Chapter 31

2K 225 38
                                    

Happy Reading!
.
.
.

"Siapa kalian!!?" Baru juga keluar dan menutup ruangan mingyu. Suara dibelakang mereka membuat keduanya mematung.

"Shit!!" Gumam sinb.

"Yolo yolo yah" gumam yoong.
.
.
.

Keringat dingin mengucur di pelipis sinb dan yoong. Knop pintu yang digenggam yoong masih setia yoong genggam. Sinb sendiri mendadak dihinggapi rasa takut luar biasa. Belum lagi pikiran negatif tentang apa yang terjadi setelah ini sudah bermunculan.

"Aku tak ingin balapan" ujar seseorang dibelakang kedua kwon bersaudara itu.

"Huh??" Heran yoong dan sinb menatap satu sama lain. Sinb memberanikan diri menoleh kebelakang, melihat siapakah gerangan yang membuat mereka berdua takut bukan main.

"He?" Sinb memasang wajah super duper mega ultra kagetnya. Ternyata dibelakang mereka adalah bungsu kim. Adik kim taehyung. Kim Samuel. Kelihatannya anak itu mengalami sleepwalk. Tidur berjalan. Sial! Dikira akan ketahuan, nyatanya bocah tersebut sedang mengigau.

"Sialan!" Umpat yoong.

"Kita harus bergerak cepat hyung. Waktu kita tinggal 25 menit lagi" ujar sinb. Yoong mengangguk cepat. Langkah selanjutnya, mereka harus segera pergi dari kediaman mingyu. Taemin dan yang lain juga sudah berada di mobil.
.
.
.

Sowanto. Oh maaf, maksudnya sowon, pria jangkung tersebut memperhatikan setiap transaksi yang berlangsung. Barter. Menukar barang dengan barang lain nya. Kali ini mingyu menukarkan se koper bubuk heroin dan tiga kilo daun ganja kering untuk ditukar dengan senjata api otomatis maupun non-otomatis. Sowon melirik beberapa anak buah klien mingyu yang kini sedang menyembunyikan tangan kanan mereka dibelakang punggung. Sowon mendekati mingyu membisikan sesuatu pada pria paruh baya tersebut.

"Boss. Gerak gerik mereka mencurigakan" bisik sowon.

"Aku tau itu. Tetap berada disekitarku" gumam mingyu.

Sementara diluar, kai tersenyum simpul sembari memainkan pistolnya.

"Petiklah bunga. Lepaskan kelopaknya" itu adalah aba aba dari daniel lewat alat yang menempel pada kuping masing masing anak buah mingyu. Atau bisa disebut headset bluetooth.

Petiklah bunga. Lepaskan kelopaknya. Itu bukan lah sebuah sajak indah atau pribahasa. Melainkan sebuah perintah untuk bersiap siap memegang senjata masing masing dengan tujuan menyingkirkan anak buah dan boss dari klien mingyu. Seperti info yang mingyu terima. Klien kali ini berniat ingin menghabisinya ketika selesai melakukan transaksi punukaran.

"Aryujuna. Pastikan kau tak menyimpan senjatamu didalam saku maupun punggungmu. Tetap pegang erat senjatamu. Sebentar lagi permainan akan dimulai" ujar kai berbisik pada yuju.

Didalam gedung mingyu tersenyum miring memandang kliennya. Seringai licik itu begitu saja muncul. Bukan hanya seringaian, tapi juga kerja otaknya mulai menerka peristiwa selanjutnya. Kemenangan ditangan seorang kim mingyu.

"Didalam kendi yang besar, bukan tak mungkin ada ular didalamnya" ujar mingyu. Klien mingyu bernama hongdae menukik sebelah alis mata diiring kekehan kecil.

"Ular itu akan mematuk siapa saja yang membuka penutup kendi itu. Bukan begitu mingyu ssi?" Ujar hongdae.

"Banyak hal yang bisa saja terjadi dalam transaksi gelap ini hongdae ssi. Pengkhianatan sudah tentu berada dalam pihakmu" iris mata hitam mingyu menatap hongdae seakan sudah membaca habis isi dalam sebuah note kecil rahasia. Sowon masih bingung dengan apa yang dikatakan mingyu dan hongdae. Perkataan para mafia sangat membingungkan. Lebih membingungkan dari yang selalu taemin ucapkan padanya.

Under Our Sky {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang