13

701 110 11
                                        

"Sebenarnya, kita akan kemana? Sebentar lagi malam, Tae. Seharusnya, kau mengajakku tadi siang." Eunha tak henti-hentinya menanyakan hal yang sama pada Taehyung.

Taehyung mengeluarkan napasnya kasar. "Sudah kubilang, aku sengaja membawamu malam hari, karena, besok adalah hari libur. Aku ingin kau menghabiskan waktu bersamaku malam ini. Sudah, sebaiknya kau diam saja. Sebentar lagi, kita akan  sampai ke taman malam." Ucap Taehyung sambil tetap fokus menyetir.

Menyetir, ha? Kau pikir Taehyung tak mempunyai mobil, kan? Salah, Taehyung itu adalah anak yang nakal. Bahkan, usianya belum cukup untuk mempunyai mobil. Tapi, dengan segenap jiwa dan raga, ia mengumpulkan uang untuk membeli mobil ini sendiri. Toh, itu pakai uang sendiri. Hebat sekali. Dan lagi, tahun depan, Taehyung akan pas untuk usianya.

"Nah, sudah sampai." Taehyung melepas seatbelt yang Eunha pakai terlebih dahulu.

"Aku bisa sendiri, Tae. Kau ini." Eunha mendengus.

"Aku tak ingin kau merusak mobilku. Jadi, aku berhak melakukan ini." Ucap Taehyung sombong.

"Jahat sekali." Eunha menarik bibirnya ke bawah.

"Changkaman. Aku akan membukakan pintunya untukmu." Taehyung membuka seatbelt dan pintunya, lalu, berjalan ke arah pintu Eunha.

"Silahkan, Nona manis." Taehyung menempatkan tangan kanannya di perut dan membungkuk, bak seorang pelayan putra.

Eunha tak bisa menahan tawanya. Ia tertawa terbahak-bahak di dalam mobil, melihat tindakan Taehyung yang sangat cocok seperti pelayan.

"Hahahaha.. Kau sangat cocok seperti itu. Aku tak kuat, Tae. Hahaha."

Taehyung menampilkan senyumannya yang paling manis, "Ayolah, Nona manis. Saya siap melayani Anda."

"Hentikan. Kau membuat perutku sakit. Hahaha."

"Mari, Nona. Malam ini adalah EunTae Night." Taehyung menggandeng tangan Eunha untuk keluar dari mobil.

"EunTae? Mworago? Terserah kau saja, deh." Eunha menyeka air mata yang dihasilkannya dari tertawa tadi.

Mereka berdua berjalan ke arah taman bunga yang di kelilingi oleh lampu-lampu yang berwarna-warni. Di tengah taman terdapat dua air mancur yang saling berhadapan. Sangat indah. Tapi, mengapa tempat ini sangat sepi sekali? Tak adakah pengunjung yang datang selain mereka berdua?

"Taehyung-ah, kenapa sepi sekali disini? Kemana perginya orang-orang? Aku takut jika sepi seperti ini." Eunha memeluk dan melingkarkan tangannya di lengan kiri Taehyung.

"Mengapa harus takut? Disini, kan, ada aku. Tidak perlu takut, ya, Uri Eunha." Taehyung langsung memeluk dan mendekap Eunha dengan lembut dan penuh kehangatan.

"Hangat." Ucap Eunha pelan. Namun, tetap saja telinga Taehyung yang tajam dapat mendengarnya.

Taehyung tersenyum, dan lebih mengeratkan pelukannya. Udara dingin tak boleh menyentuh Eunha-ku sedikit pun. Batinnya. Pelukan Taehyung seolah memberi kekuatan untuk Eunha. Berharap, agar Eunha sadar akan pelukannya ini. Berharap agar Eunha sadar bahwa, dirinya sangat sayang pada Eunha.

3 menit lamanya, Eunha merasakan kehangatan yang di berikan oleh Taehyung. Eunha lalu melepaskan pelukannya dari pelukan Taehyung.
Begitupun dengan Taehyung.

"Sudah tak takut lagi? Huh?" Taehyung menunduk untuk menyejajarkan tubuhnya dengan tubuh Eunha.

Eunha mengangguk dan tersenyum. "Eum."

"Charaesseo." Taehyung mengacak-acak rambut Eunha.

"Sebenarnya, aku telah mem-boking tempat ini, Eunha-ya. Makanya, disini sepi." Ucap Taehyung.

Is That Love? [EUNKOOK]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang