(Bab 10/Part 29) Ada Luka

53 4 4
                                    

Lona melangkah setapak demi setapak menuju gerbang sekolah. Melewati detik demi detik hari ini terasa begitu melelahkan baginya. Tak ada yang menyenangkan.

Lona berhenti sejenak. Memejamkan matanya. Entah mengapa pandangannya tiba-tiba menjadi sedikit buram. Tubuhnya melemas.

Lona menghembuskan nafasnya. Ia yakin ia kuat. Kemudian kembali melangkah. Tiba-tiba saja tangannya ditarik paksa oleh seorang laki-laki.

"Ikut aku." Ucap lelaki itu sambil menggegam dan menarik paksa Lona agar mengikutinya.

"Ih. Lepasin Va. Sakit." Lona berusaha menahan langkahnya dan terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Alva.

"Gak. Pokoknya kamu harus ikut aku pulang. Aku yang ngantarin kamu pulang kerumah. Titik tak pakai koma." Alva masih terus menarik Lona. Tak peduli apakah Lona merasa sakit atau tidak.

"Apa hak lo maksa-maksa gue?" Bentak Lona membuat Alva berhenti malangkah. "Lo gak berhak ngatur hidup gue karena lo bukan siapa-siapa gue."

Alva membalikkan tubuhnya. Menatap Lona yang senang manatap dirinya penuh amarah.

"Karena gue mau lo ikut gue sekarang." Alva pun kembali menarik Lona dengan paksa.

Tiba-tiba saja Aby datang dan menghalangi langkah Alva. Ia melepaskan genggaman tangan Alva dari tangan Lona. "Lo tak berhak maksa-maksa dan narik-narik tangan Lona kayak gini."

Alva menatap Aby penuh amarah. Ia tak suka bila ada seseorang yang ikut campur urusannya. "Apa urusan lo ngelarang-ngelarang gue?"

Aby menggenggam tangan Lona yang terlihat memerah karena genggaman Alva yang terlalu kuat. "Gue.... Pacar Lona."

Lona sontak membulatkan matanya dan memandang Aby dengan tatapan heran. Sedangkan Alva memutar bola matanya dan tersenyum miring. "Yaelah. Cuma pacar doang."

Aby mulai menggeram. Mengepal tangannya yang siap mendaratkan sebuah pukulan di wajah Alva.

"Alva sayang. Antar aku pulang ya." Tiba-tiba Izza datang dan memaksa Alva mengantarnya pulang. Dengan terpaksa Alva pun mengantarnya. Mau bagaimana pun juga saat ini status dirinya adalah pacar Izza.

"Sana antar pacar lo pulang. Jangan ganggu-ganggu pacar orang." Aby tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan Lona tertunduk lemah. Hatinya bagai tersayat-sayat. Perih.

SEVERANDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang