Chapter 23

2.1K 236 44
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Jinyoung berada diruang kerjanya. Kepala jinyoung berdenyut memikirkan tentang yerin ditambah lagi seluruh aset berharganya sudah dikuasi oleh adik kandungnya sendiri.

Pintu ruang kerja jinyoung terbuka. Jinyoung sudah tau siapa yang akan datang, jadi tidak perlu melihat orang tersebut karena sebelumnya jinyoung sudah menghubungi orang tersebut.

"Duduk lah taehyung"

Suruh jinyoung mempersilahkan orang tersebut yang ternyata taehyung.
Taehyung menurut, dan segera duduk. Taehyung tau apa yang akan dibicarakan jinyoung dan dipinta jinyoung tanpa jinyoung memberitahu semuanya.

"Ada apa paman?"

"Aku dalam masalah besar. Adik ku sendiri menikamku dari belakang"

"Maksud paman?" Heran taehyung berpura pura tidak tau. Lantas jinyoung menceritakan semua yang ia alami kepada taehyung.

"Jadi kuharap kau mengerti. Mungkin kita tidak bisa melanjutkan perjodohan ini. Aku sudah tidak memiliki apapun untuk dibanggakan keluargamu"

"Ck. Paman jong sangat licik. Kau tak perlu khawatir paman. Aku akan membantumu untuk mengambil seluruh aset berhargamu. Dibantu appaku. Appa pasti mengerti situasi ini paman. Dan.. aku mencintai yerin bukan karena harta paman" senyum taehyung membuat jinyoung bisa bernafas lega sekarang.

"Aku tidak salah memilihmu menjadi calon menantuku taehyung. Kau sangat baik hati" puji jinyoung.

'Ne. Aku memang baik hati. Apapun caranya untuk mendapatkan yerin itu bukan masalah paman. Termasuk membantu paman jong membuatmu bangkrut. Dengan begini, aku bisa mendapatkan yerinku, Perusahaanmu, menyingkirkan sinb dan juga membuat paman jong menjadi gelandangan karena sudah melawan perintahku' batin taehyung.
Setelahnya, taehyung pamit pulang.

🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴🔴

"Taeyeon, apa yang harus aku lakukan. Aku bimbang" keluh yuri

Taeyeon dan yuri berada di cafe milik sooyoung. Mereka sengaja berkumpul karena yuri yang memintanya.

"Yul. Kau tau jika anakmu, sinb, sangat mencintai yerin. Tak pantas rasanya kau menyuruh sinb menjauhi yerin" taeyeon memandang sahabat sekaligus rekan kerjanya.

"Aku tau itu. Tapi, jika itu anak jinyoung hyung. Aku tidak setuju"

"Wow wow. Aku tertinggal obrolan menarik?" Sooyoung datang dengan sepiring burger berukuran jumbo ditangan nya. Sooyoung ikut duduk bergabung dengan kedua sahabatnya.

"Ck. Si shiksin ini. Aku tidak habis pikir. Bagaimana perut karet ini tidak bisa mengendapkan lemak ditubuh cungkringmu itu" sinis taeyeon.

"Dan aku tidak habis pikir, bagaimana mungkin si pendek byun ini bisa mendapatkan istri yang sedikit lebih tinggi darinya" sooyoung membalas menyindir taeyeon.

"Yaa! Aku disini sedang galau. Gelisah, resah memikirkan nasib anak ku. Pahamilah keadaanku teman" kesal yuri

"Oh maaf yul. Jadi itu masalahmu? Tentang sinb dan anak jinyoung. Siapa itu nama anaknya?"

"Yerin" kata yul dengan lemah.

"Ah iya yerin. Tak perlu galau teman. Nikahkan saja mereka" kata sooyoung asal. Alhasil malah dapat tatapan pembunuh dari yul.

"Wae? Aku salah bicara? Mereka saling mencintai bukan? Daripada mereka melakukan hal gila yang akan membuat kau menyesal atau malu nantinya." Perkataan pintar sooyoung sepertinya menyinggung masalalu yuri dan jessica. Mungkin jika sooyoung bukan sahabatnya, sudah dipastikan yuri akan membenamkan sooyoung kedalam tanah. Sedalam mungkin.

Under Our Sky {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang