

"Kau masih belum pulih. Mengapa harus terburu-buru sekali? Kenapa kau keluar dari rumah sakit? Dan... Bagaimana dengan Taehyungmu itu?" tanya Jungkook ragu.

Eunha mendongak, "aku tahu, aku belum pulih. Tapi, aku muak dengan sikap Taehyung padaku. Aku kabur dari rumah sakit dan tentu saja darinya. Aku sangat sakit mendengar penjelasannya.--"

"--Dia bilang, kau akan menjauhiku. Bagaimana bisa aku jauh darimu, setelah aku sangat-sangat percaya padamu. Aku bahkan tak bisa mempercayai kembaranku lagi. Karena, ia bilang ia masih menyukaiku.--"

"--Aku tak habis pikir padanya. Mengapa untuk dekat denganmu saja sangat sulit? Apakah aku tak boleh mengatur hidupku sesuai dengan yang ku mau? Mengapa dia bilang, dia menyukaiku? Apakah aku akan bahagia mendengarnya? Tidak. Aku lebih senang melihatnya tersenyum hangat padaku sebagai kembaranku.--"

"--Dan lagi, aku tak ingin kau menjauh dariku. Tak apa jika aku terluka, karena aku tahu, kau pasti akan datang dan melindungiku.--"

"--Apakah kau ingin menyerah padanya secepat ini? Aku masih dan bahkan akan tetap membutuhkanmu. Jadi kumohon, jangan pergi dariku." jelas Eunha panjang secara terang-terangan.

Lagi pula, apa yang harus disembunyikan dari Jungkook. Ia bahkan rela berbicara banyak hanya untuk meyakinkan Jungkook.

Jungkook tersenyum singkat, ia mengangguk perlahan, dan mulai menatap Eunha dalam. "Aku pun sama, Chagi. Aku masih atau bahkan tetap akan bergantung padamu. Jadi kumohon, kuatkanlah aku jika aku sedang lunglai karena masalah ini. Aku ingin kau dan aku saling menguatkan satu sama lain.--"

"Apakah kau pikir, aku tak sedih jika aku tiba-tiba saja harus menjauhimu? Aku sangat sedih, Eunha.. Bagaimana bisa, aku hanya mendatangkan sial saja padamu?"

Eunha menggeleng kuat, "tidak. Kau salah. Justru aku merasa kehilangan jika kau tak ada disampingku. Jadi, jangan berpikir bahwa kau adalah sebuah benalu bagiku. Jika kau mengatakan itu, aku akan sangat sedih. Karena melihatmu yang terus-menerus menyalahkan dirimu sendiri.--"

"--Jadi ku minta, janganlah katakan itu lagi dihadapanku." Eunha tersenyum hangat pada Jungkook.

Perlahan, Jungkook tersenyum ceria dan mulai menampilkan wajah segarnya pada Eunha. "Kau itu layaknya energi untukku. Lihat saja, sebelum bertemu denganmu, aku terlihat sangat lesu, dan sekarang aku berhasil kembali ke moodku. Itu karena berkat dirimu, Chagi.."

"..Karena sekarang kau di sini, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu sekarang." ucap Jungkook lembut, yang hanya dibalas oleh sebuah anggukan oleh Eunha.

TBC. (Baca Baca!! :")

.

.

.

Holla... Males banget baca ulang dan revisi lagi. Jadi, chap ini, mohon dimaklumkan.

Ini tuh the power of kepepet. Kepepet banget idenya. Hadeuhh..

Dengan mengisi kesedihan yang melanda hati, karena Jonghyun pergi untuk selama-lamanya.. Jadi, Aku nonton dan nulis.. :"

Aku jadi shawol udah dari lama.. Jadi, aku sempet gak percaya sama beritanya.

Kemarin pengen nulis sebenernya, hanya saja, kemarin kan lagi masa-masanya sedih tingkat dewa..

Jonghyun Oppa.. Rest In Peace... I hope, shawols, SHINee's members, SM Ent, his fam, and his friends can be a stronger human.

Jonghyun bilang "don't be hurt.." jadi, kita harus kuat!!

Selamat jalan, Jonghyun oppa.. Semoga kau beristirahat dalam damai.. I always loving you, my Idol. :")

18-12-2017, Monday. (Jonghyun death note)

#salam_RING DING DONG... :")

@arin02_

Is That Love? [EUNKOOK]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang