Chapter 28

2.5K 230 80
                                    

Happy Reading!
.
.
.

~~》Satu Bulan Lebih Kemudian...《~~

Jika dalam sebuah vas bunga terdapat setangkai bunga mawar yang mulai layu, namun dalam vas bunga tidak lagi di isi air, apa yang kau lakukan? Membiarkan nya begitu saja sampai bunga mawar cantik itu benar benar mati? Atau, kau akan mengisi air kedalam vas bunga membuat setangkai mawar yang kau jaga kembali segar? Itu semua bergantung pada pilihan mana yang kau pilih. Roda pada kereta kencana akan terus berputar. Sama hal dengan kehidupan. Ada kalanya kau akan berada di atas lalu berada dibawah. Dan begitu seterusnya. Seperti rotasi bumi mengelilingi matahari dan bulan sendiri mengitari bumi. Langit tak akan mampu untuk digapai, tapi, langit akan senantiasa tersenyum memandangmu ketika kau juga memandangnya. Langit akan meruntuhkan air matanya seiring dengan kau meruntuhkan air matamu.

Kebaikan, kejahatan, pengorbanan, bertahan, mengalah, keegoisan, kesedihan, kebahagiaan dan sebagainya adalah jenis jenis perjalanan hidup manusia. Suatu ketika, kerumitan masalah datang berlarut larut. Apa kau akan membiarkan nya? Jangan. Jangan biarkan kerumitan masalah menelanmu dalam sebuah palung bernama penyesalan. Diam bukan berarti tidak bergerak, tapi diam memikirkan jalan keluar untuk sebuah masalah adalah yang terbaik dibanding hanya mengandalkan rasa pasrah dan emosi sesaat. Lelah? Tentu. Kau pasti akan merasa lelah. Lelah untuk lagi berjuang demi kebahagianmu yang hampir pada gerbang kebahagianmu sendiri, itu bukan lah pilihan yang patut kau pilih.

Dedaunan sebuah pohon berguguran menapak bumi. Membiarkan daun lain tumbuh menggantikan daun yang gugur. Memejamkan mata, menyandarkan punggung pada sebuah pohon rindang. Membiarkan aura dingin menusuk tulang dan menggrogoti kulitnya. Malam ini bahkan sama seperti malam malam yang lalu. Hampa. Setidaknya langit masih bersedia memberikan sedikit senyum lewat perantara bintang yang kian berkelap kelip menontonkan cahayanya yang berbeda warna.

"Aku.. merindukanmu.. lebih.." pemuda bersurai hitam berwajah sedingin es namun hangat sehangat mentari pagi. Ntah ini tangisan yang keberapa pun ia tak lagi menghitungnya. Bahkan rumput seakan mulai enggan menyaksikan kepedihan yang dialami pemuda bernama lengkap Kwon Sinb.

Matanya terbuka, pandangannya mengarah kelangit lalu tersenyum lirih. Berharap orang yang dicintainya merasakan betapa rasa rindu yang ia rasa sudah tak dapat lagi ia bendung. Bisakah waktu berputar kebelakang sejenak? Menghentikan di masa itu. Saat tangan halus gadis manis bernama yerin ia genggam, menatap mata cantik yerin, mengecup berkali kali bibir ranum dan manis milik yerin. Bisa kah?

"Dalam sebuah kegelapan, masih ada sedikit cahaya untukmu berjalan. Setiap air keruh, bisa menjadi jernih. Rasa manis madu tidak akan pernah terlepas dari rasa masam" sinb menoleh kesamping sekilas sebelum kembali menatap lurus kedepan. Taemin, namja itu berdiri bersandar disamping sinb, mengulas sebuah senyum meski ia tau pasti, sinb tak akan membalas senyum nya.

"Berhenti bersikap lelah jika ingin merebut kembali apa yang harusnya tetap menjadi milikmu. Rasa lelahmu bisa mengacaukan semua usahamu sinb ssi" ujar taemin.

"Arraseo" hanya satu kata yang keluar dari bibirnya.

"Ikut aku. Tak seharusnya kau berada disini sementara yang lain menunggumu dimarkas ku"

##########################

Dalam sebuah ruangan tidak terlalu luas, tapi jangan salah. Didalam ruangan persegi terdapat beberapa pintu rahasia. Ruangan itu adalah markas taemin. Tak ada yang tau tempat itu selain taemin dan orang yang dipercayai taemin.

Sowon, yoong, dan yuju duduk disofa. Sementara moonbyul sedang membeli cemilan. Hyoyeon sendiri sedang menulis sesuatu dibuku agenda miliknya.

Sinb dan taemin memasuki ruangan meski hanya taemin lah yang menampilkan senyum. Sinb? Jarang lagi menampilkan senyum lebarnya. Hanya sebuah lengkungan tipis dibibirnya dengan terpaksa. Taemin mengedarkan pandangan nya mencari sosok moonbyul.

Under Our Sky {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang