Chapter 38

2.2K 227 67
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Lewat belasan hari dari peristiwa menyedihkan juga menegang telah berlalu. Samuel duduk berhadapan dengan seseorang yang mengenakan pakaian tahanan. Menatap pandangan kosong orang tersebut. Samuel menghela nafas. Sosok pria dihadapan samuel masih sama, terlihat penuh tekanan hingga tubuhnya pun mulai kehilangan berat badan. Sidang akan dilakukan tiga hari lagi. Para polisi sudah mengantongi sejumlah berkas perkara dan bukti.

"Aku berakhir menyedihkan" taehyung tersenyum tipis. Samuel tak berbicara. Ia memilih mendengar apa yang akan dikatakan taehyung selanjutnya.

"Apa yang harusnya tetap ku miliki sudah lenyap. Aku kehilangan kemegahanku, nama baik ku, kekuatanku. Aku juga kehilangan ibu, ayah, dan adik ku. Bahkan orang yang aku cintai menderita karena aku. Tidak kah ini balasan yang pantas untuk semua perbuatanku? Samuel?" Taehyung memejamkan mata. Tak sanggup memandang adiknya sendiri.

"Penyesalanku sekarang tak berarti apapun untuk mengubah segalanya. Aku baru mengerti kalimat ibu dulu pada kita berdua setelah aku dihantam dan diremukan oleh kenyataan dan penyesalan" lanjut taehyung masih memejamkan matanya.

"Seseorang pernah berkata padaku. Ketika nafsu duniawi sudah menutup rapat mata hati seseorang, melupakan mana yang baik dan buruk, maka akhir dari itu adalah kerugian diri dan penyesalan jika saja orang itu lambat menyadarinya" samuel mengalihkan pandangan sembarang arah.

"Kau hyung ku, tapi aku tak bisa membantumu agar terbebas dari jerat hukum. Itu adalah kesedihanku. Kau yang mengambil langkah serta jalanmu sendiri hyung. Ketika aku sudah mencegahmu, tapi kau sudah menjauh dariku. Aku tak bisa mengejarmu karena aku tau, jalan yang kau ambil adalah jalan gelap. Kau boleh mengatakan aku egois karena tak berusaha menarik dirimu untuk kembali kepada titik terang. Itu karena aku tak ingin ikut masuk dalam jalan gelap yang kau pilih" lanjut samuel. Pemuda yang lebih muda dari taehyung, berdiri dari kursinya setelah seorang polisi memberitahu jika waktu besuk telah habis.

"Aku akan berkunjung kembali dua atau tiga hari lagi. Jaga dirimu disini" samuel menghela nafas sejenak sebelum meninggalkan taehyung. Pemuda tampan itu menunduk setelah apa yang dikatakan adiknya. Ia sampai tak sadar jika saat ini ia menangis menyesali yang terjadi.

.

.

.

Yerin kembali mengunjungi sinb. Membawa sekantung buah-buahan untuk kekasihnya dan beberapa makanan ringan. Yerin membuka sedikit pintu, mengintip pemuda yang terbaring diranjang pesakit masih memejamkan matanya. Memasuki ruang rawat sinb hati hati, yerin menaruh bingkisan yang ia bawa di sofa yang tersedia diruang rawat sinb. Yerin menghampiri sinb kemudian mengusap rambut kekasihnya. Memandang wajah sinb yang tenang ketika tidur. Masih tetap tampan meski luka diwajahnya masih sedikit membekas.

'Kebahagianku ada padamu sinb. Aku sangat bersyukur dan berterimakasih pada tuhan karena mengabulkan permintaanku dan mengizinkan kita untuk tetap bersama didunia ini' batin yerin.

Yerin tak habis pikir jika saja saat itu sinb benar benar akan meninggalkannya. Ntah apa jadinya ia jika sampai itu terjadi.

Empat hari yang lalu yerin mengunjungi sinb bersama eunha dan umji dirumah sakit. Saat itu, yang menjaga sinb adalah yoong dan hyoyeon. Namun yerin melihat yoong dan hyoyeon terlihat gelisah. Tiba tiba saja pikiran buruk yerin tentang sinb melintas begitu saja.

Flashback on

Yerin segera menghampiri yoona dan hyoyeon. Ia yakin jika telah terjadi sesuatu didalam sana.

"Oppa. Apa terjadi sesuatu?" Tanya yerin terlihat khawatir.

"Aku tidak tau. Sinb tiba tiba saja kejang kejang seperti meronta. Dokter sedang menangani sinb didalam" ujar yoong.

Under Our Sky {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang