08

849 109 2
                                        

"Sebaiknya, aku mengantarmu sampai ke dalam gerbang wilayah putri." Ucap Jungkook pada Eunha, setelah mereka semua turun dari mobil.

"Tidak perlu. Kita pulang masing-masing saja. Taehyung-ah, Jungkook-ah annyeong!" Eunha melambaikan tangannya pada mereka berdua.

Baru saja Eunha hendak melangkah, Taehyung menahan lengan Eunha.
"Ada apa, Tae?"

"Aku tidak yakin bahwa kau akan baik-baik saja. Aku ingin mengantarmu." Ucap Taehyung tegas.

"Ku bilang, tidak perlu. Kalian pulang saja ke wilayah kalian. Aku tidak ingin merepotkan kalian. Meskipun kau kembaran-ku, Taehyung-ah. Tetap saja, kau harus pulang ke kamarmu, tanpa mengantarku." Eunha mengambil langkah seribu untuk pergi.

"Heish.. Dia keras kepala sekali. Tidak pernah bisa di hilangkan." Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sebaiknya, kita pulang sekarang. Eunha menyuruh kita untuk segera pergi ke kamar. Kita harus menurut." Lanjut Taehyung.

"Adikmu itu, sungguh sesuatu." Jungkook tersenyum hangat menatap kepergian Eunha.

"Yayaya. Terserah apa katamu."

*****

Nyatanya, sekarang Eunha baik-baik saja. Memang pada dasarnya sifat care dan overprotective yang selalu dimiliki Taehyung itu berlebihan, kadang membuat Eunha kesal. Eunha seperti tidak dipercaya bisa melindungi dirinya sendiri.

Apakah harus, ia memperlakukan Eunha seperti itu?

Apakah harus, Eunha menerima semua sifat yang dimiliki Taehyung?

Apakah harus, Eunha selalu bergantung, jika ia tak bisa mandiri dan tidak bisa melindungi dirinya sendiri?

Menurut Eunha, itu semua tidak perlu. Karena, Eunha tidak ingin terlalu dimanja. Apalagi, biasanya saudara kembar itu identik dengan pertengkaran. Tapi ini? Tidak. Eunha pernah berpikir, bahwa dirinya dan Taehyung itu sedikit, berbeda?

Eunha akhirnya sampai didepan pintu kamarnya. Eunha langsung membuka kenop pintu itu, tapi, pintunya terkunci. Lalu, Eunha mengetuk-ngetukkan jarinya pada pintu dengan tenang.

Seperti biasa, Yerin muncul dihadapan Eunha dengan menggunakan masker. Untungnya, Eunha tidak terkejut seperti kemarin lusa.

"Mengapa kau sangat lama?" Tanya Yerin seraya melepaskan maskernya.

"Ya, kau tahu lah. Makanan disana itu lebih enak 3 kali lipat dari sini. Mana ingin aku makan dengan terburu-buru? Ditambah lagi, aku itu ditraktir. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?"

"Hmm.. seharusnya, kau mengajakku untuk pergi kesana. Aku juga ingin."

"Yaa.. Aku mana tahu kau ingin. Sudahlah, kapan-kapan kau bisa mengunjunginya."

"Arraseo. Arraseo. Geundae, Eunha-ya." Yerin tampak seperti sedang menimang-nimang pertanyaannya.

"Waeyo?"

"Bagaimana kalau kau mengenalkanku lebih dekat kepada saudara kembar-mu?" Tanya Yerin antusias.

"Kau menyukainya? Heol.." Eunha berdecih.

"Kurasa, aku menyukainya. Kau lihat? Betapa imut dan kerennya dia? Aku ingin dekat dengannya. Kumohon, Eunha-ya. Bantu aku. Jebalyo." Yerin memelaskan mimik wajahnya.

"Hmm.. Arraseo. Arraseo. Kau ini, cepat sekali menyukai seseorang." Cibir Eunha.

"Karena, aku itu normal."

"Yakk! Kau kira, aku tidak normal, hoh?" Eunha mengibas-ngibaskan tangannya, karena panas.

"Aku hanya bercanda, Eunha-ya. Kau dan aku itu adalah orang yang normal,"

"Aku tahu itu. Hehe." Eunha menyengir lebar, menapilkan deretan gigi-giginya yang tersusun rapi.

"Kau itu, cepat sekali marah." Yerin mencubit pipi Eunha gemas.

*****

Ketika Eunha sedang mandi, Yerin segera menelpon seseorang dengan aplikasi LINE nya.

