09

789 108 6
                                        

Pagi ini, Eunha bangun lebih cepat dari biasanya. Ia segera merapikan dirinya dan langsung pergi membangunkan Yerin. Yerin masih tertidur dengan lelapnya diatas kasur.

"Yerin-ah.. Bangun." Untung saja, Yerin tidak seperti Eunha yang sulit untuk dibangunkan. Yerin membukakan matanya perlahan.

"Aku akan berangkat lebih awal hari ini. Apakah kau ingin ikut?" Tanya Eunha.

"Mmm.. Kau duluan saja, Eunha. Aku masih mengantuk. Hati-hati di jalan. Jangan sampai kau jatuh lagi." Ucap Yerin seraya menutupi diri dengan selimut tebalnya lagi.

"Arraseo. Jangan sampai telat. Karena, kali ini kita akan belajar." Ucap Eunha dan langsung pergi keluar kamar.

Saat Eunha sudah menutup kembali pintu kamarnya, dan berbalik untuk pergi, Eunha terlonjak kaget dan memundurkan dirinya beberapa langkah.

"Yaak! Ige mwoya?" Tanya Eunha dengan wajah terkejutnya. Karena, seseorang telah berdiri disana lengkap dengan pakaian seragamnya.

Yang ditanya hanya merekahkan senyumnya. "Annyeong, Eunha-ya. Siap berangkat?"

"Hyaa.. Jungkook-ssi. Kenapa kau kesini? Untuk apa kau kesini? Kau ingin bertemu dengan Yerin?" Tanya Eunha dan mengacuhkan pertanyaan Jungkook tadi.

"Aku kesini, karenamu, Nona Kim. Apakah kau sudah siap? Kkaja kita berangkat." Jungkook menarik lengan dan menggenggam tangan Eunha erat.

Eunha hanya bisa menunjukan wajah tak percayanya. Mengapa dia kesini, karenaku? Cih, itu sangat berlebihan. Batin Eunha.

"Kenapa kau datang karenaku?" Tanya Eunha disela-sela perjalanannya.

"Aku hanya ingin. Lagi pula, aku senang bisa berangkat denganmu." Jungkook menghentikan langkahnya dan menatap Eunha dengan intens.

Rasanya Eunha sangat gugup diperhatikan seperti itu. "Ige mwo-ya? Kenapa kau seperti ini, Jungkook-ah?" Tanya Eunha dengan suara yang nampak terdengar gugup.

"Apakah tidak boleh, Eunha-ya? Wae?" Tanya Jungkook, yang langsung ditatap balik oleh Eunha.

Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidaklah gatal. Ia mengacak-acak rambut tebalnya.

Jungkook membulatkan matanya, dikala tangan mungil Eunha tiba-tiba terulur kearahnya dan mulai merapikan rambutnya itu.

"Mengapa kau mengacak-acak rambut rapimu? Sini, biar aku yang rapikan." Ucap Eunha. Entah tenaga dari mana yang membuat Eunha melakukan hal seperti itu.

Eunha sampai harus berjinjit karena tidak sampai. Kkarena Jungkook itu lebih tinggi dari Eunha.

Jungkook tersenyum kecil melihat Eunha berjinjit untuk merapikan rambutnya. Akhirnya, Jungkook sedikit menunduk dan menyejajarkan tingginya dengan tinggi badan Eunha.

*****

"Heish.. Kenapa dia meninggalkanku? Kenapa dia sangat tidak sabaran sekali?" Taehyung terus saja mengoceh untuk yang ke-sekian kalinya. Karena, ditinggalkan oleh Jungkook. Padahal ini masih pagi, kenapa sangat terburu-buru sekali? Batin Taehyung.

Saat ini, Taehyung sedang berjalan menuju ke sekolahnya. Tapi dengan tidak sengaja, ia melihat dua sosok manusia yang sangat ia kenal sedang berjalan berdampingan sambil bercanda gurau.

"Pantas saja dia terburu-buru. Ternyata, dia ingin bersama Eunha. Dasar licik." Taehyung memicingkan matanya.

--Taehyung POV--

Apa yang mereka lakukan? Tidak tahukah mereka, bahwa mereka telah melukai hatiku? Ada apa denganku? Kenapa aku nampak marah melihat mereka berduaan?

Ada apa dengan hatiku ini? Kenapa rasanya Jungkook itu telah merebut Eunha dariku? Oh tidak. Eunha adalah kembaranku. Dan aku adalah kembaran Eunha. Jadi, aku dan Eunha adalah saudara. Seharusnya, aku bisa menerimanya.

Apa ini? Eunha merapikan rambut Jungkook. Cih, itu terkesan bahwa dia juga menyukainya. Mengapa kau lakukan itu Eunha? Seharusnya, kau melakukan itu padaku, bukan padanya.

Di lain sisi, aku tidak ingin mengganggu mereka berdua. Dan lebih baik aku pergi ke kelas terlebih dahulu.

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Pikiranku sedang melayang entah kemana. Rasanya, ragaku sedang ditinggalkan oleh jiwaku. Tanpa ku sadari, aku menabrak seseorang. Dan ku dengar dia merintih kesakitan.

"Awww." Kulihat wanita itu sedang mengusap-ngusap lututnya.

"Taehyung-ssi?" Tanya wanita itu, yang ku tahu namanya adalah Yerin. Iya Yerin, orang yang menelponku pada saat malam tadi.

"Yerin-ssi?" Ia langsung berdiri dan menunduk 90 derajat ke arahku.

Aku segera bangun dari jatuhku dan menegakan tubuh milik Yerin. Aku merasa tidak enak disapa seperti itu. Aku kan bukan sunbae. Apalagi, dia seumuran denganku.

"Biasa saja. Jangan menyapaku seperti itu. Aku minta maaf." Ucapku.

"Jeosonghamnida. (Aku minta maaf)." Ucap Yerin.

"Tidak usah terlalu formal denganku. Kau membuatku tidak enak. Di sini, aku yang salah. Aku minta maaf." Ucapku.

Yerin mengangguk.

"Ya sudah, aku pergi ke kelas duluan ya.. Sampai jumpa." Lanjutku lagi.

*****

"Taehyung-ah. Kau sudah disini rupanya." Ucap Jungkook.

"Iya." Ucap Taehyung tanpa menatap.

"Kenapa kau berangkat dengan Eunha hari ini?" Tanya Taehyung.

"Memangnya kenapa? Ada yang salah? Lagi pula, aku ingin mendekatinya." Jungkook tersenyum.

"Hahh, jangan dekati adikku." Taehyung melirik Jungkook.

"Eh kenapa?" Tanya Jungkook dengan wajah bingungnya.

"Kakakku memberikan peringatan padaku. Aku harus menjaganya."

"Tenang saja, lagi pula aku tak terburu-buru. Aku bisa menunggunya."-Jungkook

"Aku tak akan membiarkanmu bersamanya, Kook. Aku kakaknya, aku harus menjaganya. Kau mengerti tidak?" Taehyung mulai jengah.

"Hya, kau kenapa sih? Kata-katamu menyakitiku, kau tahu? Kau memperlakukanku seaakan aku ini adalah lelaki brengsek yang tak pantas untuk Eunha." Ucap Jungkook nyalang.

"Karena Eunha adalah milikku! Aku tak ingin kau dekat dengannya jika kau ingin berniat untuk memacarinya." Taehyung berdecih.

Jungkook membulatkan matanya terkejut. Apa? Miliknya katanya?

"Eunha? Milikmu? Maksudmu?"

TBC

.

.

.

Vomment juseyo. I need your vote+comment. Please, help me, readers. I just want your vomment. Thx. See u next time. :)

@arinruhamasabila

Is That Love? [EUNKOOK]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang