(Part 31) Sapu Tangan Ungu

36 4 1
                                    

Lona berlari menjauh. Namun tetap saja air matanya mengalir. Dadanya terasa begitu sesak. Ia terus berlari sampai langkahnya terhenti tepat di depan pinta kelasnya. Ia diam sejenak. Menenangkan diri. Membuat seolah tak terjadi apapun pada dirinya, pada hatinya. Meski hatinya sudah hancur.

Ia menundukan wajahnya dan mulai melangkah masuk ke kelasnya. Tiba-tiba muncul sosok laki-laki yang membuat langkahnya kembali terhenti. Tangannya memegang sebuah sapu tangan berwarna ungu, warna kesukaan Lona.

"Nih, buat kamu." Laki-laki itu memegang tangan Lona dan meletakkan sapu tangan tersebut di atas tangan Lona.

Lona mengangkat kepalanya. Memandang wajah laki-laki tersebut. "Untuk apa?"

Laki-laki itu tersenyum, "kan udah aku bilang. Aku mau kamu selalu bahagia. Jadi, aku gak akan pernah ngizinin air matamu mengalir percuma."

Lona kembali menunduk. Ia merasa begitu miris. Seseorang yang ia sayang bahkan tak peduli dengan perasaanya. Namun sosok laki-laki yang berada di hadapannya begitu perhatian kepadanya. Satu per satu air mata mulai jatuh.

"Tuh kan. Kok nangis lagi sih. Aku hapus ya air matanya." Laki-laki itu mengambil sebuah sapu tangan berwarna ungu dari dalam tasnya. Kemudian mengusap air mata Lona.

Lona tersenyum memandang laki-laki dihadapannya. "Thanks."

Laki-laki itu pun tersenyum. "Urwel. Aku,kamu. Sekarang Kita punya sepasang sapu tangan berwarna ungu. Aku harap kamu mau menjaganya dengan baik. Seperti aku menjaga rasa ini untuk kamu. Aku yakin, suatu saat aku akan menjadi seseorang yang kamu sayangi dan kamu cintai."

Lona hanya diam. Tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

SEVERANDAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang