Chapter 32

2.1K 217 63
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Taehyung duduk menyilang kaki. Di depan nya sudah ada kai. Ia memanggil kai karena ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada kai. Sesuatu yang mengganjal pikiran nya. Bukan tentang transaksi berdarah kemarin malam. Transaksi itu tak menarik bagi taehyung. Itu sebabnya ia hanya duduk diam didalam mobil. Tapi ini Tentang kedua anak buah baru ayahnya. Terutama sowanto. Taehyung menyimpan rasa penasaran terhadap sowanto. Jika benar apa yang taehyung curigakan, maka bukan tak mungkin, sinb dan yuju berada didalam mansion mereka sebagai mata mata. Taehyung bukan lah orang yang mudah percaya pada sesuatu yang baru. Semua harus diketahui jelas, sejelas jelasnya tanpa ada setitikpun kesalahan yang bisa saja membuatnya didalam posisi yang merugikan. Apalagi mengancam nya ataupun ayahnya.

"Apa kau mengenal kedua anak buah baru ayah dengan dekat?" Tanya taehyung.

"Tidak. Yang aku tau mereka berdua adalah mantan pembunuh dan perampok" jawab kai sekena nya.

"Begitu" taehyung tersenyum simpul. Masih belum puas mengetahui anak buah yang baru ayahnya.

"Cari tau tentang keduanya. Beri aku laporan rinci dan lengkap dari keduanya" ujar taehyung. Kai mengangguk patuh pada perintah taehyung dan keluar meninggalkan kamar taehyung. Taehyung merogoh ponselnya, wajahnya tersenyum hangat menatap wallpaper bergambar wanita manis diponselnya. Siapa lagi kalau bukan yerin.

"Hm. Aku ingin mengunjungi rumah yerin. Jadi merindukan tunanganku itu. Kkk" kekeh taehyung dan bergegas menyambar kunci mobilnya dimeja.
.
.
.

Samuel adik taehyung, diam diam memperhatikan seseorang yang berkutat didapur. Sepertinya orang tersebut sedang kebingungan memilah milih bahan untuk dimasak. Diam diam samuel mendekati orang tersebut dan..

PLAAK!

"Yaa!!" Keluar sudah teriakan khas pria dari orang tersebut yang ternyata adalah sinb.

"Ekhem yaa!" Sinb segera merubah suaranya menyerupai suara wanita.

"Tidak sopan. Memukul butt wanita yang bukan mukhrim itu dosa ya tuan muda" omel sinb berlagak layaknya seorang yeoja.

"Arra arra jolly nuna. Eh iya jolly nuna. Saebyuk nuna kemana? Biasanya kalian akan selalu bekerja berdua" heran samuel sembari menyandarkan tubuhnya pada kulkas.

"Saebyuk hyu- ah saebyuk unnie sedang menemani ahjuma shin berbelanja" ujar sinb masih menggunakan suara ala wanita.

'Menyusahkan sekali penyamaran ini!' Keluh sinb membatin.

"Dimana tuan muda taehyung, tuan muda samuel?" Tanya sinb.

"Cih. Untuk apa menanyakan dia. Mereka itu cuma manusia tak penting. Ayah dan hyung sama saja. Memikirkan diri mereka sendiri. Apalagi ayah selalu mengangkat angkat nama taehyung hyung dihadapan ku. Selalu membandingkan aku dengan dia. Jika saja takdir dapat dipilih, aku akan memilih untuk tak ditakdirkan memiliki ayah dan hyung yang tak punya hati seperti mereka" ujar samuel. Sinb memandang raut wajah samuel. Wajah yang dipenuhi rasa kebencian dan ketidak-sukaan pada keluarga nya sendiri. Memang tak jarang sinb selalu mendengar pertengkaran antara samuel, ayahnya dan taehyung. Hampir setiap hari mungkin.

"Maksud tuan muda?" Sinb sangat penasaran kenapa samuel selalu menentang ayahnya dan taehyung. Pasti ada sesuatu yang menarik dibalik cerita itu. Pasti.

"Lupakan saja" ujar samuel dingin.

"Tuan muda tak mau menceritakan beban tuan muda padaku? Coba lah bercerita sedikit tuan muda. Aku tau jika tuan muda pasti lelah menyimpan nya terlalu lama" sinb membujuk samuel agar mau menceritakan tentang keluarga mingyu.

"Hhh iya. Aku sangat terbebani. Aku ingin cerita. Tapi..." samuel menatap sinb.

"Tapi..??" Heran sinb.

Under Our Sky {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang