Lona memandangi langit malam lewat jendela kamarnya. Dia tersenyum melihat bulan malam ini. Bulan bersinar dengan terang terlihat seperti sedang menghibur hatinya. Ia terlalu lelah memikirkan masalah-masalah yang menimpanya. Namun, dengan melihat bulan saja ia bisa sejenak melupakan masalahnya itu.
Ia lelah dengan kejadian yang telah menimpanya tadi pagi. Dikejar kakak kelas hingga terjatuh dan pingsan. Ketemu cowok aneh.
Lona duduk di sebuah kursi dan menyalakan laptopnya di meja belajar. Tiba-tiba ia mendengar suara mamanya yang berteriak-teriak memanggil namanya. "Lona...Lona...."
Lona segera bangkit dari tempat duduknya. "iya ma, ada apa?"
Mama Lona geleng-geleng kepala melihat anaknya yang masih memakai baju tidur. "ya ampun Lona, kamu kenapa belum siap-siap nak? Hari ini kan kamu akan mama perkenalkan dengan anak teman mama. Cepetan kamu ganti pakaian kamu!"
"iya,iya. Udah ah, mama cepetan keluar!" mama Lona segera keluar kamar dan menutup pintu.
###
Lona menuruni anak tangga. Dilihatnya seorang ibu bersama anaknya sedang duduk di sofa ruang tamu. Lona pun segera menghampiri mereka
Setelah sampai dihadapan sosok lelaki yang datang bersama teman mamanya. Lona pun segera menjulurkan tangannya dan tersenyum."Lona."Lelaki itu menyambut uluran tangan Lona. "Aksa."
"sudah...sudah..., kalian jalan gih berdua. Biar lebih akrab. Mama mau ngobrol dengan tante Neddy dulu ya, nak." Mama segera memberi kode untuk mengajak Aksa jalan ke taman belakang rumah.
"kamu kenapa senyum-senyum dari tadi? aku ganteng ya?" aksa tersenyum sekilas.
Lona menepuk jidatnya. "hah? Hahaha bercanda lo. Lo gak ngerasa dari tadi ada yang ngikutin lo?"
"ya ngerasalah. Dari tadi kan aku sama kamu. Ya berarti kamu lah yang ngikutin aku." Aksa duduk bersandar pada kursi taman.
"bukan. Maksud gue, itu cewek disebelah kanan lo. Dia lihatin gue mulu. Takut kalau entar gue mutilasi lo kali ya, atau ...," Lona berpikir sejenak kemudian berkata, "suka sama lo."
Aksa mulai bergidik ngeri dan seketika menjauh dari kursi. "sumpah lo?!" baru saja Aksa hendak berlari namun ia merasa ada yang menarik bajunya.
"eh, mau kemana lo? Lo duduk disini, temenin dia." Lona menunjuk kursi yang tadinya mereka duduki, " Gue mau pergi bentar."
" heh, lo mau kemana? Gue ikut. Lo nakut-nakutin gue sumpah." Aksa segera menarik lengan Lona.
Lona berbalik dan memegang pundak Aksa kemudian berkata pelan, "mama gue bilang kita mau dijodohin. Lo tau?"
Aksa mengangguk.
"gak usah ngarep perjodohan ini bakal berhasil. Lo terlalu cemen. Gue gak suka sama cowok cemen kayak lo." Lona menurunkan tangannya dari pundak Aksa. "mendingan sekarang lo pulang. Gue ngantuk . Mau tidur. Yaudah, sekarang gue anter lo ketemu mama gue biar lo bisa segera pamit pulang."
Aksa mendesah pelan kemudian mengangguk. Mereka pergi menemui Ashera, mama Lona untuk pamit pulang.
Akhirnya lo pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEVERANDAY
Short Story#800 in Short Story (14 Juni 2017) Setiap individu punya alasan. Alasan lebih memilih untuk mencintai, alasan lebih memilih untuk tetap bersama, alasan lebih memilih untuk diam, bahkan alasan lebih memilih untuk berlalu.