Sebelum Eunha ke kamar mandi tadi, Yerin meminta id Line milik Taehyung. Dan, akhirnya Yerin dapat terhubung dengan orang yang ingin di dekatinya.

"Yeobeoseyo?" Tanya Taehyung di layar hp milik Yerin.

"Annyeonghaseyo," Yerin senyum yang terkesan malu-malu.

"Kurasa kita pernah bertemu. Apa kau temannya Eunha?" Tanya Taehyung.

"Ne. Benar, kita pernah bertemu di kantin tadi. Dan, ya. Aku adalah teman baru Eunha."

"Apakah Eunha sudah tidur?"

"Aniyo. Dia sedang membersihkan badan."

"Arraseoyo. Geundae, mengapa kau menelepon ku malam-malam begini? Ada yang ingin kau sampaikan?" Tanya Taehyung dengan alisnya yang bertaut.

"Aniya.. Hanya saja, aku ingin saja video call dengan mu."

"Bagaimana bisa? Kita kan belum terlalu dekat. Ah, tadi, siapa namamu?" Tanya Taehyung.

"Nae ireumeun, Yerin imnida. Kenapa kau sudah lupa, Taehyung-ssi? Apakah namaku susah untuk diingat?" Tanya Yerin dengan sedikit tertawa.

"Ah, aniya. Hanya saja aku lupa." Taehyung menggaruk kepalanya yang tidaklah gatal.

Klek

Suara pintu kamar mandi pun terbuka. Eunha sudah muncul dengan piyama tidur pinky-nya, dengan handuk yang di jadikan sorban untuk menggumpal rambutnya yang basah.

"Siapa, Yerin-ah?" Eunha bertanya dengan berbisik.

"Kembaranmu." Jawab Yerin singkat.

"Kenapa dia menelponmu?" Tanya Eunha bingung, kali ini, Eunha berbicara seperti biasa. Sehingga, seseorang di balik layar dapat mendengar jelas suara Eunha.

"Harusnya, kau bertanya padanya. Kenapa dia menelponku?" Ucap Taehyung dari sebrang handphone sana.

Eunha segera menongolkan kepalanya tepat di samping Yerin.

"Kenapa kau menelponnya?" Tanya Eunha pada Yerin.

Yerin segera memutuskan teleponnya dan menyimpan handphone-nya asal.
Ia menarik napas dalam, lalu mengeluarkannya dengan kasar. "Sudah kubilang, aku ingin dekat dengannya. Dan, kau ingat? Aku kan tadi meminta id Line-nya padamu. Apakah kau tidak akan mengerti juga? Babbo-ya."

Eunha tampak menimang-nimang perkataan Yerin tadi. Dan, ya. Ia baru ingat sekarang. "Ahh.. Arraseo. Mianhae, mian. Aku sungguh tidak ingat. Oke deh, aku akan membantumu untuk dekat dengannya. Tapi, ingat. Setelah kau mendapatkan hatinya, kau tidak boleh berpindah ke lain hati, dan kau tidak boleh membuatnya terluka."

"Neoreul jinjjayo? Owwa.. Na haengbokhae. Gomawo, Eunha-ya." Yerin tampak senang dengan pernyataan Eunha tadi. Tentu saja, aku tidak akan berpindah ke lain hati. Mungkin, Taehyung adalah cinta terakhirku. Akan ku pastikan itu. Batin Yerin.

"Yaksok? (Janji?)" Tanya Eunha sambil mengulurkan jari kelingkingnya.

"Yaksok." Dengan senang hati, Yerin membalas uluran jari itu. Dan langsung mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Eunha. Sambil senyum terus menghiasi pipi chubby-nya.

"Sekarang, lebih baik kita tidur. Ini sudah malam. Kau kan bisa bertemu dengan Taehyung, besok."

"Siap Nona! Aku sangat bersemangat untuk tidur. Terima kasih untuk hari ini. Semoga tidurmu nyenyak. Dan semoga mimpimu indah."

Eunha mengembangkan senyumnya, melihat sahabat barunya itu merasa senang karena dirinya.

Clek.

Eunha mematikan lampunya. Selamat malam. Selamat tidur. Dan selamat bermimpi indah. Semoga besok, hari mu menyenangkan. --Kim Eunha.

.

.

.

Vomment jusseyo.

Annyeonghi gaseyo!

@arinruhamasabila

Is That Love? [EUNKOOK]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang