(Bab 10/Part 27) Dampak

44 6 6
                                    

Air mata mengalir dipipinya. Lona berlari sekuat tenaga. Tak peduli banyak orang yang menatap heran dirinya.

"Lona." Teriak Aby dari kejauhan.

Lona tak menghiraukan panggilan tersebut. Meskipun ia mendengarnya.

Aby berlari. Mengejar Lona kemudian menggenggam tangannya. "Kenapa kamu menangis?"

Lona tetap menangis. Tak sanggup menahan sakit dihatinya. Sakit yang tak berdarah.

"Hei, jangan nangis dong." Aby merapikan rambut Lona yang terlihat berantakan.

"Mengapa aku harus merasakan jatuh cinta kepadanya? Meski aku tahu, aku hanya dijadikan sebuah mainan." Lona diam sejenak. Mengusap air mata yang mengalir dipipinya. "Kata-katanya begitu manis. Aku terlalu bodoh soal cinta. Sehingga aku percaya semua kata-kata manisnya."

Aby menatap Lona heran. Namun ia masih memilih diam.

"Ku pikir cinta ini akan berakhir indah. Seharusnya aku sadar bahwa aku hanya berharap sendirian." Lona kembali menangis. Ia tak bisa menahan kesedihannya.

Lona memeluk Aby erat. Menangis, meluapkan semua kekesalan dan kesedihannya dalam pelukan Aby. Hanya saja ia tak tahu. Ada sepasang mata memandang mereka bedua. Ada pula hati yang tersakiti.

SEVERANDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang