Chapter 29

3.2K 219 74
                                    

Happy Reading!!
.
.
.

Minho bersandar dikursi empuknya, ia begitu terlihat frustasi dengan kendala yang menghadangnya saat ini. Victoria yang baru saja selesai dengan tugas nya menghampiri minho. Ia melihat layar komputer milik minho sebelum memandang wajah menyedihkan rekan tim nya. Minho.
Harus di akui memang, semua kerja keras tidak selalu berjalan mulus sesuai kehendak tiap orang. Termasuk minho.

"Apa ada masalah?" Victoria menarik kursinya lalu ia seret kesamping minho.

"Dibuat rumit. Sial! Hampir seluruh ruangan disana sudah kupasang penyadap dan hampir seluruh kode akses cctv sudah ada ditanganku" minho mengeluh tapi juga merasa kesal.

"Waktu kita tidak banyak. Jangan menunggu sampai besok. Aku tidak ingin menunda lagi minho-ya"

"Arraseo. Aku akan berusaha. Hanya ada beberapa ruangan yang belum bisa aku kuasai. Ruang bawah tanah, dua kamar misterius dan sebuah gudang"

"Pantas taemin menyuruhmu menyusup kesana dan menyamar sebagai ahli listrik dan cctv pribadi si tua bangka itu. Tapi.. kenapa tak dari dulu saja taemin menjalankan misi ini ya"

"Beresiko jika hanya tim kita saja vic. Taemin pun tidak ingin ambil kemungkinan terburuk yang ada jika ia gegabah dalam mengungkap kim mingyu secara sembrono. Aku tau taemin, dia tidak akan mungkin bisa melangkah tanpa rencana yang mantap sebelumnya. Beruntung pula kita dibantu beberapa anak kuliahan yang juga dendam pada mingyu dan anaknya itu"

"Kau benar. Terkadang, senyuman taemin itu menyimpan sejuta pertanyaan dan pemikirannya yang menganggumkan"

"Kuharap taemin menemukan apa yang ia cari selama bertahun tahun ini. Semoga keberuntungan menyertai kita. Cha.. bantu aku.. aku mau ini selesai dalam hari ini juga"

Victoria mengangguk setuju dan memulai membantu minho dalam menyelesaikan segala tugas yang merepotkannya itu. Taemin yang sejak tadi berdiri dibalik pintu hanya menampilkan senyumnya sembari menggenggam sebuah kalung berhuruf TN ditangannya. Dia tidak sedang memperhatikan kinerja minho maupun victoria, tanpa diperhatikan pun minho dan victoria memiliki kinerja yang pantas diacungi jempol. Hanya saja taemin sedang ingin bersandar dibalik pintu ruang itu.
.
.
.

Hujan...
Menurut sebagian orang, hujan merupakan lambang dari sebuah kesedihan yang mendalam. Ada pula yang mengatakan hujan adalah berkah tuhan untuk manusia. Hujan pula lah yang menjadi sebuah becana besar atau pun sumber kelangsungan hidup makhluk hidup dimuka bumi ini.

Sepasang kekasih berlari diderasnya hujan yang mengguyur tubuh mereka. Tak ada tempat yang pas untuk mereka berlindung. Bukit favorit yang sering mereka kunjungi tidak menyediakan tempat berlindung. Bahkan pohon rindang disana tak sanggup menahan air hujan yang mulai membahasi keduanya. Lalu Si pria berkata..

"Cepatlah.. hujan semakin deras"

Lalu si wanita berkata..

"Pepatah selalu benar. Sedia payung sebelum hujan" si pria hanya terkekeh geli meski hanya kekehan kecil tanpa suara.

Cukup jauh pria tersebut menarik sang gadisnya  untuk mencari perlindungan. Meski ia tau berlindung pun tidak akan membuat kering pakaian keduanya. Sampai disebuah halte mereka berhenti dengan si pria yang masih menggenggam jemari sang gadisnya.

"Apa dingin?" Tanya sinb.

"Tidak aku kepanasan" ketus yerin. Sinb hanya tersenyum tipis. Senang rasanya mendapati yerin memasang wajah masamnya lagi. Satu dari ekspresi menggemaskan yerin. Sinb meraih kedua tangan yerin, ia terlihat sedang menggosok gosokan telapak tangan nya pada tangan yerin. Tak lupa meniup nafas hangatnya pada punggung tangan yerin. Tak ingin membiarkan jibang hidup kesayangannya kedinginan. Yerin hanya tersenyum hangat. Sehangat nafas lembut sinb.
Setelah dari pagi mengikuti yerin, hingga siangnya ia melihat yerin yang ditinggalkan begitu saja oleh tunangan yerin, sinb sengaja menemui yerin setelah sekiranya taehyung tak didekat yerin. Sinb memutuskan mengajak yerin jalan jalan disekitar taman kota, dan sore harinya mereka mengunjungi danau, hingga ketika malam menjelma mereka berakhir dibukit bintang karena yerin yang memintanya dari sinb. Ya meski mereka kehujanan.

Under Our Sky {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang