33

427 85 17
                                        

Silent Readers = BISULAN!!

*****

Yerin merasa bahwa dirinya harus masuk ke kamar rawat yang sedang di tinggali Eunha.

Tanpa mengetuk terlebih dahulu, Yerin membuka pintu kaca itu dengan pelan.

Taehyung segera menoleh untuk mendapati, siapa yang telah membukakan pintunya. Taehyung segera tersenyum hambar pada Yerin.

"Ternyata itu kau, Yerin-ah."

Yerin mengangguk dan mendekat ke arah Eunha. "Kau tak apa, Eunha-ya?"

"Jungkook sangat khawatir padamu. Begitu juga denganku. Jadi, ku mohon bangunlah." Ucap Yerin dengan menunduk.

Taehyung mendelik, "bukan hanya Jungkook saja, tapi aku juga."

"Aku tahu itu." Yerin mengangguk.

Suasana kembali hening. Tak ada yang memulai pembicaraan kembali. Mereka hanya saling berdiam diri, sambil menatap Eunha dengan penuh berharap.

"Taehyung-ah." Ucap Yerin dengan ragu.

Taehyung menengadahkan kepalanya, dan menatap manik mata Yerin. "Wae?"

"A-ada seseorang yang kau s-suka?"

Taehyung mengernyitkan dahinya. "Untuk apa kau menanyakan itu? Tentu saja, ada."

"S-siapa?"

"Seseorang yang sangat berarti bagiku." Taehyung tersenyum samar pada Yerin

Yerin hanya mengangguk untuk merespon perkataan Taehyung tadi.

Yerin memandang Eunha lekat. Dari pada, dirinya harus berbasa-basi pada Taehyung. Rasanya, menatap dan menunggu Eunha jauh lebih baik.

Jungkook beserta Yuju masuk ke dalam ruang inap, menampilkan wajah lesunya yang tak enak untuk dilihat.

"Eunha belum siuman juga?" Tanya Jungkook sambil mendekat ke arah Eunha.

Yerin hanya menggeleng.

"Eunha-ya, mengapa aku sangat sedih? Mengapa rasanya, hatiku sangat perih melihatmu seperti ini?" Jungkook menggenggam erat jari-jemari Eunha.

"Aku bingung sekarang, Eunha-ya. Aku sangat ingin melindungimu, tanpa harus berbuat kasar pada Tzuyu."

"Wae?" Respon Taehyung dingin, sambil menoleh ke arah Jungkook.

Jungkook mengernyit, tanda Ia tak mengerti. "Apa maksudmu?"

Bukannya menjawab, Taehyung malah berdiri sambil berkata, "ikut aku."

Taehyung sudah berjalan ke luar dari ruangan. Meninggalkan Jungkook yang sedang mengernyit dengan perilaku Taehyung saat ini.

"Tolong jaga Eunha untukku." Ucapnya seraya berjalan ke luar dari ruangan.

"Akan ku lakukan." Jawab Yuju.

*****

Jungkook mengikuti Taehyung sampai ke rooftop gedung rumah sakit. Entahlah, sampai sekarang, Jungkook masih bingung dengan sikap Taehyung padanya.

Bahkan, sekarang mereka hanya berdiam-diaman dan menutup mulutnya.

Jungkook merasa jengah pada Taehyung. Bagaimana tidak? Taehyung mengajak dirinya untuk mengikutinya, tapi, Ia hanya mendiamkannya sejak tadi.

Cih, menyebalkan! Batin Jungkook.

Karena kesabaran Jungkook sudah berada di dasar, Jungkook berbicara dengan menahan kekinya. "Sebenarnya, apa maksud dan tujuanmu mengajakku ke sini? Lihat, sedari tadi, kau hanya menutup rapat mulutmu itu. Kau kira, aku tak kesal menunggumu untuk berbicara?!'

Taehyung hanya mendengus, mengeluarkan napasnya kasar. "Kau ingat perkataanmu tadi?"

Jungkook kembali dibuat bingung olehnya. Apa lagi ini?

"Perkataanku yang mana, sih?! Jangan bermain teka-teki jika denganku."

"Kau ingin melindungi Eunha, tanpa harus berbuat kasar pada Tzuyu? Kau kira, itu gampang?"

Jungkook langsung mengerti, "Tzuyu kan wanita. Masa aku tega melakukan tindak kekerasan padanya? Mau ditaruh dimana harga diriku jika aku bermain fisik padanya?"

"Kau bilang, Eunha adalah cinta pertama dan terakhirmu. Kau bohong, Jungkook. Tzuyu adalah mantan tunanganmu dulu."

Jungkook segera mengatupkan mulutya rapat-rapat. Mengapa Taehyung mengetahuinya?

"Kau kira, aku tak tahu, bodoh?! Kau ingat, aku pernah berkata apa? Aku pernah berkata, bahwa aku tak akan melepaskan Eunha sepenuhnya. Bahwa aku akan akan mengambil Eunha darimu, jika kau membuatnya tak aman.--"

"--Dan sekarang, itu semua terbukti. Eunha selalu berada di posisi yang berbahaya jika bersamamu. Bagaimana mungkin, aku akan membiarkan Eunha bernasib malang, jika bersamamu?--"

"--Mulai sekarang, jauhi Eunha. Kau tahu? Tzuyu ingin memilikimu. Jika kau tak bersamanya, apakah Eunha akan tetap bertahan? Ku rasa, tidak.--"

"--Sekarang, aku membiarkan kau bersama Eunha, berdua. Tapi, setelah Eunha siuman, kau harus mulai menjauhinya. Aku mohon, Jungkook. Menjauhlah darinya jika kau ingin Eunha baik-baik saja."

Rasanya, bulir air mata jatuh ke pipi Jungkook tanpa aba-aba.

--Jungkook POV--

Ku rasa, bulir air mataku jatuh tanpa aba-aba. Mengapa hatiku seperti disiram air keras saat mendengarnya?

Apakah aku begitu merugikan bagi Eunha?

Apakah aku adalah sebuah benalu bagi Eunha?

Ku rasa, semua yang dikatakan Taehyung adalah, benar. Aku hanya mendatangkan sial saja pada Eunha.

Ya, aku egois. Aku pernah berbohong padanya, bahwa Eunha adalah cinta pertama dan terakhirku. Namun nyatanya, Tzuyu lah cinta pertamaku.

Tapi, aku sangat yakin dan sangat yakin, bahwa Eunha adalah cinta terakhirku.

Taehyung benar, aku harus menjauhinya jika aku ingin dirinya baik-baik saja.

Aku sangat bodoh, mengapa aku mendekatinya dan membuat dirinya menempel padaku, jika akhirnya aku tak bisa hidup bersamanya?

Bagaimana jika aku sudah memberikannya sepercik harapan? Aku yakin, Eunha dapat melupakanku.

Aku mengeluarkan napasku perlahan, lalu mendongak untuk merespon perkataan Taehyung yang membuatku menjadi sedikit sadar.

"Kau benar. Ku mohon, jagalah Eunha untukku. Aku ingin melihatnya tersenyum tanpaku. Ku mohon, jangan membuat Eunha merasa sedih karena ku."

"Tolong katakan padanya, bahwa aku sangat berterima kasih padanya, karena telah mengisi hidupku dengan keceriaannya. Aku menyayanginya."

Aku melangkah pergi meninggalkan Taehyung, yang sedang menatap kepergianku.

Aku harap, Eunha akan tersenyum tanpaku. Begitu juga, sebaliknya.

*****

TBC.

.

.

.

Annyeong!! Gimana, dapet gak feel-nya? Kalo masih enggak, jangan salahkan saya. Haha:v

Gak niat buat bikin baper, sih. Tapi, baper tidak, ya? (Bodo amat😛)

Jangan pada ngilang, vote dulu sini! 😕

See you~

@arin02_

Is That Love? [EUNKOOK]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang