Chapter 9

2.7K 234 24
                                    

Happy Reading..
.
.
.
Yerin duduk disebuah ayunan sembari menunggu sinb membeli kapas dan obat merah. Lutut dan siku yerin terluka akibat mereka terjatuh di motor. Beruntung mereka berdua tidak tertimpa motor.
Setibanya sinb di tempat yerin duduk, sinb memerintahkan yerin untuk meluruskan kakinya dan yerin menurutinya. Sinb berjongkok untuk mengobati luka yerin dengan sangat hati hati. Erangan perih kadang terdengar di kuping sinb.

"Jika kau tidak bergerak semaumu tadi pasti kita tidak akan jatuh. Karena ulah mu motor ku jadi lecet" omel sinb setelah selesai mengobati luka yerin.

Yerin mengerucutkan bibirnya. Ya benar ini salah yerin tapi itu kan tidak sengaja.

"Mian sinb ssi. Aku tidak sadar dan tidak sengaja" yerin menunduk menerima salah.

Sinb menatap yerin yang tertunduk. Tidak pernah sinb melihat yerin merasa bersalah. Biasanya ia akan mrngomel dan membuat kuping sinb hampir tuli. Sinb menghela nafas. Bagaimanapun bukan sepenuhnya salah yerin. Sinb duduk diayunan sebelah yerin sembari membuka tas nya untuk mengambil permen kapas yang tadi dibelinya lalu disodorkan kepada yerin.
Tidak ada respon. Yerin masih saja menunduk memainkan ujung rok nya. Sinb mengambil tangan yerin sontak membuat yerin menatap sinb dengan heran.

"Ambil ini"

Sinb memberikan permen kapas ditangan yerin. Tatapan dingin sinb tidak lepas dari wajahnya. Yerin melihat permen kapas ditangannya. Senyumnya sedikit terlihat.

"Gomawo sinb ssi" sinb mengangguk menanggapi ucapan terimakasih dari yeoja disamping nya kini. Ingin rasa nya ia tersenyum. Namun gengsi sinb mengalahkan niatnya tersenyum.

Hembusan angin ditaman membuat wajah yerin lebih manis dari sebelum nya karena tiupan angin menggeraikan rambutnya kebelakang. Sinb terpana dengan kecantikan yerin. Kulitnya yang putih seperti susu, rambutnya yang panjang dan harum ditambah dengan senyuman yerin dan juga matanya yang ikut tersenyum.
Sinb memegang dadanya. Bukan karena sakit, melainkan jatungnya berdegub tidak karuan. Dan itu terjadi jika sinb bersama dengan yerin belakangan ini.
Sinb membulatkan mata nya terkejut saat rok yerin menyibak keatas menampilkan celana pendek sepaha terlihat. Sinb menelan ludah saat menatap paha mulus milik yerin. Dengan segera sinb mengalihkan pandangan nya. Yerin bergegas menurunkan rok dan menahan nya supaya tidak lagi tertiup angin. Yerin sadar jika sinb barusan melihat area pahanya. Wajahnya berubah menjadi merah menahan malu dan tentunya yerin sangat kesal. Harusnya sinb tidak melihatnya.

"Kau melihatnya" ketus yerin

"Tidak"

"Kau pasti melihatnya"

"Aku tidak sengaja melihatnya. Tapi sedikit"

"Yaaaakkkk dasar namja mesum" yerin bangun dan segera menjewer kuping bahkan menjambak rambut depan sinb.

"Aa aaa appo. Yerin-ah" ringis sinb.

Yerin melepaskan sinb. Yerin menunjuk hidung sinb sedangkan sinb mengelus kepalanya yang sakit akibat ulah yerin.

"Sekarang antar aku pulang!" Marah yerin

"Tidak usah diberitau aku juga akan mengantarmu. Aku tidak mau berlama lama dengan yeoja mengerikan seperti mu" sinb berdecak kesal.

Yerin berjalan lebih dulu menuju motor sinb terparkir di pinggir jalan disusul sinb dengan wajah kesal luar biasa.
.
.
.
Setahun sudah mereka berenam menjadi teman. Sekarang mereka sudah berada dikelas 3 SouMu High School. Bahkan mereka berada di akhir akhir sisa masa sekolah mereka karena sebentar lagi ujian kelulusan tiba.
Seperti sekarang ini. Sinb Sowon Yuju Eunha Yerin dan Umji sedang duduk dikantin. Oh jangan lupakan juga somi ada diantara mereka. Sama seperti biasanya, somi akan melekat pada sinb hingga membuat yeoja disebelah somi melirik sinis tidak suka. Siapa lagi kalau buka yerin. Bukan tidak suka tapi lebih seperti um.. risih..
Eunha? Dia tidak tau kenapa perasaan nya mendadak berubah menjadi biasa biasa saja terhadap sinb. Apa karena sowon yang selama ini sering berada disampingnya? Sowon yang selalu ada untuknya bagaimanapun kondisi nya? Apa mungkin eunha mulai menaruh hati pada sowon? Ntah lah.
Melihat eunha, Sowon menggenggam tangan gadisnya yang berada dibawah meja. Ia menatap eunha, berharap eunha baik baik saja melihat sinb bersama somi. Tapi sepertinya Eunha baik baik saja. Buktinya eunha membalas genggaman tangan sowon sambil tersenyum. Tidak lagi murung dari biasanya melihat sinb bersama yeoja lain.

Under Our Sky {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang